24 April 2024 - 08:34 8:34

Warga Australia Dilarang Liburan ke Bali

WartaPenaNews, Jakarta – Di tengah meluasnya wabah virus Corona, Menteri Pariwisata Australia Barat, Paul Papalia telah meminta warganya di negara bagian tersebut untuk membatalkan liburan ke Bali.

Namun himbauan tersebut bukan disebabkan karena adanya orang-orang yang dilaporkan terjangkit COVID-19 setelah terbang lewat Bali, melainkan mengajak warganya untuk lebih banyak berlibur di Australia Barat untuk membantu perekonomian negara bagian tersebut.

Penyebaran virus Corona telah memberikan dampak buruk di berbagai bidang, terutama pariwisata, di seluruh dunia. Kini semakin banyak negara berusaha melindungi perekonomian masing-masing.

Dalam wawancara dengan harian The West Australian, Paul Papalia mengatakan berkurangnya turis dari China ke Australia Barat bisa ditanggulangi bila warga lokal berlibur dalam negeri.

Tahun lalu diketahui ada 44.500 turis dari China yang berkunjung ke Australia Barat dengan ibukota Perth.

“Sekarang ini hal yang paling mudah dan yang bisa kita lakukan adalah membuat warga Austaralia untuk tidak mengunjungi Bali,” kata Paul.

Menurutnya, ada sekitar 495 ribu warga Australia Barat berkunjung ke Bali setiap tahunnya.

Bali menjadi salah satu tempat berlibur paling populer bagi warga Australia, di mana tahun lalu tercatat 1.23 juta orang asal Australia berkunjung ke Bali.

Dekatnya Perth dengan Bali, yang hanya 3-4 jam perjalanan lewat udara, serta paket liburan yang relatif lebih murah, menjadi daya tarik untuk warga Australia.

Baca Juga: Ini Bahayanya Bila Pakai Hand Sanitizer Lebih dari 4 Kali

Lantas bagaimana tanggapan warga Australia Barat mengenai imbauan Menteri Paul?

Tourists holding beers walk in front of the Bali bombing memorial site Diperkirakan lebih dari 1 juta turis asal Australia masuk ke Bali hampir setiap tahunnya.

Saat ABC Perth bertanya melalui halaman Facebooknya, sejumlah komentar menyebutkan mahalnya liburan di Australia sendiri, ketimbang berlibur di Bali.

“Ada begitu banyak tempat yang saya sukai dan sudah pernah kami kunjungi di Australia Barat, namun biayanya mahal sekali, bahkan untuk liburan menggunakan karavan,” kata salah satu warga Australia Barat.

“Kami sudah membatalkan liburan yang kami lakukan setiap tahun ke Bali, namun belum memutuskan akan pergi ke mana selama 10 hari, dengan dana sekitar Rp 12 juta, kalau kami ke Bali,” tambahnya.

Di komentar lainnya, seorang pria mengatakan jika dia dan keluarganya saat ini sedang berlibur di Bali.

“Untuk kemurahan dan layanan yang kami dapatkan di Bali tidak bisa kami dapatkan di Australia Barat.”

“Tiket penerbangan ke Bali pulang pergi Rp 4 juta.”

“Di sini untuk ke Exmouth [di Australia Barat], walau sudah ada diskon dari pemerintah, harga tiket Rp 2.5 juta belum ditambah akomodasi.”

“Tidak realistis mengharapkan warga Australia menghentikan liburan ke Bali, dan berlibur di sini dengan harga yang mahal dan pengalaman liburan yang juga tidak luar biasa,” katanya.

Kalau imbauan ini diikuti oleh warga Australia Barat maka dampaknya tidak saja akan dirasakan oleh pariwisata di Bali, namun juga agen perjalanan di Australia yang mengatur banyak perjalanan ke Bali.

“Pesan dan bayar liburan anda seperti biasa, dan bila anda terkena virus selama liburan, kami akan membayar kembali penuh biaya liburan tersebut,” kata salah satu iklan Helloworld, agen perjalanan di Australia.

“Penerbangan internasional masih aman” Only a few passengers are seated in a near-empty airliner cabin. Penerbangan internasional sangat menurun sejak adanya wabah virus corona.

Industri penerbangan nasionall saat ini sudah merasakan dampak dari kekhawatiran global soal meluasnya wabah COVID-19.

Hari Kamis (5/03), Asosiasi Tranportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan penumpang menghadapi resiko sangat kecil untuk terkena COVID-19 ketika di dalam pesawat.,

“Sampai saat ini tidak ada bukti adanya penularan dari satu penumpang ke penumpang lainnya, meski kita mengetahui adanya penumpang yang terbang dan bepergian ketika mereka sudah mengalami demam,” kata Penasehat Medis IATA David Powell.

IATA mengeluarkan pernyataan tersebut setelah pertemuan dua hari di Singapura, dengan perwakilan sejumlah maskapai penerbangan dan pelaku bisnis yang terkait penerbangan.

“Sekarang ini penyebaran yang paling banyak terjadi adalah karena kontak dekat dengan mereka yang sudah betul-betul sakit, dan kontak dekat itu kebanyakan adalah kontak di dalam rumah atau kontak dengan pekerja kesehatan,” tambah David.

Pakar penerbangan Dr David Yu mengatakan sudah menjadi tugas IATA untuk menyatakan jika penerbangan masih aman saat ini, dengan rekomendasi yang diberikan sesuai pertimbangan medis, sehingga bisa dipercaya.

Namun menurutnya yang juga menjadi masalah saat ini adalah banyaknya larangan yang dikeluarkan oleh beberapa negara, sehingga membuat orang khawatir untuk terbang. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03