23 April 2025 - 11:54 11:54
Search

Bacawapres Masih Menggantung, Parpol Masih Hitung Faktor Rasionalitas

IPOL.ID- Faktor rasionalitas menjadi pertimbangan utama dalam menentukan bacawapres di pilpres mendatang. Sebab, posisi orang nomor dua akan menentukan keterpilihan capres di saat hari pemilihan.

Hal itu diungkapkan pengamat Politik, Ujang Komarudin. Menurutnya, faktor rasionalitas menjadikan parpol dan poros koalisi dalam menentukan atau memilih calon wakil presiden (Cawapres). Menurutmya ada parameter dan standar yang ditentukan dalam memilih bakal cawapres.

“Kalau saya melihatnya unsur rasionalitas sedang dibangun oleh partai politik. Karena ada ukuran, ada standar, ada parameter atau ada rasionalitas dalam konteks menentukan bakal cawapres,” kata Ujang, Sabtu (8/7).

Hal itu kata dia, yang menjadikan alasan mengapa sampai saat ini tiga poros koalisi maupun capres belum menentukan cawapres. Faktor rasionalitas menjadikan parpol dan poros koalisi tersebut belum kunjung menentukan cawapres.

Tiga poros koalisi PDI Perjuangan (PDIP) dengan Ganjar Pranowo , Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan Prabowo Subianto , dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dengan Anies Baswedan.

“Disamping itu pertimbangan juga pada faktor elektabilitas. Di pemilu 2024 akan sangat menentukan. Kondisi itu berbeda dengan Pemilu 2019 lalu yang juga menentukan, tapi tidak begitu berpengaruh karena yang maju adalah capres petahana. Sehingga, Joko Widodo (Jokowi) pun memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya bisa menang,” ulasnya.

Di pilpres 2024, hasil sejumlah lembaga survei. Bacapres hingga saat ini ketiga bacapres belum ada yang dominan dalam survei.

“Dalam konteks hari ini, yang katakan capresnya masih rata kekuatannya, ada yang mengatakan Pak Prabowo 4 digit lebih gitu ya, katakan lah itu posisinya saling susul masih kuat, masih dinamis, dalam kotak kekuatan yang masih rata itu,” ucapnya.

Sehingga, lanjut Ujang, posisi cawapres menjadi penting karena cawapres ini turut menentukan kemenangan di Pilpres 2024. Misalnya, PKB dalam KKIR dapat menentukan suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah maka rasionalitas itu muncul.

Sama halnya dengan PDIP dan PPP yang juga membangun konstruksi cara berpikir rasional bahwa cawapresnya yang akan unggul, begitu juga dengan Anies yang juga memunculkan nama Yenny Wahid. Ketiganya mempertimbangkan memilih tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU).

“Apakah ini untuk memecah belah NU, atau saya tidak tahu. Karena, kalau kekuatan NU itu bersatu ya, ini bisa memenangkan pertarungan di mana pun posisi NU ini,” ucapnya.(Sofian Ismanto)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait