WartaPenaNews, Jakarta – Eropa kini menjadi “pusat” pandemi virus corona, kata kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengimbau upaya yang lebih agresif, mobilisasi komunitas dan pembatasan sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.
“Jangan biarkan api ini terus menerus membakar,” katanya.
Pernyataannya muncul setelah beberapa negara Eropa melaporkan lonjakan kasus infeksi dan kematian. Sejauh ini, Italia melaporkan angka tertinggi per hari.
Angka kematian dalam 24 jam terakhir mencapai 250, dengan total kasus mencapai 1.266 dan kasus terinfeksi mencapai 17.660.
People wearing masks choose vegetables in a supermarket in Madrid, Spain. Photo: 14 March 2020
Reuters
Toko-toko yang menjual kebutuhan dasar di Spanyol akan tetap buka.
Spanyol, negara Eropa terdampak terparah setelah Italia, melaporkan lonjakan angka kematian hingga 50%, atau 120, pada Jumat. Angka terinfeksi sudah mencapai 4.231.
Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan status siaga akan berlaku sejak Sabtu hingga dua minggu mendatang.
Pembatasan di wilayah perbatasan di Eropa mulai diberlakukan demi menahan laju penyebaran wabah.
Mengapa Eropa jadi `pusat`?
Lebih dari 132.500 orang telah didiagnosis positif Covid-19 di 123 negara di seluruh dunia, menurut data WHO.
Angka fatalitas telah mencapai lebih dari 5.000 – angka yang disebut Dr Tedros sebagai “tahapan tragis”.
“Eropa kini telah menjadi pusat pandemi, dengan angka kasus dan kematian yang melampaui jumlah di luar Eropa selain China,” katanya.
Baca Juga: 12 Orang Bakal Calon Kepala Desa Ikuti Tahapan Seleksi
“Lebih banyak kasus kini dilaporkan setiap harinya, lebih tinggi ketimbang angka di China di puncak epidemi.”
Selain Spanyol dan Italia, Perancis telah melaporkan 2.876 kasus dan 79 kematian, naik dari 61 kematian pada Kamis.
Jerman melaporkan 3.062 kasus dan lima kematian. Di Inggris, sudah tercatat 798 infeksi dan 11 kematian. (mus)