5 May 2024 - 21:50 21:50

Industri Fastener Minta Pemerintah Tunda Rencana Kenaikan Tarif Listrik

WartaPenaNews, Jakarta – Ketua Asosiasi Fastener Indonesia Rahman Tamin meminta kepada pemerintah agar meninjau ulang rencana kenaikan tarif dasar listrik. Rencana ini akan sangat berdampak terhadap industri fastener (mur dan baut) dalam negeri di tengah pandemi Covid-19.

“Kenaikan ini akan berakibat terhadap biaya produksi di tengah melonjaknya harga bahan baku baja sebagai material utama yang di pakai saat ini,” ujar Rahman kepada awak media, Selasa (30/6/2021).

Rahman menuturkan, semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia dan khususnya Indonesia, utilisasi industri fastener dalam negeri hanya berkisar di antara 30 – 40 persen. Bahkan sejumlah perusahaan mengambil langkah yang extreme dengan pemutusan hubungan kerja sebagai opsi terakhir.

Padahal, lanjut dia, berbagai langkah effisiensi dan pemangkasan biaya terpaksa juga dilakukan untuk mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Namun sayangnya, upaya itu tidak banyak membantu di sebabkan utilisasi yang rendah.

Hal tersebut disebabkan melambannya pembangunan infrastruktur, sektor konstruksi, properti, otomotif dan industri lainnya, yang diharapkan merupakan pangsa pasar fastener, menimbulkan akibat penurunan permintaan yang drastis di dalam negeri.

“Belum lagi ditambah dengan membanjirnya produk import fastener makin menambah beban industri lokal,” ujar Rahman.

Persoalan ini masih ditambah terjadinya kenaikan bahan material utama yang telah mencapai 100 persen dibanding tahun sebelumnya disertai peningkatan biaya pendukung produksi lainnya.

“Ketergantungan terhadap material impor membuat daya saing industri lokal di pasar global semakin turun dan sulit untuk meningkatkan pasar ekspor karena harga yang tidak kompetitif dan kesulitan bersaing dengan industri sejenis di kawasan Asean serta China,” jelas dia.

Oleh karenanya, rencana kenaikan tarif dasar listrik di saat daya saing produk lokal yang semakin turun sangatlah tidak tepat, karena akan semakin menambah biaya produksi dan akan semakin membuka kesempatan bagi barang impor menguasai pangsa pasar nasional.

“Sudah dapat dipastikan, kinerja industri lokal akan tidak memiliki kesempatan dan peluang ekspor yang dapat menyumbang devisa untuk negara,” sambung Rahman.

Pada akhirnya industri lokal menjadi anak tiri di negaranya. Dan cilakanya devisa bukan mengalir ke dalam negeri melainkan keluar negeri. Pemutusan hubungan kerja akan semakin banyak. (rob)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
4 May 2024 - 12:14
Mal Rabinza di Lebak Hangus Terbakar

WARTAPENANEWS.COM – Kebakaran hebat terjadi di Mal Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza), Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Sabtu (4/5/2024) dini hari. Informasi diperoleh, peristiwa itu terjadi pukul 00.25 WIB.

01
|
4 May 2024 - 11:13
Mayat Pria Ditemukan Tanpa Busana di Perumahan Sukabumi

WARTAPENANEWS.COM – Warga di Perumahan Frinanda, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, digegerkan dengan penemuan mayat pria dalam kondisi telanjang. Kejadian tragis tersebut terjadi di rumah blok B1 Nomor 1

02
|
4 May 2024 - 10:06
Exit Tol Jagorawi Arah Puncak Macet, Contraflow Diberlakukan di KM 44

WARTAPENANEWS.COM – Kemacetan terjadi di exit Tol Jagorawi arah Puncak pagi ini, Sabtu (4/5). Ini disebabkan wisatawan yang akan berlibur ke kawasan Puncak pada weekend. Informasi dari Jasa Marga, kemacetan

03