Wartapenanews, Jakarta – Penunjukan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok memimpin salah satu perusahaan BUMN menuai pro-kontra. Sejumlah kalangan menilai mantan Gubernur DKI Jakarta ini tidak layak untuk memimpin perusahaan plat negara karena sosoknya yang kontroversi. Namun, tak sedikit yang mendukung Ahok duduk memimpin BUMN.
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Arief Poyuono berpendapat Ahok layak menempati salah satu perusahaan BUMN yang saat ini tengah mengalami kesulitan keuangan. Dia menilai eks Bupati Belitung Timur itu kompeten dalam memimpin perusahaan dan diperkirakan bisa melalukan perubahan di BUMN.
“Sebaiknya Ahok ditempatkan di BUMN yang kembang kempis, revenue dan profit serta setoran deviden tidak ada ke negara ,seperti Krakatau Steel, Pelni, industri sandang, Garuda Indonesia. Jadi ukurannya jelas, prestasi Ahok di BUMN,†kata Arief dalam keterangannya, Senin (18/11/2019).
Arief berpandangan bila Ahok ditempatkan sebagai pimpinan di PLN dan Pertamina relative produknya sangat tidak ada saingannya. Namun, jika ditempatkan di perusahaan sektor pelayaran seperti Pelni akan banyak saingannya.
“Nah kalau untuk urus Pelni untuk tingkatkan okupansi berangkat ke Indonesia Timur dan kembali lagi dalam program tol laut Joko Widodo, kira-kira Ahok ditawarin jadi Dirut Pelni berani engga ya,†pungkas Arief.
Dia menilai, sejak digaungkan Presiden Jokowi pada 2014, program tol laut terus berkembang, terutama dari sisi trayek pelayaran. Saat awal dirintis pada 2015, trayek tol laut hanya dibuka 6 trayek. Kini, jumlahnya sudah 18 trayek. Hanya saja, trayek yang bertambah tidak lantas menaikkan muatan barang. Okupansi kapal tol laut saat ini masih belum besar, terutama ketika pelayaran kembali.
“Tingkat okupansinya sangat jomplang ketimbang saat keberangkatan. Pelni, misalnya. sepanjang tahun berjalan ini, rata-rata okupansi (keberangkatan) kapal Pelni di trayek tol laut mencapai sekitar 60%. Sementara untuk muatan balik okupansi hanya menembus angka 6%,†terang Arief. (rob)