1 May 2024 - 01:42 1:42

Tips Sukses Co-Parenting, Merawat Anak Bersama Mantan Setelah Bercerai

WartaPenaNews, Jakarta – Banyak yang bilang jika perceraian orangtua akan berefek jelek pada tumbuh kembang anak. Memang, hal ini benar-benar umum dan mungkin terjadi. Tetapi, bukan bermakna Anda dan mantan pasangan tak bisa mencegahnya. Sebetulnya, seandainya tetap dapat menjaga anak bersama setelah bercerai, efek itu tidak akan terjadi. Ide ini disebutkan dengan co-parenting. Lalu, bagaimana supaya co-parenting ini berjalan lancar?

Co-parenting, menjaga anak bersama setelah bercerai dengan mantan pasangan

Sampai kini banyak asumsi yang beredar menyatakan jika anak yang tumbuh di keluarga broken home atau perceraian orangtua tidak akan tumbuh secara baik. Mungkin memang benar jika hal ini dapat terjadi, tetapi tidak semua anak hasil perceraian akan mengalaminya.

Bila co-parenting bisa dilakukan secara baik, karena itu asumsi yang menempel pada anak hasil perceraian juga tidak akan terjadi. Malah, akan ada dampak positif yang dapat diperoleh dari menjaga anak bersama setelah bercerai dengan mantan.

Dengan melakukan co-parenting yang baik, anak akan tetap merasakan di cintai oleh kedua orangtuanya. Diluar itu, anak akan tumbuh dalam keadaan lebih berani mengutarakan perasaan dan isi hatinya. Ini akan benar-benar baik untuk perubahan emosi dan kesehatan mentalnya.

Memang tak mudah menjaga anak bersama mantan setelah bercerai. Tetapi, untuk si kecil, Anda dan sang mantan harus berkorban dikit. Nah, agar cara ini sukses, ada banyak hal yang harus diperhatikan saat mengaplikasikan co-parenting.
4 panduan sukses dalam co-parenting bersama sang ‘mantan’

Co-parenting atau menjaga anak bersama setelah bercerai memang tidak mudah, tetapi bukan bermakna tidak mungkin. Ada panduan yang bisa mungkin bisa jamin keberhasilan Anda pada jalankan co-parenting dengan mantan pasangan, sebagai berikut.
1. Kesampingkan waktu lalu

Perceraian itu tidak mudah. Mungkin Anda merasakan terlukai dengan apa yang sudah dilakukan mantan pasangan di waktu lampau. Tapi, dalam jalani co-parenting, Anda dan pasangan hatrus tidak pedulikan apa yang sudah terjadi di waktu lalu.

Menjaga anak bersama mantan setelah bercerai bukan tentang kebutuhan Anda atau mantan, tetapi tentang bagaimana penuhi kebutuhan fisik dan psikis, supaya hari esok anak tidak dipengaruhi dengan perpisahan yang terjadi.

Anda mungkin merasakan mantan pasangan Anda bukan pasangan yang baik dan bisa saja menyalahkan hal tersebut pada rekan, keluarga, atau psikiater yang Anda datangi untuk melepas beban pikiran yang Anda punya, tetapi jangan menjelekkan pasangan Anda di muka anak.

Jangan juga menyertakan anak ke masalah yang Anda punya dengan mantan, contohnya memperbandingkan diri Anda dengan mantan pasangan Anda di depan anak atau meminta anak pilih di antara kedua orang tuanya.

Bekas Anda mungkin pasangan yang tidak baik untuk Anda, tetapi bukan bermakna dia orangtua yang jelek untuk anak Anda.
2. Menjaga komunikasi yang baik dengan mantan pasangan

Panduan lain untuk keberhasilan menjaga anak bersama setelah bercerai ialah jaga komunikasi yang baik dengan pasangan. Anda tidak harus mengontaknya setiap hari atau setiap saat tetapi Anda dapat jaga supaya setiap komunikasi yang tersambung berjalan mulus dan tidak memunculkan masalah baru di antara Anda dengan pasangan.

Untuk bikin komunikasi jadi lebih mudah, yakinkan jika pokok dari setiap percakapan dan diskusi yang terjadi di antara Anda dengan pasangan terlalu fokus pada anak. Bila Anda memang berpisah tidak dengan cara yang baik, coba sebisa mungkin untuk meredam perasaan atau amarah yang Anda punya saat berkomunikasi.

Jauhi membuat situasi jadi ‘panas’ dalam sebuah diskusi seperti mempersalahkan, mengomentari, menuduh, atau meneror mantan pasangan Anda. Kira saja jalinan Anda dengan mantan ialah jalinan usaha hingga Anda lebih mudah berlaku netral, menghormati, dan berbicara lebih tenang.

Dalam sebuah diskusi untuk mencapai keberhasilan co-parenting, dengarkan secara baik apa yang disampaikan oleh pasangan Anda. Jangan langsung menolak mentah-mentah apa yang dikatakannya.

Bila memang Anda tidak sepakat, yakinkan Anda mengerti pendapat dan pojok pandangnya. Yakinkan bula jika Anda bukan tidak menyepakati karena Anda membencinya tetapi karena Anda merasakan ada pilihan yang lebih baik.
3. Kira mantan satu team dengan Anda

Co-parenting ialah sebuah team yang harus Anda lalui bersama dengan mantan pasangan Anda, atau bahkan mungkin dengan pasangan baru masing-masing. Untuk keberhasilan menjaga anak bersama dengan mantan setelah bercerai, Anda harus dapat bekerja bersama secara baik.

Misalnya, semua ketetapan yang diambil menyangkut anak harus diketahui dan di setujui oleh kedua sebelah pihak, bukan ketetapan Anda atau mantan sendiri.

Untuk mempermudahnya, tetapkan ketentuan yang sama pada anak walau Anda sudah ada dalam ‘rumah tangga’ yang berlainan. Ini untuk tidak membuat anak bingung dengan gaya hidup yang dilaluinya.

Aturan-aturan ini penting terutamanya dalam soal fundamental seperti ketentuan jam malam, ketentuan mengerjakan pekerjaan sekolah, atau kegiatan yang lain.

Bila ada hal yang tidak dapat disetujui dengan mantan pasangan, coba untuk menguraikan masalah dan mengakhirinya bersama. Jangan ‘berjalan sendiri-sendiri’ karena co-parenting tidak akan sukses jika tidak terjadi kerja sama di antara kedua orangtua.

Untuk jalani jalinan co-parenting yang positif, Anda pun harus memberikan suport pada mantan pasangan Anda sebagai orangtua untuk anak Anda.
4. Mengatur agenda dengan anak seadil-adilnya

Buat seorang anak hasil perceraian, tidak mudah untuk berpindah dari satu rumah ke rumah lain setiap waktu. Tiap pertemuan dengan orangtua yang satu karena itu dia harus juga berpisah dengan orangtua yang lain.

Jangan menyulitkan keadaan itu dengan tunjukkan rasa sedih atau memengaruhi perasaan mereka. Malah, tumbuhkan rasa positif untuk Anda, mantan, dan anak Anda setiap kali anak harus bertukar rumah.

Begitupun jika anak Anda baru hadir ke rumah Anda. Jangan membuat situasi jadi tidak nyaman. Selalu luangkan waktu dan kerjakan kegiatan bersama dengan anak.

Bila Anda harus bertemu dengan mantan pasangan saat waktu kunjungan atau penjemputan datang, yakinkan jika apa pun emosi yang Anda rasakan tidak terlihat di depan anak, hingga dia tetap dapat merasakan jika jalinan kedua orangtua masih baik-baik saja walau berpisah.

Menjaga anak bersama dengan mantan setelah bercerai memang tak mudah, tetapi Anda harus menjalaninya untuk kestabilan anak.
Mengerti batasan dalam co-parenting

Dalam jalankan co-parenting, tetap ada batasan yang harus Anda punya. Anda mungkin akan menjaga anak bersama dengan mantan seakan tidak ada pergantian dalam jalinan sebagai orangtua, tetapi Anda tetaplah bukan pasangannya . Contohnya, Anda tidak memiliki hak untuk mengendalikan apa yang terjadi di rumah tangga mantan pasangan Anda.

Anda mungkin dapat berdiskusi atau menyesuaikan ketetapan tentang anak, tetapi beberapa hal selain itu, Anda tidak punyai hak atau terlibat dalam mengendalikan atau memastikan apa pun yang terjadi. Walau anak Anda akan habiskan separuh waktunya di rumah mantan pasangan Anda, Anda harus patuhi batasan yang ada.
Batasan-batasan yang harus Anda mengerti saat jalankan co-parenting

Anda tidak memiliki hak tahu apa yang terjadi pada mantan pasangan Anda. Jadi, jangan meminta anak Anda untuk melaporkan semua hal yang terjadi saat mereka ada di rumah mantan, terutamanya tentang beberapa hal yang berbentuk pribadi.

Anda tidak memiliki hak ‘memiliki’ anak Anda sendiri. Dalam pengertian, beri waktu tinggal yang adil dengan mantan sesuai dengan kesepakatan. Bila sudah waktunya anak Anda tinggal dengan mantan pasangan, jangan menghalangi kepergiannya.

Anda tidak memiliki hak untuk menjelekkan mantan pasangan di muka anak, karena belum pasti mantan pasangan Anda orangtua yang tidak baik untuk anak. Sekalinya mantan bukan pasangan yang baik buat Anda, mantan tetap orangtua yang pasti menyayangi anak.

Anda tidak memiliki hak mendikte anak Anda untuk berpihak. Anda dan mantan pasangan Anda ialah kedua orang tuanya dan memiliki hak dan keharusan yang sama. Jangan merenggut hak anak Anda untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtua dengan cara meminta mereka untuk pilih di antara ayah atau ibunya.

Hal paling baik yang dapat Anda kerjakan ialah mengatur dan mengendalikan secara baik rumah tangga yang sedang Anda lalui saat ini.

Konsentrasi dalam membuat lingkungan dan situasi positif untuk anak Anda dan beri suport emosional pada anak supaya saat tumbuh dewasa dia mengerti meskipun orang tuanya sudah bercerai, Anda sebagai orangtua sudah melakukan yang paling baik untuk tetap menjaga anak bersama mantan setelah bercerai. Ditambah lagi, jika Anda dan mantan dapat jalani co-parenting secara baik hingga anak dapat menghargai kedua orang tuanya bersamaan. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
30 April 2024 - 12:16
Pasokan Senjata Terlambat, Zelensky Tuduh Rusia Manfaatkan Kesempatan Serang Ukraina

WARTAPENANEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia memanfaatkan lambatnya pengiriman senjata dari Barat untuk melakukan serangan. Komentarnya muncul setelah AS menyetujui paket bantuan militer senilai USD61 miliar untuk Ukraina.

01
|
30 April 2024 - 11:12
Terlibat Perkelahian, Polisi Korsel Tangkap Satu Orang WNI

WARTAPENANEWS.COM – Kemlu RI mengatakan, polisi di Korea Selatan (Korsel) menahan satu orang yang terlibat perkelahian maut. Kejadian itu menewaskan seorang WNI. "Pihak Kepolisian setempat telah menahan 1 WNI terduga

02
|
30 April 2024 - 10:14
Peredaran 40 Kg Sabu dan 20 Ribu Ekstasi Berhasil Digagalkan

WARTAPENANEWS.COM –  Satresnarkoba Polrestabes Surabaya membongkar peredaran narkoba jenis sabu dan ekstasi. Total barang bukti yang diamankan adalah 40 kilogram (kg) sabu dan 26.019 butir pil ekstasi. Pengungkapan jaringan narkoba

03