WartaPenaNews, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan perguruan tinggi atau universitas harus jadi stabilisator dan peredam situasi kenegaraan termasuk penangkalan radikalisme yang meneror kehidupan bernegara dan beragama.
“Tidak cuman katalisator SDM unggul, universitas harus bertindak sebagai stabilitator menangkal situasi negatif yang menciptakan instabilitas seperti penangkalan radikalisme karena radikalisme akar terorisme,” ujarnya saat mengikuti wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten di Cilegon, Sabtu (14/12/2019).
Dia menjelaskan, radikalisme dengan alibi agama, dominasi etnis yang menciptakan separatisme begitu jelas mencoreng kehidupan bernegara dan beragama. Sekarang ini, radikalisme atas nama agama kerap jadikan justifikasi pada tindakan kekerasan.
“Kita harus mengaku Islam sebagai agama yang memberikan karunia digunakan oleh faksi yang tak bertanggungjawab dengan cara kekerasan,” tuturnya.
Ma’ruf menjelaskan kalau radikalisme ialah cara berpikir. Usaha penangkalan transfer berpikir ini harus dengan imunisasi ke orang supaya tidak mudah termasuki mengerti ini dengan alibi agama. Imunisasi ini dengan cara pemberian pandangan toleransi dan terima ketidaksamaan.
“Ane berkeyakinan menolak radikalisme harus dimulai dari pendidikan. Pendidikan Islam penting menolak radikalisme, harus menyampaikan Islam merupakan agama cinta damai, mengajari menyayangi,” ujarnya.
Universitas mesti lebih berani berlaku jika ada usaha atau pandangan kedengkian pada pemerintah dan negara. Dia meminta universitas menyampaikan cerita kerukunan, nasionalisme, patriotisme, dan bela negara.(mus)