WartaPenaNews, Jakarta – Seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung berpotensi besar terserang stroke. Ini disebabkan oleh adanya gumpalan darah akibat sumbatan di pembuluh darah yang menuju otak usai terkena serangan jantung.
Hal tersebut dikatakan oleh dokter ahli saraf Shazam Hussain. Orang yang nampak sehat, bisa tiba-tiba jatuh karena terserang stroke dan menyebabkan separuh badannya tidak dapat digerakkan. Pada kasus yang lebih ekstrem, stroke dapat mematikan.
Namun, melalui penanganan yang cepat dan tepat, kata dia, risiko terserang stroke usai serangan jantung itu bisa dicegah.
“Dalam hal pengobatan, ada kemungkinan bahwa obat pengencer darah ringan, seperti aspirin atau obat antiplatelet lainnya akan diresepkan untuk memecah gumpalan darah,†ujar Shazam.
Menurut dia, jika fibrilasi atrium atau kelainan pada irama denyut jantung terdeteksi, dimana jantung berdetak lebih cepat, lebih lambat, atau memiliki irama yang tidak teratur, pengencer darah yang lebih kuat akan diperlukan untuk mencegah stroke.
“Selain itu, gula darah atau diabetes dan tekanan darah akan terus diatur, bisa dengan obat-obatan di samping mengikuti diet yang konsisten dan olahraga yang rutin,†katanya.
Shazam mengatakan, pencegahan selalu merupakan obat terbaik. Untuk itu, dia menyarankan, jangan menunggu untuk mengalami serangan jantung sebelum melakukan tindakan pencegahan.
Segera lakukan pemeriksaan rutin tes darah dan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol minimal sebulan sekali untuk menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Stroke juga dapat disebabkan karena memiliki riwayat keluarga hipertensi dan kolesterol tinggi. (*/dbs)