WARTAPENANEWS.COM – Berdarah Dengue atau DBD merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue dapat mengakibatkan dua kondisi, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue.
Demam dengue biasanya cenderung menimbulkan gejala ringan, ditandai dengan demam secara tiba-tiba dan berbagai gejala yang tidak spesifik, termasuk sakit kepala bagian depan, nyeri retro-orbital, nyeri tubuh, mual dan muntah, nyeri sendi, lemas, dan ruam.
Sementara demam berdarah dengue biasanya dapat menyebabkan gejala yang berat seperti perdarahan kulit, termasuk yang paling umum terjadi adalah petekie dan purpura, bersama dengan perdarahan gusi, epistaksis, menoragia, dan perdarahan saluran cerna.
Dokter Spesialis Anak, dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, menjelaskan DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan mengintai setiap orang.
“Seseorang bisa terinfeksi DBD lebih dari sekali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung pada kematian,” ujar dr Nunki dalam talk show ‘Bye Bye DBD: 3M Plus dan Vaksin DBD Cara Terkini Terhindar dari Demam Berdarah’ yang diselenggarakan oleh PT Takeda Innovative Medicines baru-baru ini.
Dokter Nunki menambahkan menurut data Kementerian Kesehatan, setiap hari, dua orang meninggal karena DBD. Untuk itu, dr Nunki mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada, terutama pada pagi dan sore hari saat nyamuk biasanya menggigit, yaitu waktu di mana kita paling aktif.
“Orang yang terinfeksi dengue tidak hanya berisiko terhadap kesehatannya sendiri, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi dan kemudian dapat menularkan virus kepada orang sehat melalui gigitannya,” kata dr Nunki.
“Perlu diingat bahwa dengue tidak dapat menyebar langsung dari satu orang ke orang lainnya, nyamuk diperlukan untuk transmisi virus dengue. Jadi, bagi Bapak dan Ibu yang memiliki buah hati, dan digigit oleh nyamuk pembawa virus dengue, perlu berhati-hati karena dapat menularkan kepada anak-anak kita,” ujar dr Nunki.
DBD sendiri, lanjut dr Nunki, terdiri dari tiga fase, yaitu, fase demam tinggi di 1-3 hari pertama, fase kritis pada hari ke-4 dan 5, dan fase penyembuhan, yaitu di hari ke-6 dan 7.
“Waspada pada fase kritis, karena pasien dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa,” kata dr Nunki.
Menurut Dr Nunki hingga saat ini masih belum ada ada pengobatan yang khusus untuk menyembuhkan DBD. Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Oleh karena itu, dibutuhkan pencegahan yang komprehensif agar kita dapat terhindar risiko DBD parah dan kematian. Pencegahan inovatif vaksin DBD yang saat ini tersedia di Indonesia diperuntukkan bagi kelompok usia 6-45 tahun, dapat diberikan terlepas dari paparan DBD sebelumnya, serta dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat.
Vaksin DBD sendiri merupakan salah satu langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
“Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan. Dengan memberikan perlindungan ‘dari dalam’ kepada seluruh anggota keluarga, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dari risiko DBD parah dan perawatan di rumah sakit,” kata dr Nunki.
Selain itu juga perlu adanya pencegahan dalam menanggulangi permasalahan DBD. Langkah-langkah seperti gerakan 3M Plus sangat membantu dalam meminimalkan risiko melalui pengendalian vektor nyamuk. (mus)