24 April 2024 - 23:58 23:58

Timbul Kecurigaan Ada yang Bermain di Harga Jagung

WartaPenaNews, Jakarta – Pemerintah berencana menambah impor jagung sebesar 30.000 ton pada Februari 2019. Jumlah ini untuk menambah stok jagung impor yang sebelumnya ditargetkan sebesar 100.000 ton di 2018.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, kebijakan impor jagung diambil oleh pemerintah saat ini, dikarenkan harga jagung dalam negeri di pasaran mencapai Rp 6.700 per kilogram. Jika tidak dilakukan impor, maka harga jagung bisa mencapai Rp 8.000 per kilogramnya.

“Syukur ada impor, kalau nggak, harganya bisa sampai Rp8.000 perkilogramnya,” kata Darmin di Jakarta, Rabu (23/1).

Menurut Darmin, jagung merupakan salah satu komoditas penting yang bisa mempengaruhi harga telur dan daging ayam. Pasalnya, jagung merupakan salah bahan utama untuk pakan ternak. “Oleh karena itu, telur itu penyebabnya apa? ya dari makanannya. untuk itu harga jagung harus dijaga,” ujarnya.

Darmin menambahkan, untuk impor jagung sebanyak 30 ribu ton tersebut, seperti biasa pemerintah bakal menunjuk Bulog sebagai pelaksananya. Bulog sebelumnya juga mengimpor 100 ribu ton jagung untuk pakan ternak dari Brazil dan Argentina.

“Itu nantinya akan dilaksanakan Bulog. Kementerian Perdagangan akan menerbitkan surat persetujuan impor dalam waktu dekat,” terangnya.

Menanggapi penugasan impor jagung sebanyak 30 ribu ton tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, bahwa izin impor jagung tersebut tidak wajib dijalankan, jika kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh jagung produksi dalam negeri.

Dapat diketahui, sebelumnya Bulog mendapat impor jagung 99.000 ton dari total yang dipesan 100.000 ton, yakni sesuai izin impor jagung yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan pada Desember 2018.

“Belum pasti harus dilaksanakan. Kalau ternyata bisa dipenuhi dalam negeri, kenapa harus impor. Yang pasti, Bulog belum membuka lelang untuk impor jagung tambahan sebesar 30.000 ton,” kata Buwas.

Menurut Buwas, dengan kondisi lahan jagung Indonesia yang memasuki panen raya mulai Februari, Maret hingga April mendatang, kebutuhan jagung pakan ternak bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri.

“Kita lihat perkembangannya, ini kan harus dilihat soal panen, kita akan hitung ulang. Kalau nanti ternyata bisa dipenuhi dalam negeri, kita tidak perlu (impor),” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI), Sholahuddin menyayangkan langkah cepat pemerintah dalam menegambil keputusan menambah impor jagung pada Februari ini. Dia khawatir, jika masuknya impor jagung tersebut tidak sesuai yang dijadwalkan, bisa berdampak tergganggunya harga dan merugikan petani.

“Saya atas nama Ketua APJI, sangat menyayangkan untuk impor jagung terakhir ini sebanyak 30 ribu ton. Karena, hari ini petani mulai melakukan panen raya, dipastikan di bulan Februari nanti lebih dari 10 juta ton jagung akan dipanen. Ketika impor akan dipastikan masuk dibulan febuari, itu secara tidak langsung akan membuat harga jagung akan turun,” kata Sholahuddin.

Menurutnya, jika harga anjlok hingga di bawah Rp3 ribu per kilogramnya, maka kerugian bagi petani bisa mencapai Rp1.000 per kilogramnya kg. Terlebih, dia tidak sepenuhnya yakin Bulog bisa menyerap hasil panen jagung petani dalam jumlah besar. Belum lagi, Bulog tak punya infrastruktur yang memadai, seperti pengeringan (dryer) untuk jagung hasil panen yang masih dalam kondisi basah.

“Jadi begini, ketika petani memasuki masa panen serentak, maka jumlah itu melebihi dari kapasitas sumber daya petani maupun kapasitas perusahaan pakan. Saat ini yang paling banyak menyerap jagung, itu dipastikan akan langsung turun, karena apa? Karena panen dibulan febuari itu bersamaan dengan musim hujan, sehingga teknologi pengering itu yang pada saat ini hanya dimiliki industri pakan akan mengalami kwalahan menerima jagung dari para petani,” terangnya.

Atas keadaan ini, dia menyatakan curiga ada yang sengaja ‘bermain-main’, supaya harga jagung naik turun. Menurutnya, pemerintah harus mencari tahu atas ketidakstabilan harga jagung saat ini. Sebab, pihaknya juga mengakui bahwa, harga jagung menjelang panen raya terbilang masih tinggi.

“Saya tidak menuduh, tapi saya yakin sepertinya ada bermain-main atas harga jagung sekarang,” katanya.

“Kalo dari segi harga si memang, kami ini jujur yaa bingung, karena pada dasarnya baru kali ini ketika mulai panen harga jagung masih diatas 5000, bahkan kami dari petani juga tidak ingin harga terlalu tinggi. Karena kami berfikir jika harga terlau tinggi seperti ini, kedepan ketika peternak terus merugi dan tidak mau berternak lagi, terus siapa nanti yang akan membeli jagung kita?,” ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya tidak mempermasalahkan kebijakn impor, jika hal itu dilakukan pada waktu yang tepat, apakah itu diakhir Desember atau di Januari. Menurtnya, dibulan-bulan itu para petani masih proses tanam.

“Saya si pada dasarnya mendukung pemerintah dari sisi peningkatan produktifitas dan lain sebagainya, termasuk memberikan bantuan berupa benih jagung dan fasilitas lainnya. Tapi disisi lain kami menyayangkan juga kenapa pemerintah juga mengimpor jagung disaat para petani lagi panen,” tutupnya. (dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
24 April 2024 - 12:17
Imbas Tebak-tebakan ‘Hewan Mengaji’, TikToker Galih Loss Berakhir di Jeruji Besi

WARTAPENANEWS.COM -  Polda Metro Jaya menetapkan TikToker bernama Galih yang memiliki akun @Galihloss29 sebagai tersangka. Hal ini dilakukan buntut dari konten tebak-tebakan terkait 'hewan mengaji'. Galih ditangkap oleh Dittipidsiber Bareskrim

01
|
24 April 2024 - 11:16
Alyssa Soebandono Lahirkan Anak Perempuan

WARTAPENANEWS.COM - Alyssa Soebandono baru saja melahirkan anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan. Kehadiran anak ketiganya jelas disambut bahagia oleh istri Dude Harlino beserta keluarganya. Diketahui anak ketiga Alyssa dan

02
|
24 April 2024 - 10:15
Perkosa Perempuan ODGJ, Pria di Bandar Lampung Dibekuk Polisi

WARTAPENANEWS.COM - Seorang pria lansia nekat memperkosa perempuan pengidap gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di pinggir jalan. Pelaku berinisial MA (66) warga Gunung Agung, Kecamatan Tanjung Karang

03