21 April 2025 - 08:11 8:11
Search

Ukraina Dituding Bunuh Putri Penasihat Putin Lewat Serangan Bom

wartapenanews.com –  Rusia berspekulasi bahwa Ukraina mungkin merupakan dalang di balik serangan bom mobil yang menewaskan putri dari seorang penasihat Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Sabtu (20/8).

Kementerian Luar Negeri Rusia mengaku tengah mengusut kasus tersebut. Pihaknya menegaskan, Ukraina melakukan aksi terorisme negara bila terbukti bersalah dalam penyelidikan.

“Jika teori Ukraina dikonfirmasi, dan itu harus diverifikasi oleh pihak berwenang yang kompeten, [serangan] itu berarti terorisme negara dari pihak rezim Kiev,” jelas juru Kemlu Rusia, Maria Zakharova, dikutip dari AFP, Senin (22/8).

Kepala Donetsk, Denis Pushilin, menggemakan tudingan serupa. Pemimpin salah satu wilayah separatis Ukraina itu menyalahkan pihak berwenang Kiev.

“Teroris rezim Ukraina mencoba membunuh Alexander Dugin, tetapi meledakkan putrinya,” tulis Pushilin di Telegram.

Alexander Dugin adalah seorang pemikir ideologis garis keras terkemuka di Rusia. Dia diyakini memiliki pengaruh besar pada kebijakan luar negeri Putin.

Dugin secara vokal mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Pria berusia 60 tahun itu memiliki julukan ‘Rasputin Putin’ atau ‘Otak Putin’. Barat telah memberikan sanksi terhadapnya sejak Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014.

Kerabatnya menduga, Dugin merupakan sasaran sebenarnya dalam serangan tersebut. Namun, putrinya kemudian meminjam mobilnya.

Daria Dugina lantas tewas dalam serangan bom di pinggiran Moskow. Sebuah bom yang ditempatkan dalam Toyota Land Cruiser meledak saat dia mengemudi di jalan raya dekat Desa Bolshie Vyzyomy. Jurnalis berusia 29 tahun itu itu tewas di tempat kejadian.

Dugina sendiri juga mendukung invasi negaranya secara terbuka. Pada Juli, Inggris menjatuhkan sanksi terhadap Dugina karena diduga menyebarkan informasi keliru terkait Ukraina.

Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, membantah tuduhan keterlibatan pemerintahannya dalam kematian Dugina. Podolyak justru menyalahkan perebutan kekuasaan internal antara faksi politik Rusia.

“Saya menegaskan bahwa Ukraina, tentu saja, tidak ada hubungannya dengan ini karena kami bukan negara kriminal, seperti Federasi Rusia, dan terlebih lagi kami bukan negara teroris,” tegas Podolyak, dikutip dari Reuters. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait