28 April 2024 - 10:14 10:14

Benarkah Orang Jenius Sering Merasa Tidak Bahagia?

WartaPenaNews, Jakarta - Setiap orang pasti memiliki cita-cita khusus yang akan senantiasa mereka usahakan untuk mewujudkannya. Begitu pula, keinginan untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya merupakan naluriah dasar yang dimiliki semua manusia.

Namun seiring waktu berjalan, biasanya orang akan mengalami titik kejenuhan dan merasa tidak bahagia atau bahkan kecemasan yang tak menentu lantaran terus terdorong oleh rasa tidak puas dengan apa-apa yang diraihnya saat ini.

Nah ini dia bedanya, bagi mereka yang dianggap memiliki kecerdasan dan kreativitas rata-rata, secara alami akan memiliki pola pemikiran tentang diri sendiri yang relatif mudah untuk dipahami. Hal ini akan berguna dalam hal memperbaiki diri tanpa merasa terlalu terbebani oleh POTENSI yang mereka miliki.

Umumnya orang tidak akan menggunakan waktu 24 jam penuh hanya untuk terus-menerus memikirkan tentang dirinya. Manusia normalnya tidak akan memiliki gambaran pikiran atau kecerdasan guna merenungkan dalam level ekstrim terkait potensi yang dimilikinya melebihi waktu harian yang diluangkannya.

Namun berbeda bagi orang yang sangat berbakat atau jenius. Mereka akan terus terbayang-bayang dengan begitu banyak potensi pribadi yang dimilikinya. Keadaan ini akan membebani pemikiran mereka sendiri lantaran terus membayangkan semua hal yang tidak atau belum mereka capai dalam hidupnya.

Di satu sisi, mereka sadar sebenarnya dapat mencapai salah satu dari hal-hal yang mereka bayangkan lakukan tersebut. Tetapi dari sudut pemikiran lain, mereka juga tahu betul tidak mungkin mencapai semuanya. Menyerah untuk tidak mewujudkan ide-ide yang mereka miliki, dapat membuat orang yang berbakat terjebak. Melepaskan satu atau dua ide bagi orang jenius seolah-olah sudah menyerah pada ratusan ide lainnya.

Orang-orang jenius dan berbakat biasanya akan merasa kewalahan dengan potensinya, Sebagai akibat dan ironisnya, mereka justru tidak mencapai apapun sebanyak yang seharusnya mereka bisa karena terbebani oleh satu pemikiran tersebut. Jarak ekstrim antara potensi khayalan dan kehidupan nyata dapat menyebabkan efek psikologis seperti kecemasan, rasa malu, dan bahkan depresi. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
27 April 2024 - 13:12
Lokasi Bunuh Diri Brigadir Ridhal di Mampang Didatangi Keluarga

WARTAPENANEWS.COM – Keluarga Brigadir Ridhal, anggota Polresta Manado yang ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, mendatangi lokasi kejadian peristiwa. Brigadir Ridhal diduga

01
|
27 April 2024 - 12:36
Bule Australia yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Dibekuk

WARTAPENANEWS.COM – Maika James Folauhola (24), warga negara (WN) Australia, ditangkap terkait kasus penganiayaan terhadap sopir taksi bernama Putu Arsana. Penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Area Central Parkir Kuta, Kuta,

02
|
27 April 2024 - 12:10
BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Peralihan Musim

WARTAPENANEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang masih bisa mengintai di periode peralihan musim hujan ke kemarau. BMKG memonitor masih terjadinya hujan

03