9 June 2025 - 07:30 7:30
Search

Kata-kata Tabu Ini Haram Diucapkan di Depan Anak

WartaPenaNews, Jakarta - Mengasuh dan mendidik anak tidaklah pekerjaan yang mudah untuk orangtua. Tidak jarang, ada rintangan yang mesti dijumpai dengan arif supaya orangtua tidak salah menentukan, termasuk bab masalah pengucapan.

Ya, orangtua tidak dapat berbicara asal-asalan karena bisa mempengaruhi perubahan anak. Merilis Redbook, ini dia barisan pengucapan yang harusnya tidak dikatakan oleh orangtua terhadap anak.

1. Apa yang salah denganmu?

Disaat beberapa kata ini dikatakan dengan suara berang atau terusik, karena itu bisa membuktikan ada suatu hal yang salah dengan anak itu. Anak akan menginternalisasi dan mempercayainya dan menanyakan pada diri kita apa yang salah.

Menurut Karyl McBride, Ph.D., LMFT, ahli terapis pernikahan dan keluarga, saat anak tidak bisa menemukan jawabannya, karena itu bisa bawa kemusnahan pada dirinya. Mereka dapat berpikir dirinya tidak cukup bagus atau orang jahat. Pemikiran itu sukar untuk di hilangkan seumur hidup kendati dengan terapis.

Anak akan menginternalisasi dan mempercayainya dan menanyakan pada diri kita apa yang salah.

2. Kurang uang untuk membayar tagihan

Banyak orangtua yang terkadang mengalami persoalan keuangan bahkan sampai tidak tahu cara membayar tagihan. Sesulit apa pun keadaan ekonomi, harusnya anak tidak butuh diberitahu. Seseorang psikolog klinis, Brad Klontz mengatakan, menceritakan keadaan ekonomi terhadap anak dapat membuat resah karena berpikir tidak berkapasitas untuk menunjang.

3. Latihan keras memberikan hasil sempurna

Menyemangati anak untuk terus mengupayakan merupakan perihal yang baik. Akan tetapi apabila caranya ucapkan hal tersebut karena itu bisa memberikan banyak tekanan. Anak dapat berpikir jika ia melakukan kekeliruan, karena itu dia tidak berlatih cukup keras dan merasakan ada kekeliruan dalam dirinya.

4. Dapat berubah menjadi apa saja sesuai yang dikehendaki

Orang-tua pasti ingin anak-anaknya memiliki arah besar dalam kehidupan dan butuh mendukung hal tersebut. Namun, jangan selalu mengatakan dirinya dapat berubah menjadi apa pun. Lantaran riset membuktikan hal tersebut dapat bikin anak kejar arah dengan terlalu ambisius hingga bisa beresiko.

Psikolog Erica Reishcher mengutarakan saat orangtua mengatakan terhadap anak-anaknya bisa melakukan apa saja, karena itu dapat mengaburkan peranan penting dari peluang untuk sukses. Seharusnya, ketahui talenta anak dan dorong dia untuk mencapai kemajuan di bidang yang dikuasainya.

5. Mengapa hasil tes tidak selalu bagus

Orang-tua pasti bangga saat anaknya mencapai nilai bagus di sekolah. Mereka akan memuji namun di saat bersamaan bisa pula merobohkan semangat anak. Contoh, “Tes ini dapat bagus hasilnya, mengapa yang yang lain tidak?” Pengucapan sama dengan itu tempatkan anak pada konsentrasi negatif hingga pujian atau apa pun yang bernada positif berubah menjadi tidak bermakna untuk anak.

Tindakan itu sebenarnya membatasi anak untuk membuktikan emosinya.

6. Jangan menangis

Terkadang orangtua merasakan geram saat dengar anak menangis. Tidak jarang mereka memerintah anak diam saat itu pun, bila tidak karena itu akan dikasih hukuman. Tindakan itu sebenarnya membatasi anak untuk membuktikan emosinya.

Walaupun sebenarnya, biarkan anak menangis yakni perihal yang penting untuk membantunya mengetahui perasaan da emosi bahagia, susah, berang, atau apa-pun.

7. Kamu pemalas

Waktu anak tidak pengen mengerjakan suatu hal atau mendapatkan nilai jelek, orangtua terkadang mengatakannya pemalas. Akan tetapi menurut psikolog anak Stacy Haynes, anak sebenarnya tidak malas. Sering, ada alasan yang memicu anak tidak mengerjakan perintah orangtua. Ucapkan kata malas malahan dapat melukai harga diri mereka.

8. Jangan berantem dengan saudara

Pertikaian dan pergesekan dengan saudara yakni perihal yang umum. Pilihannya yakni pengen menangani persolan itu atau tidak.

Orang-tua seharusnya menghindari beberapa kata ‘Jangan berantem dengan saudaramu’ karena tidak dinilai tidak efisien dan bisa bikin anak merasakan ada dibawah kendali orangtua. Pada akhirnya perihal bisa bikin dia bingung dan merasakan tidak meyakini pada dirinya sendiri.

9. Mengapa tidak dapat seperti saudaramu

Pengucapan ini berpotensi sangatlah merusak jalinan keluarga. Anak kemungkinan melakukan tindakan seperti orang asing pada saudara kandungnya karena merasakan iri atau sakit hati dengan pengucapan orangtua. Orang-tua butuh mengaku dan terima realita jika setiap anak berlainan kendati dibesarkan dalam lingkungan dan cara yang sama.

Tiap anak itu unik dan ketaksamaan karakter yakni sisi dari kehidupan.

10. Lainnya dapat

Orang-tua sangatlah tidak diminta untuk memperbandingkan anaknya dengan anak orang. Orang-tua butuh ingat jika setiap anak punyai kapabilitas dan keunggulannya masing-masing. Tiap anak itu unik dan ketaksamaan karakter yakni sisi dari kehidupan.(mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait