26 January 2025 - 02:19 2:19
Search

Usai Hasina Digulingkan, Eks PM Bangladesh Zhaleda Dibebaskan dari Tahanan Rumah

WARTAPENANEWS.COM – Mantan perdana menteri Bangladesh, Khaleda Zia, telah dibebaskan usai bertahun-tahun menjadi tahanan rumah setelah PM Sheikh Hasina digulingkan. Hasina melarikan diri ketika warga Bangladesh menyerbu istananya.

Dikutip dari AFP, persaingan sengit dua perempuan ini telah menentukan politik Bangladesh beberapa tahun terakhir.

Zia (78) dijatuhi hukuman 17 tahun penjara karena korupsi pada tahun 2018 di bawah pemerintahan Hasina.

Kini, Hasina (76) digulingkan setelah protes massal, dan panglima militer menyatakan akan membentuk pemerintahan sementara. Perintah kemudian dikeluarkan untuk pembebasan tahanan yang ditangkap akibat protes terhadap Hasina, termasuk Zia.

Zia adalah ketua oposisi utama Bangladesh National Party (BNP). Juru bicara partai A.K.M Wahiduzzaman mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa dia “sekarang telah dibebaskan.”
Kondisi kesehatan buruk, harus duduk di kursi roda karena menderita rheumatoid arthritis, dan berjuang melawan diabetes serta sirosis hati, kini dialami Zia.

Persaingan antara Zia dan Hasina dikenal populer di Bangladesh sebagai “Pertempuran Begum,” dengan “begum” merupakan sebutan kehormatan Muslim di Asia Selatan untuk perempuan yang berkuasa.

Perseteruan mereka berakar pada pembunuhan ayah Hasina – pemimpin pendiri negara tersebut Sheikh Mujibur Rahman – bersama ibunya, tiga saudara laki-laki dan beberapa kerabat lainnya dalam kudeta militer tahun 1975.

Suami Zia, Ziaur Rahman, saat itu menjabat sebagai wakil panglima militer dan secara efektif mengambil alih kendali.

Dia memulai pemulihan ekonomi di Bangladesh yang dilanda kemiskinan dengan privatisasi namun terbunuh dalam kudeta militer lainnya pada tahun 1981.

Kekuasaan BNP jatuh ke tangan Zia, yang saat itu adalah ibu berusia 35 tahun dan memiliki dua anak laki-laki yang dianggap oleh para kritikus sebagai ibu rumah tangga yang tidak berpengalaman secara politik.

Zia memimpin oposisi terhadap Hussain Muhammad Irsyad, memboikot pemilu palsu pada tahun 1986 dan melancarkan protes jalanan.

Dia dan Hasina bergabung untuk mendorong Irsyad mundur dan membawa pemilu bebas pertama di Bangladesh.

Zia menang dan memimpin pada tahun 1991-1996. Pada tahun 2001-2006, giliran Hasina berkuasa.

Perseteruan keduanya dinilai menjadi penyebab terjadinya krisis politik pada bulan Januari 2007 yang mendorong militer menerapkan keadaan darurat dan membentuk pemerintahan sementara. Keduanya ditahan selama lebih dari setahun.

Hasina memenangkan pemilu pada bulan Desember 2008 dengan telak dan memimpin tanpa gangguan sampai dia melarikan diri ke India dengan helikopter pada hari Senin lalu.

Dia kemudian memperkuat kekuasaannya dengan menahan puluhan ribu anggota BNP. Ratusan juga hilang.

Kemudian, Zia divonis bersalah dan dipenjara pada tahun 2018 atas tuduhan korupsi yang ditentang partainya karena bermotif politik.

Dia kemudian dibebaskan dari penjara dan menjadi tahanan rumah dengan syarat dia tidak mengambil bagian dalam politik atau pergi ke luar negeri untuk perawatan medis.
Anak di pengasingan

Kabinet pertama Zia dipuji karena melakukan liberalisasi ekonomi Bangladesh pada awal tahun 1990-an, sehingga memicu pertumbuhan selama beberapa dekade.

Namun, masa jabatan keduanya sebagai perdana menteri koalisi yang bersekutu dengan kelompok Islam diwarnai dengan tuduhan korupsi terhadap pemerintah dan putra-putranya.

Ada juga serangkaian serangan Islam, salah satunya menewaskan lebih dari 20 orang dan hampir merenggut nyawa Hasina.

Unit polisi Batalyon Aksi Cepat anti-kejahatan yang dibentuk Zia telah dituduh melakukan ratusan pembunuhan di luar proses hukum.

Putra sulungnya, Tarique Rahman, memimpin BNP dari pengasingan di London saat Zia berada di penjara. Namun Tarique dinyatakan bersalah secara dengan sidang in-absentia dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas dugaan perannya dalam serangan bom pada demonstrasi Hasina pada tahun 2004.

BNP mengatakan tuduhan tersebut merupakan upaya bermotif politik untuk mengusir dinasti Zia dari politik.

Pertentangan tersebut bahkan berlanjut hingga kematian putra bungsunya akibat serangan jantung di Malaysia pada tahun 2015. Hasina pergi ke rumahnya untuk menyampaikan simpati dan belasungkawa tetapi pintu Zia tertutup rapat. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait