28 April 2024 - 17:12 17:12

Desak Pemilu Ulang di Sydney

WartaPenaNews, Jakarta – Komunitas masyarakat Indonesia di Sydney mendesak pemungutan suara ulang. Tuntutan itu dilakukan, setelah banyak orang mengaku tak bisa mencoblos karena waktu pembukaan TPS tidak sebanding dengan antrean panjang pemilih.

Bahkan, petisi untuk menggelar pemungutan suara ulang pada pemilihan umum 2019 di Sydney, Australia, sudah diteken oleh setidaknya 25 ribu orang.

“Komunitas masyarakat Indonesia di Sydney, Australia, menginginkan pemungutan suara ulang karena ratusan warga Indonesia yang mempunyai hak pilih tidak diizinkan menggunakan haknya padahal sudah ada antrean panjang di depan TPS Town Hall dari siang pada Sabtu 13 April lalu,” bunyi petisi yang dilansir di change.org, Senin (15/4).

Penggagas petisi yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo itu menganggap, Panitia Pemilu Luar negeri (PPLN) Sydney tidak mampu menyelenggarakan pemungutan suara, karena gagal mengakomodir semua pemilih yang hadir ke TPS hingga akhir waktu pencoblosan.

Ratusan WNI yang disebut telah mengantre hingga berjam-jam itu tetap tidak mendapat kesempatan memilih karena TPS sudah tutup.

“Proses yang panjang dan ketidakmampuan PPLN Sydney sebagai penyelenggara menyebabkan antrean tidak bisa berakhir sampai pukul 18.00 waktu setempat,” demikian bunyi keterangan petisi tersebut.

“Ratusan orang yang sudah mengantre sekitar dua jam tidak dapat melakukan hak dan kewajibannya untuk memilih karena PPLN dengan sengaja menutup TPS tepat pukul 18.00 tanpa menghiraukan ratusan pemilih yang mengantre di luar,” sambung isi petisi tersebut.

Sementara itu, PPLN Sydney mengaku, pemungutan suara berjalan lancar. Sebanyak 25.381 pemilih terdaftar di PPLN Sydney.

PPLN Sydney membuka 22 TPS, yakni 4 di Konsulat Jenderal RI Sydney, 5 TPS di Sydney Town Hall, 3 TPS di Marrickvulle Community Centre, 3 TPS di Yagoona Community, 3 TPS di Good Luck Paza, 2 TPS di Sherwood State School-Brisbane, dan 2 TPS di Adelaide State Library.

Pemungutan suara dibuka sejak pukul 08.00-18.00 waktu setempat. PPLN Sydney menyatakan, para pemilih tetap dan pemilih yang pindah lokasi sebagian besar juga terlayani dengan baik sejak pagi hari.

PPLN Sydney mengaku, antrean pemilih mencapai puncaknya menjelang pukul 17.00 waktu setempat. Hal itu diklaim karena banyak pemilih DPKLN yang ingin mencoblos.

“Tidak sedikit pemilih yang datang adalah pemilih yang tidak terdaftar atau tidak tahu bahwa yang bersangkutan masuk dalam kriteria daftar pemilih khusus (DPKLN)-yang baru diperbolehkan mencoblos satu jam sebelum TPS di tutup yakni pukul 17.00-18.00,” bunyi pernyataan PPLN Sydney dalam pernyataan resminya.

PPLN Sydney juga mengakui, bahwa masih banyak WNI yang berkumpul di depan TPS pada pukul 18.00 waktu setempat. Namun, panitia tetap tidak memperpanjang pembukaan TPS untuk para pemilih yang masih menunggu di luar gedung.

“Penutupan TPS tetap dilakukan pada pukul 18.00. Pemilih yang berada di luar gedung telah diberi penjelasan bahwa waktu pencoblosan telah berakhir. Namun, pelayanan masih dilakukan pada pemilih yang sudah memasuki TPS hingga pukul 19.00,” pungkasnya. (*/dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
27 April 2024 - 13:12
Lokasi Bunuh Diri Brigadir Ridhal di Mampang Didatangi Keluarga

WARTAPENANEWS.COM – Keluarga Brigadir Ridhal, anggota Polresta Manado yang ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, mendatangi lokasi kejadian peristiwa. Brigadir Ridhal diduga

01
|
27 April 2024 - 12:36
Bule Australia yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Dibekuk

WARTAPENANEWS.COM – Maika James Folauhola (24), warga negara (WN) Australia, ditangkap terkait kasus penganiayaan terhadap sopir taksi bernama Putu Arsana. Penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Area Central Parkir Kuta, Kuta,

02
|
27 April 2024 - 12:10
BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Peralihan Musim

WARTAPENANEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang masih bisa mengintai di periode peralihan musim hujan ke kemarau. BMKG memonitor masih terjadinya hujan

03