3 May 2024 - 20:22 20:22

Batik Lasem “Rasa” New York

Batik Lasem “Rasa” New York

WartaPenaNews, Jakarta – Pikat warna dan motif batik lasem, telah lama diakui oleh masyarakat dunia karena keindahannya. Kurang promosi serta minim apreasiasi, batik lasem memudar pamornya.

Agar tidak menjadi kenangan, tetapi justru lestari, kian dikenal oleh masyarakat dunia, Fanty Kurnia Margaretha perempuan pebisnis asal daerah Leteh, Rembang – Jawa-Tengah menggagas “Lasem Fashion Week 2019”, yang sesuai rencana akan berlangsung pada tgl 1 – 3 November 2019.

Agenda utama berupa kompetisi merancang busana batik lasem, bekerjasama dengan Indonesia Fashion Gallery di New York. Hadiahnya cukup bergengsi lho, berupa pameran karya pemenang di Indonesia Fashion Gallery di New York, Amerika Serikat.

Selain itu, karya pemenang akan dikenakan oleh model sosialita New York , dan difoto oleh New York TV Fashion. Wooow…, hadiah impian banyak desainer, mengingat New York menjadi trend setter fashion ternama dunia!

Mahakarya Perempuan Sepuh Yang Mendunia

Menurut Fanty, di awal kehadiran batik lasem pada tahun 1892, terdapat ribuan pengrajin yang didominasi pembatik perempuan.

Kekinian, pamor batik lasem kian meredup, rumah produksi dan pengrajin batik semakin berkurang.

Membatik identik dengan pekerjaan perempuan sepuh yang kesetiaan menoreh canting di atas motif kain tidak perlu diragukan. Anak muda seolah tidak tertarik, dan menganggap sebagai pekerjaan usang yang melelahkan.

Melalui even Lasem Fashion Week 2019, serta konsep promosi di New York, diharapkan pamor batik tulis lasem akan populer kembali, menjadi lifestyle masyarakat luar negeri, yang akan berdampak pada tingkat kesejahteraan pengusaha, dan pembatiknya.

“Dahulu, saya pernah menggagas pemilihan putra-putri batik lasem, seiring dengan kesibukan saya berbisnis di industry golf, dimana produk saya branding di New York, muncul inspirasi untuk mengangkat batik lasem agar go Internasional,” kata Fanty.

Fanty dan charity di PBB New York

Selain berbisnis, ibu muda dengan dua orang anak batita ini, memiliki banyak peran sosial, diantaranya Founder Wirausaha Go Global Club Indonesia. Organisasi besutannya ini didedikasikan sebagai upaya untuk menampung seluruh pelaku usaha kecil di Rembang. Bertujuan untuk mencapai scale-up business dengan 3 M, mentoring, market, dan money.

Dengan restu Ibu Peny Rahayu, Ketua harian Dekranasda Ja-teng, Fanty diminta juga untuk membantu mempromosikan batik Ja-teng agar go Internasional.

Karya Seni Menyiratkan Beragam Makna

Selain cantik dengan warna-warni serta motif yang indah, batik lasem dibuat dengan arti tersirat oleh rangkaian doa, harapan, dan perlambang dari berbagai aspek kehidupan.

“Ini yang membuat saya lebih percaya diri, serta optimis, batik lasem bisa go Internasional, kata Fanty yang menyuarakan kepedulian dalam bentuk charity, salah satunya acara lelang dan penyerahan tas golf GF Golf dalam United Nations Delegations Women’s Club, di New York ke PBB untuk pengungsi Suriah.

Agar momen tersebut viral di dunia maya, Fanty mengajak fotographer untuk mengikuti kompetisi pemotretan model remaja wanita Rembang berbusana batik lasem. Mengambil spot foto terbaik di lokasi Lasem Heritage. Hasil foto harus diviralkan di medsos.

Harmoni apik dari batik lasem yang cantik, serta bangunan cagar budaya yang agung dan indah, menjadi point selling untuk promosi ini, kata Fanty senang.

Berbagai upaya pun dilakukan perempuan pebisnis yang hobi bermain golf, untuk mempromosikan batik lasem, diantaranya pemecahan Rekor MURI untuk jumlah kapal nelayan terbanyak yang dihias dengan motif batik lasem. Membantu promosi di dalam dan luar negeri, serta menyelenggarakan beragam kegiatan yang berhubungan dengan batik lasem, salah satunya workshop kreatif.

Wastra Pusaka Pengaruh Dari 3 Agama, Etnis, dan Bangsa

Memandang selembar kain batik tulis lasem, aura keanggunan yang terbias cantik dari ragam warna dan motif menjadi “oase” bagi penikmatnya.

Batik lasem menjadi warisan yang tidak ternilai harganya, karena coraknya dipengaruhi oleh agama Hindu, Budha, dan Islam. Selain pengaruh etnis lokal dan asing diantaranya Tionghoa, Jawa, Lasem, Belanda, dan Champa.

Jika diamati, ragam warna dan motif dibedakan dari batik tulis lasem pengaruh Tionghoa dan non Tionghoa.

Pesona batik lasem jelang go Internasional

Masyarakat Tionghoa muslim dan peranakan memiliki warna favorit, merah terang, ada pula warna merah ati ayam, perlambang kebahagiaan. Dihasilkan dari ekstrak akar mengkudu, akar jiruk, dan air dengan kandungan mineral yang menimbulkan efek khas. Warna ini diakui sebagai jenis warna merah terbaik, dan tidak bisa ditiru!

Ragam motif flora dan fauna tak kalah menarik karena sarat makna seperti naga, sumber kekuatan, keagungan, dan kebijaksanaan, phoenix, kecantikan dan keabadian, kelelawar, rezeki berlimpah dan umur panjang.

Kupu-kupu perlambang cinta yang abadi dan Gunung Ringgit Pring, yang berarti gunung ringgit bambu yang memiliki arti gunung dan uang. Menjadi perlambang rezeki berlimpah dan umur panjang.

Motif gunung ringgit pring dikenal pula dengan nama motif sisik, menjadi salah satu jenis motif terumit karena sangat detil. Butuh waktu pengerjaan hingga 3 bulan!

Sedangkan pengaruh non Tionghoa didominasi motif batik jawa diantaranya sekar jagad, parang rusak, parang tritis, dan kawung babagan. Diproduksi pula motif Tionghoa dengan kombinasi motif jawa, diantaranya parang dan kawung.

Motif lain yang tak kalah unik dan paling banyak dicari adalah 3 negeri. Terinspirasi dari tehnik pencelupan 3 kota produsen batik terkenal. Merah dari Lasem, biru, Pekalongan, dan cokelat soga dari Solo.

Warna-warna klasik batik lasem didominasi warna merah darah, warna merah ati ayam, biru, merah dan biru, sogan kekuningan, 4 negeri atau dikenal pula dengan 3 negeri ungon yang terdiri dari warna merah, biru, soga, dan ungu. Masing-masing warna memiliki arti dan penggunaan yang berbeda.

Pengusaha batik di Lasem seperti batik Nyah Kiok, Persada Beruang, Ningrat, dan Barokah, memproduksi batik lasem dengan motif kuno yang dipadukan dengan motif kreasi, dan warna-warna lain. Hasilnya, tak kalah memukau dari kreasi batik lasem klasik.

“Tiket Emas” ke New York

Tertarik dan ingin mengikuti kompetisi dengan hadiah bergengsi? Baca syarat-syarat berikut:

Syarat Peserta

1. Terbuka untuk umum, desainer profesional dan non profesional

2. Tema rancangan:

“Summer Street Style New York”. Desain berupa baju sehari-hari yang biasa dikenakan masyarakat urban moderen di New York.

3. Menggunakan material utama batik tulis lasem. Disarankan untuk membeli langsung ke pengrajin.

4. Peserta diperbolehkan untuk mendesain motif batik lasem sesuai kreasinya, serta menambahkan berbagai elemen material sebagai pemanis, menyesuaikan dengan konsep go green.

5. Memahami jenis motif, warna, dan filosofi batik lasem.

6. Pendaftaran dimulai sejak tgl 25 Mei hingga 25 Agustus 2019. Peserta membayar Rp. 350,000,-

Kriteria penilaian:

1. Orisinalitas desain
2. Kerapian jahitan
3. Konsep desain
4. Presentasi di hadapan juri.

Juri :
Teti Rompis, CEO Indonesia Fashion Gallery, New York

Zaka Hamzah, CEO Alleira Batik

Bimo Permadi, Celebrity Fashion Stylist.

Hadiah:

Piala Gubernur Jateng

10 desain terbaik terpilih akan dipamerkan di Indonesia Fashion Gallery di New York, Amerika Serikat.

Info lebih lanjut:
Fanty, di 0817.03902227. (Bud)

 

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
3 May 2024 - 12:20
Ria Ricis Resmi Menjanda

WARTAPENANEWS.COM – YouTuber Ria Ricis resmi menyandang status janda setelah melewati sidang cerai selama 4 bulan. Pengadilan Agama Jakarta Selatan memutus cerai pernikahannya dengan Teuku Ryan, pada 2 Maret 2024.

01
|
3 May 2024 - 11:17
Desa di Aceh Singkil Diterjang Banjir Bandang

WARTAPENANEWS.COM –  Banjir bandang menerjang Desa Lae Bangun, Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Sumber video yang beredar di media sosial Facebook dan grup Whatsapp, banjir bandang itu terjadi

02
|
3 May 2024 - 10:06
Suami Biadab, Aniaya Istri yang Sedang Hamil 4 Bulan hingga Dibacok Celurit

WARTAPENANEWS.COM – Perempuan muda di Kota Malang, Jawa Timur menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya. Aksi kekerasan ini dilakukan pelaku berinisial M. Romadoni (24), warga Jalan

03