WartaPenaNews, Jakarta – Pemerintah Kota Depok dinilai kurang perduli pada kebersihan lingkungan. Banyak berjalan-jalan di kota ini dihiasi pemandangan tumpukan kantong plastik berisi sampah rumah tangga.
Jalan Jambore Nasional Pramuka, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, contohnya, tumpukan sampah keluarkan berbau busuk, banyak lalat dan belatung.
Lumayan banyak penduduk yang sedih pada pemerintah kota karena berkesan membebaskan keadaan itu.
“Sampah dibiarin begitu saja. Apa wali kota tidak turun ke wilayah? Aneh sekali, ini kan jalan wisata ke arah Bumi Perkemahan Cibubur, yang seringkali dilintasi banyak mobil dan motor,” papar Hambali, 64,pemobil yang sehari-hari melalui jalan itu, Minggu (19/1/2020).
Hambali mengungkap, tumpukan sampah itu sudah tiga minggu ini tak diangkut. “Kita risih melihat sampah yang menimbun itu,” tandasnya, geram.
Ela, 40, karyawanpabrik di Cileungsi, Kabupaten Bogor, mengakui tidak kuat berbau mencium sampah di Jalan Jambore Nasional Pramuka.Tiap-tiap hari saat lewat dia terpaksa tutup hidung.
Menurutnya, tumpukan sampah di tempat itu jarang diangkut petugas kebersihan karena plastik dan karung pembungkus sampah tampil kusut.”Tepi jalan ini tidak pernah bersih dari tempat sampah,” tuturnya.
Pada Sabtu (18/1) tumpukan sampah masih tampil. Sampah dibiarkan berserakan sampai hampir tutup sejumlah jalan. Sampah kebanyakan dibungkus plastik besar dan sedang sampai karung. Banyak yang berserakan.Tidak sekedar sampah rumah tangga, pula sampah kardus dan kabel listrik.
Kepala bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Iyai Gumilar janji untuk mengalihkan sampah dari Jalan Jambore Nasional Pramuka ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Cipayung.
“Kita segera angkut dan pindahkan. Lantaran selama ini kita konsentrasi angkut sampah banjir awal tahun baru kemarin,” kilahnya, singkat.
Pengamat lingkungan Universitas Indonesia (UI) Tarsoen Waryono pernah mengatakan Kota Depok belum layak menggapai penghargaan kebersihan lingkungan karena masih lekat dengan kesan-kesan kotor.
“Menurut ane,Kota Depok belum wajar diangkat sebagai kota yang bersih. Ane menyangsikan prestasi yang dicatatkan Kota Depok, yang peroleh Piala Adipura 2017,” katanya.
Penegasan Tarsoen sesuai kenyataan lapangan. Kalau pengin memonitor, timbunan sampah dapat didapati di jalur-jalur hijau,sungai, situ, bantaran kali dan pinggir-pinggir jalan di kota ini. Permasalahan sanitasi seperti banjir, wabah penyakit pula belum teratasi secara baik.
“Kehadiran sampah yang tidak sesuai dengan tempatnya akan mengganggu keindahan kota dan beresiko pada kesehatan penduduk sekitar. Terdapat banyak persoalanakibat jeleknya skema sanitasi, seperti banjir, wabah penyakit, ataupun pencemaran lingkungan. Sanitasi yang jelek ini belum diperhatikan pemerintah,” tuturnya.
Di Kota Depok, masalah jeleknya sanitasi seperti banjir kerap terjadi bahkan sampai ada wilayah berlangganan banjir bila musim penghujan datang. Diluar itu, kebiasaan jelek masyarakatnya yang seringkali membuang sampah rumah tangga ataupun sampah pasar ke parit ataupun sungai-sungai makin membuat tatanan sanitasi tambah buruk.
Tahun 2017 Kota Depok menggapai piala Adipura untuk definisi Kota Metropolitan terbersih. “Pertanyaan ane kok dapat? Ane bingung begitu loh,” lebih ia. (mus)