WartaPenaNews, Jakarta – Meninggalnya aktor dan komedian Agung Hercules karena kanker otak, membuat warga bertanya-tanya. Apa sebenarnya yang memicu kanker otak? Demikian banyak pertanyaan sampai ada sejumlah golongan yang yakin jika kerap mengonsumsi jajanan micin dapat pacu kanker otak.
Jajanan mudah mengandung micin alias MSG (monosodium glumate) memang banyak digandrungi. Tapi, Anda yang kesukaan mengonsumsi jajanan micin baiknya lebih waspada. Ini karena mengonsumsi jajanan yang mengandung MSG terlalu banyak terkait dengan terjadinya kanker otak.
Tak dimungkiri, micin atau MSG memang kerap dianggap sebagai biang keladi berbagai masalah kesehatan. Tapi, terkait kanker otak, apakah benar micin atau MSG jadi satu diantaranya pembawa terjadinya keadaan itu?
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM menjelaskan jika MSG tidak dapat di buktikan menyebabkan kanker. Ini sesuai riset yang dilakukan oleh Food Standards Australia New Zealand (FSANZ).
dr. Devia Irine Putri rupaya pula sepakat dengan opini itu. Menurut dia, penebaran kanker termasuk, kanker otak, tidak didorong langsung oleh makanan yang mengandung micin.
“Sejauh ini belum ada riset yang betul-betul membuktikan jika makanan mengandung MSG dapat menimbulkan kanker otak pada manusia. Karena, kanker otak lebih didorong oleh faktor genetik dan paparan radiasi,†papar dr. Devia saat diwawancarai.
Menunjuk pendapat-pendapat yang berdasarkan pada riset, bisa diartikan jika micin atau MSG tidaklah yang memicu kanker otak. Terus, bagaimana jika dikatakan jika MSG aman buat kesehatan?
Glutamat secara alami bisa ditemukan pada jaringan tanaman dan hewan, seperti tomat, brokoli, jamur, kacang polong, keju, daging, ikan, bahkan pada air susu ibu. Perihal yang butuh diketahui, glutamat tidak cuma masuk ke dalam badan dengan persediaan makanan. Zat ini disintesis oleh badan untuk berbagai keperluan peranan yang fundamental.
Menurut dr. Devia, micin atau MSG tersebut sebenarnya aman jika dikonsumsi dalam batas yang lumrah. Diluar itu, Laporan Federation of American Societies for Experimental Biology (FEDSA) tahun 1995 pula sebutkan jika tidak ada bukti yang sahih jika MSG mengakibatkan masalah medis serius dan berjangka panjang.
Biarpun demikian, Anda harus betul-betul mengetahui jika micin atau MSG tidaklah suatu yang dapat dikonsumsi dalam bagian berlebihan. Soal ini harus begitu diperhatikan, apalagi jika Anda yakni orang yang peka pada zat itu. Karena, paparan MSG pada beberapa orang yang peka dapat mengakibatkan keluhan yang dimaksud sindrom restoran Cina (Chinese restaurant syndrome).
Menurut penjelasan dr. Karin Wiradarma, mereka yang mengalami sindrom restoran Cina akan mengalami keluhan, seperti pusing, mual, kulit kemerahan dan berkeringat.
“Selain itu, sindrom restoran Cina bisa juga menyebabkan keluhan kerap haus, rasa baal atau terbakar pada mulut dan tenggorokan, dan badan lemas. Ada juga masalah dimana terjadi seperti reaksi alergi, ngilu dada, jantung berdebar, sesak napas sampai abuh pada wajah dan tenggorokan,†ujar dr. Karin.
Jadi, biarpun tidak dapat di buktikan menyebabkan terjadinya kanker otak, Anda tetap tidak direkomendasi untuk kerap mengonsumsi jajanan micin. Cermati setiap gejala yang ke arah pada problem kesehatan yang ke arah pada kanker otak. Periksakan kesehatan secara teratur ke dokter untuk melakukan pencegahan sejak dini. (mus)
