WartaPenaNews, Jakarta – Ketegangan yang terjadi antara militer Afghanistan dan Taliban tetap memanas bahkan saat bulan Ramadhan tiba. Taliban menegaskan tak mau melakukan gencatan senjata meskipun wabah Virus Corona tengah melanda sekaligus memasuki bulan puasa.
Pekan lalu, baku tembak antara personel militer Afghabistan dan milisi Taliban terjadi di sebuah tambang di Provinsi Logar. Tak hanya itu, serangan kelompok milisi ini juga menewaskan 11 personel militer Afghanistan di Provinsi Sar-e-Pul.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, sudah menghimbau kepada kelompok milisi Taliban agar mau melakukan gencatan selama Ramadhan. Sayang, himbauan Ghani justru tak ditolak mentah oleh Taliban.
Taliban terus menganggap bahwa pemerintah yang dipimpin oleh Ghani tak beda dari sekedar boneka asing, dalam hal ini Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Dua Pekan Diterapkan, Kendaraan yang Melanggar Aturan PSBB di Tol Jorr-S Menurun Drastis
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, menyebut permintaan gencatan senjata yang dilayangkan pemerintah Afghanistan tidak rasional.
“Meminta gencatan senjata tidak rasional dan tidak meyakinkan,” tulis Shaheen di akun Twitter pribadinya.
Sikap Taliban ini tak lain untuk mendesak pasukan AS yang masih menduduki Afghanistan untuk angkat kaki dari negara itu. Sebab dalam kesepakatan yang ditandatangani Taliban dan AS awal tahun ini, pasukan AS diharuskan meninggalkan Afghanistan setidaknya hingga Juli 2021 mendatang. (mus)
