WartaPenaNews, Jakarta – Keracunan makanan terjadi gara-gara mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Jika dibiarkan, situasi ini bisa jadi bertambah parah, bahkan hingga sampai mengundang komplikasi yang beresiko. Oleh karena itu, penting untuk jelas cara menangani keracunan makanan dengan tepat.
Makanan atau minuman yang tidak diproses atau disimpan dengan higienis bisa terkontaminasi oleh kuman. Kala hal ini terjadi, kuman pada makanan atau minuman itu bisa membuahkan zat beracun. Kalau makanan atau minuman itu dikonsumsi oleh seseorang, karena itu dia akan mengalami keracunan makanan.
Keracunan makanan dapat mengundang beberapa gejala berbentuk:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Lemas
- Demam
- Ngilu atau kram perut
- Gejala-gejala ini dapat ada dalam kurun waktu beberapa waktu sampai beberapa saat setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman.
Pada kebanyakan perkara, terutamanya pada keracunan makanan yang dipicu oleh virus, situasi ini bisa pulih dengan sendirinya dalam beberapa saat. Walau demikian, gejala keracunan makanan akan mengundang rasa tidak nyaman dan bisa menjadi parah.
Untuk menangani keracunan makanan, ada langkah-langkah yang bisa dilakukan, ialah:
1. Cukupi kebutuhan cairan badan
Diare dan muntah gara-gara keracunan makanan bisa membuat badan kehilangan banyak cairan. Anda butuh isi kembali cairan ini dengan perbanyak minum air putih untuk menghindar dehidrasi.
Tidak cuman minum air putih, Anda juga dapat mengonsumsi minuman elektrolit dan makanan berkuah atau sup untuk kembalikan cairan dan elektrolit badan yang hilang. Minumlah sedikit-sedikit namun kerap, biar tidak mual.
2. Santap makanan yang tepat
Kala gejala baru ada, direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan apapun lebih dahulu selama beberapa waktu.
Setelah rasakan bertambah nyaman, coba mengonsumsi makanan yang mudah diolah, ialah makanan rendah lemak, rendah serat, dan tanpa banyak penambahan bumbu. Contoh-contoh makanan ini ialah nasi atau bubur, kentang, pisang, dan madu.
Anda pun baiknya menghindari makanan yang pedas, berminyak, dan terlalu banyak bumbu, dan makanan dan minuman yang asam karena bisa memperparah gejala. Terkecuali itu, hindarkan mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol, cafein, atau susu.
3. Hindarkan penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter
Diare dan muntah selama keracunan makanan ialah proses alami badan untuk bersihkan aliran cerna dari toksin dan bakteri, virus, dan parasit beresiko.
Karenanya, baiknya hindarkan penggunaan obat diare, seperti loperamide pada masa-masa awal terjadinya keracunan makanan. Minum obat diare justru dapat perpanjang gejala keracunan.
Terkecuali itu, gejala diare gara-gara keracunan makanan tidak selalu butuh diobati dengan antibiotik. Perihal ini karena antibiotik tidak bisa menyembuhkan keracunan makanan yang dipicu oleh virus.
Untuk memastikan apa keracunan makanan butuh diobati dengan obat diare dan antibiotik, baiknya tanyakan ke dokter lebih dahulu.
4. Mengonsumsi air jahe
Untuk mendukung meredakan mual dan rasa tidak nyaman di perut, coba minum air jahe. Minuman jahe dikenal memiliki dampak menentramkan buat aliran cerna.
Tidak cuman jahe, keracunan makanan juga dapat diatasi dengan mengonsumsi konsumsi yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, yang bisa sehatkan kembali aliran cerna. Walau demikian, yoghurt lebih baik dikonsumsi saat situasi badan sudah mengalami perbaikan.
5. Istirahat yang cukup
Kala mengalami keracunan makanan, perbanyaklah istirahat biar ketahanan badan bisa kerja terbaik untuk menentang kuman pemicu keracunan. Terkecuali itu, gejala keracunan makanan bisa pula membuat badan lemas. Oleh karena itu, diperlukan istirahat yang cukup untuk kembalikan daya. (mus)