7 May 2024 - 21:01 21:01

Vaksin COVID Perlu Dipercaya, Ini Penjelasan Jubir Vaksinasi Kemenkes

vaksin corona

WartaPenaNews, Jakarta – Vaksin COVID-19 dengan dosis 1,2 juta unit sudah didatangkan dari Sinovac China. Namun masih ada sebagian masyarakat yang meragukan efektivitasnya, hingga ada yang enggan untuk divaksin.

Upaya lain yang dilakukan adalah dengan menggratiskan vaksin seperti yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Hingga Kepala Negara siap untuk menjadi orang pertama yang divaksin tersebut.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan sebuah vaksin dalam prosesnya tentu sudah melalui berbagai uji klinis, dari tahap pertama hingga tahap ketiga. Bahkan setelah tahap ketiga, masih harus dalam kajian sehingga mendapat izin edar.

“Kalau bicara keamanan (vaksin COVID-19) sebenarnya sudah dalam uji klinis tahap pertama,” kata dr. Siti Nadia.

Maka setelah lolos uji tahap pertama, dilakukan uji tahap kedua. Karena tahap pertama, yang menyangkut masalah keamanan, sudah diuji.

“Itu keamanannya sudah teruji. Kalau bicara safety itu aman,” katanya.

Maka pada uji tahap kedua, dicari efektivitas vaksin tersebut. Walau dilakukan dalam jumlah kecil yaitu sampel saja. Hingga berlanjut pada tahap ketiga, seperti vaksin Sinovac tersebut. Nadia mengatakan ada 13 vaksin yang sudah masuk dalam tahap uji klinis tahap ketiga.

Maka kata dia, vaksin-vaksin yang sudah ada dan dituangkan dalam Keputusan Kementerian Kesehatan, sudah melalui kajian pemerintah juga beserta para ahli. Sehingga memiliki keamanan dan efektivitas yang baik.

Memang tidak sedikit dari masyarakat mempertanyakan kenapa pemerintah mendatangkan Sinovac China. Padahal ada jenis lain, seperti Pfizer, yang sudah dipakai oleh beberapa negara, termasuk oleh China sendiri.

“Pertama mungkin kita melihat bahwa sebenarnya dari uji klinis tahap kedua termasuk 6 vaksin sudah lebih dari 96 persen. Bahkan Sinovac sudah 97 persen tahap kedua,” kata Nadia.

Selain itu, Sinovac juga memberi jaminan ke pemerintah Indonesia bahwa mereka siap mengirim vaksin COVID-19 tersebut ke Indonesia pada akhir 2020. Sehingga diputuskan untuk mendatangkan, mengingat seluruh dunia juga membutuhkan vaksin tersebut.

Jangan sampai, katanya, Indonesia harus menunggu vaksin-vaksin tersebut sementara kebutuhannya sudah mendesak.

“Kita terbuka pada semua jenis vaksin,” katanya.

Mengenai China justru membeli 100 juta dosis vaksin Pfizer padahal mereka bisa memproduksi lewat Sinovac, Nadia mengatakan bisa jadi karena penduduk Negeri Tirai Bambu itu sangat banyak sehingga kebutuhan vaksin juga lebih banyak dari negara-negara lainnya.

“Karena sebenarnya ini kembali lagi dengan kemampuan produksi yang terbatas, baik Sinovac maupun vaksin lain yang juga diproduksi,” lanjut Nadia. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
6 May 2024 - 12:17
Rafah Diserang Israel, 19 Warga Gaza Tewas

WARTAPENANEWS.COM – Israel menyerang Rafah di selatan Gaza pada Minggu (5/5). Aksi Israel adalah tindakan balas dendam atas serangan roket sayap militer Hamas yang menewaskan tiga tentara IDF. Menurut pejabat

01
|
6 May 2024 - 11:14
Pagi Tadi, Gunung Semeru Kembali Erupsi

WARTAPENANEWS.COM – Gunung Semeru yang terletak di Lumajang "batuk" pagi ini, Senin (6/5). Gunung tersebut memuntahkan kolom abu setinggi 700 meter dari atas puncaknya. "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari

02
|
6 May 2024 - 10:16
Ada Tumpahan Oli, Jalan Juanda Depok Macet Parah

WARTAPENANEWS.COM – Jalan Juanda dari arah Cisalak ke arah Margonda, Depok, macet parah tadi pagi, Senin (6/5) sekitar pukul 08.00 WIB. Ada tumpahan oli jalan dekat Pesona Square Mal. Pantauan

03