WartaPenaNews, Bandarlampung – Polisi masih terus melakukan pemeriksaan intensif kepada Alfin Andrian, pelaku penyerangan ulama Syekh Ali Jaber. Sejauh ini, polisi juga belum menemukan bukti bahwa Alfin Andrian memiliki keterlibatan dengan kelompok teroris atau sejenisnya.
“Sampai sejauh ini kita belum menemukan hal kesana ya (kelompok teroris),†ujarnya.
Penyidik masih menggali motif pelaku melakukan penusukan kepada Syeikh Ali Jaber.Informasi awal, kepada polisi yang memeriksanya Alfin mengaku kerap berhalusinasi didatangi Syekh Ali Jaber.
Sehingga ketika mendengar Syekh Ali Jaber berdakwah di dekat rumahnya, Alfin langsung berniat melakukan penyerangan.
“Dia (pelaku) merasa terbayang-bayangi wujud atau fisik Syeikh Ali Jaber, sehingga dia melakukan tindakan (penusukan) tersebut,” ungkapnya. “Itu yang ada di dalam pikiran dia,” jelas Pandra.
Sejauh ini, polisi belum sepenuhnya percaya dengan pengakuan Alfin. “Ini harus sesuai dong antara fakta yang terjadi maupun dari keterangan tersangka kan harus sesuai,†tandas Pandra.
“Kita sudah memeriksa arsip rekam medis hingga mundur empat tahun. Nama yang bersangkutan tidak terdata,†ungkap Kabag Humas RSJ Lampung David kepada Radarlampung.co.id, Senin (14/9).
Menurut dia, informasi dari kepolisian, Alfin pernah berobat ke RSJ, tapi tidak menjalani rawat inap.
“Informasi dari polisi ia pernah ke UGD. Tidak rawat inap. Karena itu kita minta pihak keluarga datang untuk menjelaskan kapan yang bersangkutan pernah berobat. Bisa jadi namanya tidak terdata karena menggunakan nama panggilan,†jelasnya.
David melanjutkan, Minggu malam, pihaknya mendatangi Mapolresta Bandarlampung dan melakukan pemeriksaan awal terhadap Alfin.
“Belum ada kesimpulan, karena baru observasi awal. Bicaranya juga belum fokus. Mungkin karena peristiwa yang dia alami sebelumnya.†katanya. “Untuk mengetahui kondisi kejiwaannya, ia harus dibawa ke RSJ dan menjalani pemeriksaan mendalam,†tegas dia.
Sementara, Syekh Ali Jaber tak percaya pelaku penusukan terhadap dirinya mengidap gangguan jiwa. Menurutnya, Alfian Andrian menyerang dengan sangat terlatih.
Bahkan, Syekh Ali Jaber meyakini bahwa Alfian Andrian merupakan tindakan yang terorganisir. Hal itu dirasakan Syekh Ali Jaber saat pelaku menghujamkan pisau ke arah dirinya.
“Kalau saya tidak bergerak bisa saja pisau itu kena leher atau kepala saya,†terangnya.
Karena itu, ia meminta polisi mengungkap kasus tersebut, termasuk orang yang ikut berperan di belakang pelaku. “Mohon dihukum karena kita negara hukum, jangan main hakim sendiri,” ujarnya.
Ali Jaber juga meminta polisi tak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.
“Saya punya kepercayaan besar sama polisi, jangan disalahgunakan. Selesaikan dengan fokus, selidiki, tenang dan saya akan sabar menunggu keadilan ini,†ujarnya. (wsa)