WartaPenaNews, Jakarta – Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, perkembangan penanganan COVID-19 sudah berjalan baik.
Namun, pada perkembangan mingguan, masih terdapat catatan untuk beberapa provinsi yang ada di Tanah Air. Perkembangan kasus COVID-19 tingkat nasional pekan ini cenderung ke arah yang kurang baik dibanding pekan sebelumnya. Terjadi peningkatan kasus positif sebesar 8,2 persen.
“Jangan sampai yang terlihat tren penurunan kasus yang semu. Karena tren penurunan kasus minggu lalu ternyata diakibatkan testing (pemeriksaan) yang juga menurun. Hal ini jadi pembelajaran kita semua terlepas ada masa libur. Dan daerah harus menggencarkan 3T (testing, tracing dan treatment),” kata Wiku dalam konferensi pers dikutip dari akun YouTube BNPB Jakarta, Rabu, 11 November 2020.
Pada pekan ini juga, Satgas Penanganan COVID-19 mengapresiasi lima provinsi yang pada pekan lalu berhasil keluar dari lima besar provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi. Di antaranya Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DIY, Papua Barat, dan Papua.
Maka dari itu, ia berpesan agar prestasi ini dapat dipertahankan dan terus ditekan penambahan kasus aktifnya.
Meski demikian, yang sangat disayangkan, provinsi yang sebelumnya keluar dari lima besar, pekan ini malah kembali masuk lima besar. Yakni Jawa Tengah naik 919, Jawa Barat naik 833, DKI Jakarta naik 410, Kalimantan Timur naik 207, dan Kalimantan Barat naik 199.
“Kenaikan (pekan ini) terpusat pada Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Dimohon lima provinsi ini untuk jangan lengah, kami melihat tren lima besar bahwa lima besar penambahan kasus positif mingguan tertinggi, masih konsisten pada 10 provinsi pekan ini dan sebelumnya. Tidak ada perubahan secara signifikan,” ujarnya.
Sama halnya dengan kasus aktif, penambahan kasus kematian mingguan juga mengalami kenaikan 3,6 persen dari pekan sebelumnya. Pekan ini ada lima besar provinsi yang masih perlu menekan angka kematiannya, di antaranya Jawa Tengah naik 25, Jawa Timur naik 10, Sumatera Selatan naik 9, Banten naik 8, dan Sumatera Utara naik 8.
Sementara itu, persentase meninggal tertinggi berada di Jawa Timur 7,14 persen, NTB 5,46 persen, Sumatera Selatan 5,39 persen, Jawa Tengah 4,95 persen, dan Bengkulu 4,62 persen.
“Persentase ini cenderung terus menurun dari pekan-pekan sebelumnya. Jawa Tengah berhasil menurunkan angka kematian menjadi 4 persen, sebelumnya berminggu-minggu ada di angka 5 persen. Ini adalah perkembangan yang kita harapkan ke arah yang lebih baik,” tuturnya.
Di samping itu, meski kesembuhan secara nasional terus bertambah setiap harinya, jumlah kesembuhan pekan ini mengalami perlambatan sebesar 6,7 persen dari pekan sebelumnya.
“Sudah tiga minggu berturut-turut kasus sembuh mengalami penurunan, dan minggu inilah terjadi perlambatan paling besar. Ini adalah kondisi yang memprihatinkan,” katanya.
Harusnya jumlah kesembuhan harus dijaga dan terus bertambah. Pihaknya sudah mendorong seluruh provinsi untuk mencontoh agar terus meningkatkan angka kesembuhannya.
Pada pekan ini, Wiku menyebut ada lima provinsi kenaikan kesembuhan tertinggi. Di antaranya Aceh naik 1.018, Jawa Tengah naik 229, Nusa Tenggara Barat naik 145, Kepulauan Riau naik 134, dan Papua naik 129.
Untuk daerah dengan persentase kesembuhan tertinggi pekan berada di Gorontalo (94,32 persen), Bali (91,66 persen), Kalimantan Selatan (90,89 persen), DKI Jakarta (90,79 persen), dan Sulawesi Selatan (90,07 persen).
“Untuk pertama kalinya DKI Jakarta masuk dalam lima besar provinsi dengan persentase kesembuhan yang tinggi. Kami mengapresiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terus meningkatkan layanan kesehatan sehingga angka kesembuhannya meningkat,” katanya.
Kepada provinsi-provinsi lainnya, Wiku berpesan agar terus berlomba-lomba meningkatkan angka kesembuhannya. Dan jika membutuhkan bantuan dapat menghubungi pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19. (mus)