30 April 2024 - 20:40 20:40

Daya Juang Timnas Sepak Bola Luar Biasa, Simak Cerita Psikolog Unair Melatih Mental Timnas  

psikolog Unair Afif Kurniawan, timnas sepak bola

IPOL.ID – Tidak ada yang meragukan kemampuan pelatih Indra Sjafri. Di tangannya, timnas diasah skill dan teknik sehingga timnas sepakbola U-22 mampu menggondol emas Sea Games 2023. Namun jangan juga lupakan daya juang dan mental para pemain kita. Sebab, disitulah kunci kemenangan mampu diraih.

Apalagi juara Asia Tenggara sudah 32 tahun tidak diraih. Meruntuhkan mental block, dan menjaga kepercayaan diri pemain tentu bukan pekerjaan mudah. Tantangan itulah yang dicoba ditangani oleh tim psikolog timnas yang berasal dari kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Salah satu tim psikolog yang resmi ditunjuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah dosen psikologi Unair Afif Kurniawan.

Dalam kesempatan itu, Afif Kurniawan bersama dua rekan psikolog lainnya Steven Halim dan Laksmiari Saraswati memastikan kondisi psikologis atlet dari pra-latihan, latihan, pra-pertandingan, pertandingan hingga pasca-pertandingan.

Sebagai informasi, Afif juga sempat menjadi staf pelatih bidang pengembangan psikologi atlet Persebaya selama tiga musim berturut turut, mulai 2017 sampai 2020. Selain itu, ia banyak berkecimpung pada psikologi olahraga dan pendampingan para atlet. Salah satunya tim nasional baseball softball putri untuk Asean Games 2018.

Afif juga kerap menjadi observer analisis kebutuhan psikologis tim olahraga. Maka tak heran, jika kembali terpilih sebagai extra official, dalam hal ini sebagai tim pendamping psikologis Timnas Sepakbola di Kamboja Phnom Penh.

Afif menjelaskan, persiapan berlangsung sejak dua bulan menjelang perhelatan hingga berakhirnya Sea Games. Ia menyebut terdapat tiga fase, yakni fase pemetaan profil, babak penyisihan grup, serta babak final dan semi final. Dilansir dari unair.ac.id, yuk, kita simak cerita Afif Kurniawan selengkapnya.

Fase Pemetaan Profil

Menurutnya, pada fase itu, tantangan tim psikolog harus cepat dan tepat dalam memetakan profil lebih dari 50 pemain yang masuk dalam proses seleksi. Termasuk mengetahui kondisi latar belakang, profil keluarga dan lain-lain. Sebab, tanpa data awal tersebut tidak mungkin psikolog bisa menyusun sebuah dinamika kepribadian seorang pemain.

Fase Babak Penyisihan Grup

Ia mengatakan pada fase grup, sebenarnya banyak komentar-komentar yang justru mencoba ‘melemahkan’ Timnas Indonesia. Banyak pihak berkomentar bahwa Timnas Indonesia untung sebab berada dalam grup yang mudah, dan sudah pasti lolos ke semifinal lalu akan kesulitan menghadapi Thailand atau Vietnam dari grup B.

Indonesia satu grup dengan Kamboja sebagai tuan rumah, lalu Timor leste, Myanmar dan Filipina. Bagi mereka yang mengatakan Timnas seharusnya akan dengan mudah memenangi pertandingan melawan tim-tim tersebut, justru hal ini akan sangat kontraproduktif.

“Secara tidak langsung, hal ini sebenarnya justru melemahkan sisi mental pemain terutama dari mindset. Ketika pemain menggunakan mindset ini. Maka mereka (pemain, -red) akan menganggap lawan sebagai tim yang mudah, dan cenderung meremehkan. Hal yang kurang sesuai dengan mindset yang terbangun di Timnas, lantaran semua tim yang berkompetisi sama-sama bagus,” jelas Afif.

Tim pendamping psikologis mengajak pemain untuk mengelola mindset memenangi pertandingan bukan soal mengalahkan siapa yang menjadi lawan. Di samping itu, tim juga mulai membatasi kontak pemain dengan media sosial, serta melakukan pendekatan kognitif untuk merubah mindset.

Fase Final dan Semi Final

Pada tahap ketiga ini, Afif menekankan ketenangan dan pengelolaan emosi yang baik. Pasalnya semua pemain menantikan membawa emas. Namun, dalam kajian psikologi, pengelolaan semangat dan motivasi yang tidak baik akan berbanding terbalik dengan performa.

“Terlalu bersemangat bisa meningkatkan kecemasan berlebihan dan justru membuat under performance. Maka kami melakukan pendekatan individu maupun kelompok, bersamaan dengan periodisasi latihan. Agar pemain dapat menampilkan ketenangan dan kewaspadaan serta sikap mental yang ideal saat menghadapi pertandingan,” tuturnya.

Alhasil, pemain mampu melakukan game plan, kemudian memanfaatkan peluang termasuk di fase injury time (tambahan waktu yang diberikan wasit atas waktu yang hilang selama pertandingan berlangsung). Kondisi tersebut tidak mudah dan membutuhkan ketenangan yang luar biasa dalam menghadapi tekanan pertandingan.

“Khusus menjelang final, kami sempat berbincang santai dengan pemain. Kemudian pemain dengan tenang menyampaikan jika Indonesia bisa menaklukkan Vietnam dengan baik, mengapa hal sama tidak bisa, pemain lakukan saat melawan Thailand. Saat itulah kami menyadari bahwa tim ini sudah memiliki mentalitas yang ideal untuk menghadapi final, dan itu terbukti dengan ketenangan mereka saat menghadapi situasi sulit. Pemain menyamakan score 2-2 pada menit akhir waktu normal, hingga akhirnya Irfan Jauhari mencetak gol saat perpanjangan waktu kemudian oleh Fajar Fathurrahman serta Beckham Putra untuk menyudahi permainan,” ujar Afif.

Bentuk Nyata Kesehatan Mental

Afif menyampaikan gelaran Sea Games itu merupakan bentuk nyata kesehatan mental yang memengaruhi kemampuan atlet untuk unjuk diri di lapangan. Untuk penonton yang menyaksikan pertandingan semifinal Indonesia melawan Vietnam 3-2, lalu final Indonesia melawan Thailand meraup score 5-2.

Bagi Afif, proses seluruh pemain dalam dua pertandingan tersebut merupakan gambaran bagaimana pemain mampu menampilkan versi terbaik dari dirinya, yang berkaitan dengan stabilitas emosi dan ketangguhan yang baik. Sebuah penampilan yang menggambarkan efek kesejahteraan psikologis pada penampilan pemain di lapangan.

“Pemain memiliki kontrol yang bagus, bisa mengelola banyak aspek dalam kondisi tertekan, bahkan saat rekannya dikeluarkan wasit karena melakukan kartu merah di semifinal, mereka tetap mengelola diri dengan baik dan fokus pada tujuan,” ujar dosen psikologi Unair itu. (timur)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
30 April 2024 - 12:16
Pasokan Senjata Terlambat, Zelensky Tuduh Rusia Manfaatkan Kesempatan Serang Ukraina

WARTAPENANEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia memanfaatkan lambatnya pengiriman senjata dari Barat untuk melakukan serangan. Komentarnya muncul setelah AS menyetujui paket bantuan militer senilai USD61 miliar untuk Ukraina.

01
|
30 April 2024 - 11:12
Terlibat Perkelahian, Polisi Korsel Tangkap Satu Orang WNI

WARTAPENANEWS.COM – Kemlu RI mengatakan, polisi di Korea Selatan (Korsel) menahan satu orang yang terlibat perkelahian maut. Kejadian itu menewaskan seorang WNI. "Pihak Kepolisian setempat telah menahan 1 WNI terduga

02
|
30 April 2024 - 10:14
Peredaran 40 Kg Sabu dan 20 Ribu Ekstasi Berhasil Digagalkan

WARTAPENANEWS.COM –  Satresnarkoba Polrestabes Surabaya membongkar peredaran narkoba jenis sabu dan ekstasi. Total barang bukti yang diamankan adalah 40 kilogram (kg) sabu dan 26.019 butir pil ekstasi. Pengungkapan jaringan narkoba

03