WartaPenaNews, Jakarta– Nama Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion, pasutri seleb mulai
diperhitungkan sebagai pebisnis yang peduli akan lingkungan.
Pasangan muda ini mengaungkan pentingnya menjaga lingkungan, dengan me minimalisasikan penggunaan kemasan plastik melalui Stuja, gerai kopi di Cipete Raya yang baru mereka rintis.
Stuja Coffee, menjadi pesan moral bagi milenial, pebisnis kuliner, dan masyarakat luas bahwa lingkungan Indonesia sudah tercemar oleh beragam limbah, diantaranya plastik kemasan.
Harus ada upaya dan usaha yang berkelanjutan, dengan memulainya dari hal-hal terkecil, dan hal ini bisa dimulai di Stuja Coffee.
Berawal dari rumah, Ditto dan Ayudia sangat terkesan dan menjalankan gaya hidup go green.
“Memulainya dari hal terkecil saja dulu, seperti diet plastik, memilah dan menempatkan sampah sesuai dengan jenisnya, kata Ditto.
Tradisi go green ini pun berlanjut, ketika mereka membesut gerai kopi yang akan dijadikan sumber penghasilan, ketika nanti pensiun dari dunia seni.
Sedotan Bambu Menjadi Incaran Pengunjung
Konsep eco living yang sejalan dengan gaya hidup go green, dihadirkan dari lokasi Stuja, berupa sebuah bangunan lama yang dialih fungsi.
Kemasan plastik atau bahan lain yang tidak ramah lingkungan, digantikan dengan botol berbahan kaca, didisain menarik sehingga pembeli tidak sungkan untuk membawanya.
Konsep recycle pada kemasan botol, memungkinkan pembeli untuk dapat kembali ke Stuja Coffee dengan membawa botol, yang sudah digunakan hingga puluhan kali!
Tak cukup sampai disini, penggunaan sedotan plastik ditiadakan, sebagai gantinya hadir sedotan berbahan bambu.
Kriya kreasi generasi milenial muda ini terbilang unik, dan menjadi “magnet” buat pengunjung. Sebagian, malah sering membawanya pulang.
“Padahal harga sebatangnya 5 ribu rupiah lho!,” imbuh Ditto. “Selain kami, seluruh karyawan Stuja Coffee harus memiliki cara pandang dan gaya hidup yang selaras untuk merawat bumi,” akunya
Ditempat yang sama Ayudia menimpali “Tidak hanya melayani pembeli, mereka juga berperan sebagai public relation yang bertanggung jawab, menularkan gaya hidup sehat kepada pengunjung”.
Menurut Ditto, pelaku kuliner menjadi salah satu kunci sukses gaya hidup hijau. Mereka memiliki peran dan tanggung jawab penting buat pelanggan.
Awalnya meng edukasi konsumen mereka, kemudian berlanjut membatasi penggunaan plastik, finalnya, menghilangkan dan menggantikan dengan kemasan ramah lingkungan. Salah satunya berupa anjuran untuk membawa wadah makanan sendiri.
Kepiawaian Ditto dan Ayudia sebagai pebisnis kopi dengan konsep eco friendly telah membuat banyak orang jatuh hati.
Ditengah kesibukan berkarir, sebagai pekerja seni, dan pebisnis mereka sering diundang oleh instansi pemerintah, sekolah, dan komunitas untuk menebarkan “virus” ecopreneur. Ke depannya akan menjadi kiblat bagi pelaku bisnis kuliner.
Ngopi di Stuja berarti anda sudah berperan menyelamatkan bumi, selain bisa menikmati beragam origin kopi populer Nusantara, diantaranya kopi Gayo dan Java.
Es kopi susu merupakan varian favorit Stuja Coffee, diracik barista dengan aroma khas harum sedap kopi, serta citarasa nikmat.
Teman bersantap yang tepat adalah bolu klasik yang di display di sebuah counter mini di area depan gerai.
Baby Chino Minuman Spesial Anak
Gerai dengan konsep interior senyaman rumah, kerap disambangi oleh keluarga muda.
Konsumen anak-anak pun seringkali tergoda dengan sajian es kopi susu, yang kemudian oleh Ditto dan Ayudia disiasati dengan menghadirkan Baby Chino. Minuman khusus untuk anak-anak, yang tersaji menyerupai kopi. Terbuat dari campuran cokelat dan susu.
Memilih jalur ecopreneur bukan tanpa resiko, karena butuh modal yang sangat besar. Mereka harus menekan harga jual agar lebih ekonomis, melakukan berbagai macam branding, serta meningkatan kualitas sajian, serta layanan.
Mengingat persaingan di bisnis kopi terbilang sangat ketat, di tengah lesunya daya beli serta kejenuhan konsumen seiring maraknya usaha sejenis.
Sebagai pengusaha, kami harus selalu meng-up grade wawasan seputar bahan kemasan non plastik, yang seringkali hadir temuan dan inovasi baru, kata Ditto.
“Berbisnis, sambil melakukan campaign memang tidak mudah, agar tidak galau, kami selalu memulainya dengan ucapan bismillah.
Dan upaya ini merupakan bukti cinta kami untuk buah hati, anak-anak lain, serta masyarakat, dan kearifan budaya suatu bangsa, kata Ditto bijak.
Tips Hidup Selaras Alam ala Ayudia dan Ditto
1. Biasakan untuk membawa wadah makanan dan kantung belanja ramah lingkungan ketika berpergian keluar. Jika keinginan belanja muncul mendadak, berarti anda sudah menjadi bagian dari hidup selaras dengan alam.
2. Support dan dukung pelaku bisnis yang memilih menjadi ecopreneur, ini menjadi sinergi yang apik untuk melanggengkan gaya hidup hijau.
3. Stop membuang makanan, beli atau olah secukupnya. Jika berlebih dan masih dalam kondisi baik, berikan makanan ke tetangga. Berhemat makanan merupakan salah satu ajaran dari gaya hidup hijau.
4. Alihkan moda berkendara menjadi bersepeda untuk jarak 1 km. Berjalan kaki dengan jarak di bawah 1 km, yang disesuaikan dengan kekuatan fisik Anda, serta temperatur suhu.
5. Tularkan “virus” gaya hidup sehat ke orang-orang terdekat dan lingkungan. Lihat dalam waktu 3 bulan saja, hidup Anda menjadi lebih baik dan bermakna. (bud)
