20 April 2025 - 23:24 23:24
Search

Data Jokowi Soal Impor Jagung 2018 Tuai Polemik

WartaPenaNews, Jakarta – Polemik mengenai impor jagung di tahun 2018 sebesar 180 ribu ton terus berlanjut. Pernyataan yang disampaikan paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dinilai keliru. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka impor jagung sebesar 737,22 ribu ton.

Soal polemik pernyataan Jokowi, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita membela bosnya. Enggar menjelaskan, data yang disebutkan Jokowi itu adalah hanya mencakup impor jagung pakan ternak saja. Tidak semua.

Menurut Enggar, data dari BPS itu untuk semuanya, yakni ada jagung untuk industri. Jadi muncul angka impor jagung sebesar 737,22 ribu ton, telah digabung.

“Betul Benar kata Pak Presiden (Jokowi). Itu kan ada jenis jagung yang industri. Tapi kan yang disoalkan yang pakan, itu ada jenis jagung tertentu untuk industri yang berbeda,” kata Enggar di Jakarta, Selasa (19/2).

Soal data tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa informasi data tersebut dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Ya memang 2018 saya tanya konfirmasi lagi ke Mentan 180 ribu (ton), Mendag juga 180 ribu dan justru ada ekspor 380 ribu (ton), di debat lupa disebutkan. Data-data dari kementerian,” terang Jokowi.

Munculnya data tersebut bukan hasil karangan. Jokowi menegaskan, impor 180.00 ton diperoleh dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Menanggapi polemik data impor jagung yang disampaikan Jokowi, pengamat pertanian Dwi Andreas mengatakan, data yang disampaikan Jokowi tidak tepat.

Dwi Andreas menjelaskan, bahwa 180 ribu ton itu adalah impor jagung untuk membangun peternak-peternak rakyat dan impor diserahkan pada Perum Bulog tahun 2019. “Jadi bukan tahun 2018, tapi tahun 2019. Di tahun 2018 ditugaskan Perum Bulog impor 100 ribu ton,” ujar Dwi, Selasa (19/2).

Lanjut Dwi, karena tidak meredam harga jagung lalu diputuskan impor jagung tambahan untuk peternak-peternak kecil di Jawa Timur sebesar 30 ribu ton pada awal Januari 2019. Kemudian di akhir Januari diputuskan impor jagung 150 ribu ton. “Ini barangkali yang memberi data ke beliau (Jokowi) kelihatannya tidak tepat,” pungkasnya.

Dia juga kembali meluruskan pernyataan Jokowi yang menyebutkan tahun 2014 impor jagung 3,5 juta ton, yang benar kata Dwi Andreas, adalah tahun 2014. “Jadi kelihatan info yang disampaikan beliau (Jokowi) kurang tepat entah dari Kementerian Pertanian atau,” ucap dia.

Setelah impor jagung turun dari 3,5 juta ton di tahun 2015 menjadi 1,3 juta ton di tahun 2016, kata Dwi, penurunan impor disebabkan karena ada pembatasan impor yang kemudian menggantinya dengan gandum. “Dalam dua tahun terakhir impor gandung 2,2 juta ton,” tuturnya. (dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait