WARTAPENANEWS.COM – Pengamat sepakbola, Mohamad Kusnaeni, mengomentari keberhasilan Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2024. Menurutnya, kesuksesan itu bukti kemajuan sepakbola Tanah Air.
Timnas Indonesia U-19 menyabet gelar juara usai menang 1-0 atas Timnas Thailand U-19 di Stadion Gelora Bung Tomo, Senin 29 Juli 2024 malam WIB. Jens Raven tampil sebagai pahlawan Skuad Garuda Nusantara dengan mencetak satu-satunya gol di laga tersebut.
Shin Tae-yong ikut bahagia Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2024 (Foto: Instagram/@shintaeyong7777)
Bung Kus, sapaan akrab Kusnaeni, mengatakan keberhasilan Timnas Indonesia U-19 itu sangat membanggakan. Kata dia, kesuksesan itu menjadi bukti sepakbola Indonesia meningkat dan melawan negara Asia Tenggara lainnya kini bukan suatu tantangan berat.
“Keberhasilan tim Indonesia U-19 menjadi juara cukup membanggakan. Ini membuktikan kemajuan sepakbola Indonesia yang sudah semakin mampu bersaing dengan tim-tim kuat lainnya di Asia Tenggara, seperti Thailand atau Malaysia,” kata Bung Kus ketika dihubungi pada Selasa (30/7/2024).
“Dalam beberapa hal, Indonesia bahkan kini lebih baik dibanding para tetangganya di Asia Tenggara. Kekuatan Indonesia relatif merata dan konsisten sejak kelompok usia U-16, U-19, U-23, hingga senior,” sambung jurnalis olahraga itu.
Lebih lanjut, Bung Kus mengingatkan PSSI untuk memikirkan langkah selanjutnya dalam menjaga pemain-pemain muda tidak cepat layu. Ia tidak masalah dengan model pembinaan saat ini seperti pemusatan jangka panjang. Namun model seperti itu tidak boleh dijadikan konsep jangka panjang.
“Yang harus dipikirkan adalah langkah selanjutnya. Sebab tim Indonesia U-19 maupun U-16 dibina dengan pendekatan TC jangka menengah dan panjang. Mereka menjalani latihan beberapa bulan,” tutur Kusnaeni.
“Termasuk TC di negara-negara Eropa atau Asia Barat dengan biaya yang tidak sedikit dan mengorbankan banyak waktu pemain,” imbuh pria berkacamata itu.
“Model pembinaan seperti itu wajar saja sebagai upaya terobosan untuk meraih prestasi. Tapi tidak boleh jadi konsep utama yang berkelanjutan,” tandasnya. (mus)