26 April 2024 - 22:24 22:24

Waspada, Penyakit Ginjal Kronik Bergeser ke Usia Produktif

wartapenanews.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan, tren penyakit ginjal kronik terlihat mulai bergeser. Semula banyak diderita kalangan lanjut usia (lansia) kini lebih mengarah pada usia produktif.

“Jadi bisa kami sampaikan kalau penyakit ginjal ini di dunia, itu penyebab kematian nomor dua. Di Indonesia, dia merupakan penyebab kematian nomor 10,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Eva membeberkan, berdasarkan pantauan Kemenkes sejak tahun 2013, angka prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai dua persen. Namun, angka ini semakin meningkat di tahun 2018 menjadi 3,8 persen atau sebanyak 739.208 jiwa.

Hal tersebut dapat dilihat melalui data Riskesdas 2018 yang menyebutkan jika prevalensi pasien dengan penyakit ginjal kronis untuk usia 15-24 tahun sudah 1,33 persen. Kemudian di usia 25-34 tahun sudah berada pada angka 2,28 persen.

Selanjutnya untuk usia 35-44 tahun berada pada 3,31 persen, usia 45-54 tahun 5,64 persen, usia 55-64 7,21 persen, usia 65-74 tahun 8,23 persen dan usia 75 tahun ke atas mencapai 7,48 persen.

Bila dilihat dari jenis kelaminnya, laki-laki lebih mendominasi dengan 4,17 persen. Sementara prevalensi perempuan yang terkena ginjal kronis 3,52 persen.

Penyakit ginjal kronis pun, sebanyak 3,85 persen ditemukan di perkotaan. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang angkanya 3,84 persen. Jika dilihat dari prevalensinya, Kalimantan Utara menjadi provinsi dengan angka prevalensi ginjal kronis dan terendah berada di Sulawesi Barat.

“Artinya, penyakit ginjal ini mulai meningkat justru pada usia produktif sampai lanjut usia. Kalau kita lihat bonus demografi usia produktif di Indonesia semakin banyak, jika penyakit ini kita tidak turunkan saat menghadapi bonus demografi, ini akan menjadi bencana demografi,” katanya.

Eva menyebutkan saat ini, banyak kasus penyakit ginjal kronis ditemukan akibat pasien terkena diabetes tipe 2 dan hipertensi.

Adapun faktor risiko lainnya dari penyakit ginjal kronis, namun kondisinya masih bisa diberikan tata laksana medis dan diperbaiki. Misalnya seperti kasus akibat konsumsi obat pereda nyeri, penggunaan NAPZA dan pasien terkena radang ginjal.

Namun, ada juga faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti bawaan dari riwayat penyakit keluarga, terjadinya kelahiran prematur, trauma di daerah abdomen (rongga tubuh) dan adanya penyakit tertentu yang derita pasien seperti lupus, AIDS dan hepatitis C.

Oleh karena itu, dengan memperingati Hari Ginjal Sedunia yang diperingati pada 9 Maret 2023 besok bisa menjadi momentum masyarakat, untuk mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat. Dengan cara mengatur pola makan yang sehat, rajin berolah raga, menjauhi asap rokok, diet sehat hingga mengelola waktu tidur dan stres dengan baik.

“Tentu kita berharap dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia 2023 ini, bisa menjadi peningkatan kepedulian masyarakat untuk bisa paham, untuk bisa menjaga kesehatannya. Terutama menghindari faktor-faktor risiko, sehingga masyarakat kita lebih sehat dan lebih produktif ke depannya,” ujar Eva menambahkan. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
26 April 2024 - 18:53
Sharp Indonesia Umumkan Pemenang Program Sharp Lovers Day-Sharp Fiestapora

WARTAPENANEWS.COM –  Kampanye penjualan besutan Sharp Indonesia bertajuk Sharp Lovers Day – Fiestapora telah berakhir akhir Maret 2024 lalu. Sukses dilaksanakan sejak tujuh tahun silam, Sharp Lovers Day hadir guna

01
|
26 April 2024 - 12:10
Usai Dicekoki Ekstasi & Sabu, Remaja di Hotel Senopati Meregang Nyawa

WARTAPENANEWS.COM – Polisi menyebut remaja berusia 16 tahun yang tewas di salah satu hotel kawasan Senopati, Jakarta Selatan, sempat dicekoki beberapa jenis narkoba. "Baik korban yang meninggal atau pun hidup,

02
|
26 April 2024 - 11:12
Imbas Kebrutalan Israel, Begini Suasana Kota Hantu di Palestina

WARTAPENANEWS.COM – Belum ada tanda tanda kapan Israel akan menghentikan kekejaman yang mereka lakukan di tanah Palestina. Mereka tidak saja menghilangkan puluhan ribu nyawa, menghancurkan gedung, membatasi ibadah umat Islam

03