WartaPenaNews, Jakarta – Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun indeks global pada umumnya lebih dipengaruhi oleh faktor penyebaran COVID-19 atau virus Corona yang secara masih masif.
“Dan telah dideklarasikan WHO sebagai pandemik internasional karena penyebaran virus tersebut telah mencapai 118 negara,†jelasnya, di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Adapun IHSG pada Kamis (12/3/2020) anjlok 5,01 persen. Hingga terkena pembekuan perdagangan sementara (trading halt). IHSG ditutup melemah 258,36 poin atau 5,01 persen ke posisi 4.895,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 50,13 poin atau 6,12 persen menjadi 769,64.
Dibuka melemah, IHSG tak beranjak dari zona merah. Hingga terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan di BEI pada Kamis kemarin pukul 15.33 waktu JATS yang dipicu penurunan IHSG yang mencapai 5,01 persen.
Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dengan sektor industri dasar turun paling dalam. Yaitu minus 8,48 persen. Diikuti sektor pertanian dan sektor pertambangan dasar masing-masing minus 4,71 persen dan minus 4,6 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp256,86 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 421.049 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 5,32 miliar lembar saham senilai Rp5,98 triliun. Sebanyak 39 saham naik, 398 saham menurun, dan 80 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia, Kamis sore kemarin antara lain Indeks Nikkei melemah 856,5 poin atau 4,41 persen ke 18.559,6, Indeks Hang Seng melemah 922,5 poin atau 3,66 persen ke 24.309,1, dan Indeks Straits Times melemah 105,08 poin atau 3,77 persen ke 2.678,64. (Azk)