22 April 2025 - 01:56 1:56
Search

Wakil Ketua DPR-RI, Rachmat Gobel : Pemerintah Jangan Lamban Evakuasi Kru Kapal Diamond Princess

WartaPenaNews, Jakarta – Wakil Ketua DPR-RI Rachmat Gobel menegaskan, tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian dalam menangani kasus virus Korona, pemerintah harus segera melakukan evakuasi terhadap 78 warga negara Indonesia awak kapal pesiar Diamond Princess. Sejak 5 Februari lalu, para kru tersebut menjalani karantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang, dan sampai saat ini belum mendapat kepastian kapan mereka akan dievakuasi.

“Saya mendukung prinsip kehati-hatian yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, disisi lain, keselamatan para kru untuk segera dievakuasi dalam kondisi sehat, juga harus menjadi prioritas utama pememrintah. Sebab jika proses evakuasi berlarut dan tidak pasti, bisa terjadi kemungkinan terpapar. Jika itu yang terjadi, biaya yang timbul akibat dari semua itu akan jauh lebih besar. Sebab kerugiannya bukan hanya masalah ekonomi semata, tetapi juga beban psikologis yang jauh lebih besar,” tegas Rachmat Gobel, di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Seperti diumumkan pemerintah melalui Menko PMK kemarin siang (Kamis 27/2), meski telah memutuskan akan melakukan evakuasi kru Diamond Princess dengan pesawat, namun jadualnya masih belum dipastikan. “Presiden telah memutuskan untuk melakukan evakuasi dengan pesawat, tapi waktunya masih menunggu negosiasi,” kata Menko PMK Muhajir Effendi.

Rachmat yang merupakan legislator dari Partai Nasdem itu menilai, jika tidak bisa segera melakukan evakusi, maka pemerintah dinilai kurang sigap dan tidak memiliki rencana yang jelas untuk memulangkan para kru ke tanah air. “Negara lain seperti seperti Filipina dan India telah melakukan evakuasi seluruh warganya hari ini (Kamis 27/2) masing-masing sejumlah 477 orang dan 132 orang. Sementara Indonesia sebagai negara asal kru terbesar ketiga, belum menyampaikan jadwal evakuasi. Ketidaktegasan ini akan menimbulkan kekhawatiran dan dan rasa was-was bagi para kru, akan kesehatan dan keselamatan mereka,” kata Rachmat.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah harus segera memberikan penegasan soal evakuasi ini, dan tentunya dengan standar operasi yang jelas, aman, dan selamat. “Keputusan Pemerintah yang terus berubah akan membuat masyarakat, terutama keluarga para kru menjadi resah dan bimbang. Kasihan mereka karena apapun kondisinya, ke 78 orang kru itu adalah warga kita yang harus diselamatkan,” tegasnya.

Rachmat juga mengingatkan, adanya protokol kesehatan dan karantina untuk mencegah terjadinya penularan. “Saya yakin Pak Menkes (Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto) memiliki sistem dan kemampuan yang tinggi, menjalankan protokol karantina dengan benar. Hal itu sudah dibuktikan ketika menangani WNI yang dijemput dari China. Kenapa untuk kru kapal ini tidak yakin,” tegas Rachmat.

Jepang Undang KBRI

Sementara itu, tambah Rachmat, pihaknya telah mengetahui bahwa pada Rabu (26/2/2020) kemarin, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Takeo Akiba, telah mengundang Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tokyo, untuk menyampaikan pesan dari Kantor PM Shinzo Abe, terkait proses evakuasi penumpang dan kru di Kapal Diamond Princess (DP).

Baca Juga: Pemkot Tangsel Sama dengan KLHK Tolak Data Airvisual

Intinya, Jepang mendesak Indonesia segera memulangkan kru kapal asal Indonesia. Pihak Jepang meminta dengan sangat, Pemerintah Indonesia untuk mengubah kembali jadwal evakuasi.
Hal itu ditegaskan, karena pihak Pemerintah Jepang telah memberikan upaya yg maksimum guna membantu penumpang dan kru kapal, termasuk PCR tes bagi seluruh penumpang dan kru, serta pelayanan dan penanganan kesehatan bagi para kru yang terbukti positif.

Desakan ini dilakukan oleh Pemerintah Jepang, karena mereka memiliki keterbatasan sumber daya medis untuk beroperasi di kapal tersebut. Sebab seluruh sumber daya yang dimiliki, difokuskan untuk penanggulangan penyebaran COVID-19 di dalam negeri.

Oleh sebab itu, Pemerintah Jepang mendesak Pemerintah Indonesia segera dapat menyampaikan kepastian evakuasi para kru kapal pada Kamis ini. Selain itu, Pemerintah Jepang juga menegaskan, agar Pemerintah Indonesia dapat segera mengirim pesawat pada hari yang sama untuk proses evakuasi.

Meningkatkan kewaspadaan

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta, pemerintah tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan penyebaran virus Korona (COVID-19). Pemerintah dan masyarakat juga diminta agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti terus informasi perkembangan penyebaran virus ini.

“Kita perlu meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam mendeteksi virus ini. Meskipun dinyatakan belum ditemukan di Indonesia, dan kita mensyukuri ini, namun dengan perkembangan dunia saat ini, kita tetap harus waspada – dan masih ada potensi kemunculan virus Korona di Indonesia,” kata Rerie, sapaan akrab Lestari, Rabu (26/2/2020).

Rerie merujuk sebuah laporan yang menyebutkan Covid-19 kini telah menyebar luas di beberapa bagian Asia, Eropa dan Timur Tengah dalam beberapa hari terakhir. “Terakhir diberitakan Wakil Menteri Kesehatan dan anggota parlemen Iran dinyatakan positif terjangkit virus Korona,” lanjut Rerie.
Pada Rabu (26/2), Yunani juga resmi melaporkan kasus pertama virus Korona. Virus Korona telah menyebar dengan cepat di berbagai negara. Data Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) pada 25 Februari 2020 menyatakan, secara global ada 908 kasus baru COVID-19. Dengan demikian, yang telah terkonfirmasi virus tersebut 80.239.

Di luar China, ada 390 kasus baru. Sehingga total, ada 2.459 terkonfirmasi di 33 negara di luar China. WHO menggolongkan secara global risiko orang terkena virus ini adalah tinggi. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan pada 10 Februari 2020 melaporkan pada Kantor Staf Presiden, ada 62 spesimen yang diambil dari hidung dan tenggorokan dari 28 rumah sakit di 16 provinsi. Hasilnya, 59 adalah negatif dan tiga masih dalam pemeriksaan.

Kemudian pada 12 Februari 2020, juga pada Kantor Staf Presiden, Kemenkes melaporkan ada 70 spesimen yang diperiksa, di mana 68 dinyatakan negatif dan dua spesimen masih diperiksa. Merujuk Laporan Kemenkes tersebut, Legislator Partai NasDem itu menyampaikan bahwa informasi lanjutan hasil pemeriksaan dua atau tiga spesimen yang ketika dilaporkan pada Kantor Staf Presiden statusnya ‘masih dalam pemeriksaan’ sangat ditunggu.

Dalam sambungan jarak jauh yang dilakukan dengan Rerie yang saat ini berada di Tokyo, disampaikan bahwa media-media di Jepang saat ini ramai memberitakan adanya temuan kasus positif virus Korona menimpa warga negara Jepang yang baru saja mengunjungi Indonesia.

“Saat ini, adalah pemandangan yang biasa terjadi bahwa warga dunia – cenderung menghidari interaksi dengan warga Asia – khususnya China. Bahkan bukan hal yang aneh, orang tidak berani naik satu lift dengan warga China. Bukan tidak mungkin, dengan kejadian terakhir di Jepang, sikap penolakan serupa bisa menimpa warga Indonesia di masa dating, bila tidak segera dilakukan klarifikasi,” ujar Rerie. (cim)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait