WartaPenaNews, Jakarta – Selain disibukkan dengan ibadah Ramadan, institusi dan masyarakat mulai memikirkan hamper yang akan dikirim sebagai perekat silaturahmi dan hubungan bisnis.
Tradisi yang tetap lestari ini, tentu saja mengalami perubahan. Selama hidup dengan pandemi, orang akan memperhatikan isi serta desain.
Katyusha, pemerhati gaya hidup untuk food and beverages menyampaikan, “Tren hamper, parcel atau bingkisan Lebaran di masa pandemi, tentu berbeda dari sebelum pandemi. Orang lebih memilih memberikan kebutuhan primer dibandingkan sekunder. Pilihan utama berupa bahan pangan, makanan kering, kue dan cake. Selain produk perawatan seperti alat pelindung diri, vitamin, herbal, skin care, beauty care. Sisanya memilih kebutuhan sekunder yang terkait dengan hobi. Seperti tanaman dan peralatan pendukung, ikan hias serta peralatan memasak.
“Aspek halal dan siapa yang membuatnya menjadi pertimbangan utama pembeli.
Hal ini dipengaruhi maraknya penjualan online, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM yang belum populer.
Selain itu, pembeli masih banyak yang belum yakin dengan kualitas produk makanan yang dibeli.
Masih banyak yang terkecoh dengan visualisasi produk yang menarik, ternyata tidak sebaik atau selezat seperti yang ditampilkan.
Karena itu, Katyusha berpesan untuk tidak tergiur dengan visualisasi dan harga murah yang ditawarkan.”
“Keinginan merangkai parcel menjadi hal yang paling banyak ingin dilakukan oleh pengirim, khususnya masyarakat. Efek wfh membuat masyarakat tertantang untuk melakukan beragam hal baru! Selain hadirnya toko khusus yang menyediakan beragam kebutuhan hamper dari box, keranjang hingga unsur dekoratif yang menarik.
Hamper tanaman yang out of the box Foto: Istimewa
Jangan Lebay, Pilih Warna dan Dekorasi Elegan!
Tren menghias hamper dibuat minimalis, namun tetap mengedepankan aspek keindahan dan sentuhan mewah!
Jika akan menghadiahkan tanaman hias, hamper tidak membutuhkan ornamen yang berlebihan. Cukup kartu dan unsur dekoratif dari selongsong ketupat segar yang dijadikan hiasan.”
Lebih lanjut Katyusha menambahkan, “Jika isi hamper berupa cake, kue kering, makanan kering atau barang hobi yang bukan tanaman, penggunaan pita, slinger, selongsong ketupat masih dibutuhkan, tetapi ingat jangan lebay dan ramai! Kesannya malah norak. Perhatikan bahan unsur dekoratif, lupakan selongsong ketupat plastik, gunakan yang berbahan pita emas, perak yang elegan. Atau jika menginginkan bentuk natural pilihlah yang terbuat dari janur atau daun lontar.
Namun, jika Anda merasa belum mahir menata serta menghias hamper, gunakan saja tas ramah lingkungan yang unik. Hanya, isi parcel terbatas untuk bahan pangan, makanan kering, Apd, Skin care serta Body care.
Bingung dan merasa kurang mahir menata dan menghias hamper, gunakan tas ramah lingkungan untuk hamper istimewa anda. Foto: istimewa
Karena disibukkan dengan aspek kesehatan, orang tidak terlalu peduli dengan tren warna seperti sebelum pandemi. Sebagian malah mengekspresikan perasaan mereka akan kehilangan sahabat dan orang-orang terdekat dengan menggunakan warna monokrom, abu-abu, hitam dan putih. Sebagian menggemari sisi feminim dengan memilih warna peach, magenta, beige, biru benhur, shock pink, broken white, burgundy dlsbnya.
Bagi pribadi yang tetap bersemangat dalam kondisi apapun, lebih cenderung menggunakan ragam warna-warna alam nan hangat diantaranya kuning, hijau, biru, oranye dan cokelat”! (bud)
