16 April 2024 - 11:55 11:55

Timur Ramah

disway baru

Oleh : DAHLAN ISKAN

PENTINGKAH penemuan teknologi STAL oleh Widodo Sucipto di bidang pengolahan nikel itu? Kok sampai ditulis 4 seri di Disway? Hampir mengalahkan VakNus dan —ini dia— Akidi Tio?

Tentu ini tidak penting –bagi Taliban. Yang lagi mengepung pejuang anti-Taliban di lembah pegunungan Panjshir.

Berita baiknya: pengepungan itu hanya untuk menekan agar mereka mau berunding. “Taliban tidak akan menyerang. Kami sudah mengampuni semua pihak yang mendukung Amerika,” ujar juru bicara Taliban seperti disiarkan media di Pakistan kemarin. “Tidak akan ada perang lagi,” tambahnya.

Lalu penting untuk siapa?

Anda lebih tahu. Bagi mereka yang triliunan rupiah uangnya terkubur konsesi tambang nikel tentu penting sekali.

Lebih lagi bagi yang punya cita-cita ini: Indonesia harus menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia. Setidaknya salah satu yang terbesar.

Demikian juga bagi mereka yang pernah punya keinginan agar Indonesia jangan lagi tergantung pada BBM impor. Penemuan Widodo Sucipto dari Hydrotech Metal Indonesia itu luar biasa pentingnya.

Kelak, power bank skala besar, mutlak menggantikan diesel. Terutama di kota-kota dan pulau-pulau seluruh NTT, NTB, Natuna, Nias, Maluku, dan setipe itu.

Rumah Anda pun tidak perlu lagi langganan listrik PLN. Diganti oleh solar cell yang dikombinasikan dengan power bank.

Dan tentu gelombang mobil listrik tidak bisa dibendung lagi.

Penemuan STAL itu baru tidak penting kalau sudah ditemukan pesaing lithium –misalnya solid state battery. Atau fuel cell. Atau apa lagi.

Keunggulan STAL temuan Widodo itu setidaknya di empat hal:

1. Biaya investasi membangun smelter menjadi tinggal sepertiga. Bahkan hanya 1/30 kalau mau investasi secara bertahap.

2. Sistemnya modul dengan skala bahan baku 600 ton/hari. Investor bisa cari penghasilan dulu dari modul pertama. Lalu menambah pabrik dengan modul kedua. Dan seterusnya.

3. Dalam dua tahun STAL sudah bisa produksi. Menghasilkan uang. Bandingkan dengan sistem lama, perlu 5 sampai 8 tahun.

4. Keunggulan lingkungan: limbah STAL kering. Bisa langsung diolah lagi. Sisa kandungan kimia tambangnya masih bisa diambil. Masih banyak. Seperti besi. Bandingkan dengan limbah sistem lama yang wujudnya seperti lumpur. Yang harus dibuang. Dalam jumlah sangat besar.

5. Lapisan tanah tambang bagian atas bisa diolah. Di sistem lama lapisan itu harus disingkirkan/ dibuang. Tebalnya bisa 6 sampai 8 meter. Eman sekali.

Kelemahan STAL: bahan bakarnya gas. Yakni untuk memanaskan kiln sampai 700 derajat Celsius.

Tapi itu juga bukan kelemahan. Secara lingkungan gas itu bersih. Bandingkan dengan sistem lama yang menggunakan batubara.

Tapi bukankah lokasi tambang nikel tidak punya jaringan pipa ke sumber gas?

Saya tahu ada sumur gas di Donggi Sonoro, dekat Luwuk Banggai. Sedikit di utara Morowali. Di seberang-jauh Halmahera. Saya pernah ke sana. Yakni ketika instalasi LNG lagi dibangun di sana. Dulu.

Dan lagi teknologi CNG kini sudah matang. Gas yang dipadatkan bisa diangkut dengan tabung-tabung besar pakai truk. Atau pakai tongkang.

Itu sudah umum. Listrik tenaga gas di pulau Bawean, misalnya, gasnya dikirim dari Gresik. Pakai kapal. Bukan pipa.

Rasanya soal gas untuk smelter STAL ini bukan lagi masalah.

Karena itu dunia akan menyambut gegap-gempita STAL. Terutama soal keunggulan lingkungan. Bukankah orang seperti Elon Musk sangat gelisah oleh isu lingkungan seperti itu?

Keunggulan itu pula yang membuat Richard Tandiono, pemilih Hydrotech Metal Indonesia (PT HMI) memutuskan untuk go public di Kanada.

Richard baru saja mendapat kesulitan. Pengusaha selalu mendapat kesulitan. Seperti Nipress yang tiba-tiba digugat pailit kreditor. Sampai sahamnya di bursa Jakarta dibekukan. “Sekarang sudah teratasi kok,” ujar Richard. “Ini lagi proses mencairkan pembekuan itu,” ujar Richard kepada saya kemarin.

Kesulitan, masalah dan rintangan adalah lauk-pauk harian bagi pengusaha. Mereka bisa menikmati lauk-pak seperti itu. Sambil mencari jalan keluar.

Saya punya teman yang membuat saya iba. Ia punya usaha besar. Produksi boiler untuk PLTU. Ia ingin Indonesia tidak impor boiler skala besar lagi. Tapi ia merasa produksi dalam negeri diasingkan di negeri sendiri.

Ia megap-megap. Ia mencoba bertahan selama 8 tahun. Sulit sekali. Dililit pula utang ratusan miliar rupiah. Ia pailit.

Minggu lalu saya ditelepon teman itu: agar saya ke pabriknya. Saya mengira akan melihat reruntuhan pabrik teknologinya.

Ternyata pabrik itu ramai sekali. Di sana-sini ada bangunan baru. Yang bekerja di situ 1.500 orang –hampir 100 persen perempuan.

Ia ternyata mendapatkan jalan keluar yang sangat berbeda. Ia memproduksi bahan-bahan tes PCR dan apa saja yang terkait dengan Covid-19.

Ia juga berencana akan memproduksi alat test PCR yang biayanya hanya Rp 25.000/sekali tes.

Kalau diizinkan.

Masalah ada di mana-mana. Jalan keluar tidak lari ke mana-mana. (*)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
16 April 2024 - 07:32
Predator Seks Ini yang Perkosa dan Bunuh Anak Dibekuk Polisi

WARTAPENANEWS.COM - Kabupaten Sitaro menjadi akhir pelarian Darius Pontoh, si predator seks, yang melakukan aniaya terhadap pasangan perempuan, serta menculik, memperkosa dan membunuh anak tirinya EN alias Elizabeth di Kabupaten

01
|
16 April 2024 - 07:10
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga 21 April Mendatang

WARTAPENANEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan dengan intensitas bervariasi hingga sepekan ke depan atau 21 April 2024 mendatang.

02
|
16 April 2024 - 06:32
Tikam Uskup dan Jemaat, Bocah 15 Tahun Diamankan

WARTAPENANEWS.COM - Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun ditangkap setelah seorang uskup dan beberapa pengunjung gereja ditikam saat uskup berkhotbah di Sydney, Australia. Insiden itu terjadi pada Senin (15/4/2024) malam

03