WartaPenaNews, Jakarta – Sepanjang Ramadhan, selera kita akan dimanjakan oleh beragam sajian kue klasik yang sebagian sudah jarang dijumpai.
Salah satu variannya adalah dadar gulung yang identik dengan “jajanan pasar” masyarakat Jawa.
Kue yang terbuat dari adonan terigu, yang dimasak dengan cara didadar, menawarkan aroma harum dengan sensasi tekstur lembut yang berpadu dengan rasa manis dan gurih yang nikmat.
Resep klasik menggunakan campuran sari daun pandan dan daun suji. Isinya unti, yaitu kelapa parut kasar, dimasak dengan gula merah, garam, dan, daun pandan.
Negara serumpun Malaysia mengenal sebagai kuih ketayap dan kuih lenggang. Singapura menamakan kuih dadar, Brunai menyebutnya kuih gulung. Surul Appam sebutan masyarakat Sri Lanka untuk jenis kue yang dikelompokkan ke dalam varian crepe.
Inovasi Warna, Isian, dan Cara Melipat
Agar lebih bervariasi digunakan beragam pewarna alami untuk adonan kulit.
Warna hitam menggunakan arang bubuk, ungu dari bunga telang, dan merah dari sari bit atau buah naga merah.
Menggantikan unti, digunakan isian berupa kacang hijau, durian, irisan buah segar yang disetup (dimasak dengan air gula).
Untuk menghadirkan penampilan baru, tehnik menggulung diganti dengan mengikat menyerupai pundi-punding, dilipat berbentuk segiempat dan segitiga, semuanya terbilang inovatif. (bud)
Resep Dadar Gulung Klasik
Bahan kulit: (campur, aduk rata)
125 gr tepung terigu
2 butir telur ayam
265 ml air
1/4 sdt garam.
Bahan Isi: (campur, aduk rata)
225 gr kelapa, (setengah tua), parut kasar
150 gr gula merah, haluskan
50 gr gula pasir
1/4 sdt garam
1 lembar daun pandan, robek dan simpulkan.
Cara Memasak:
Kulit
1. Panaskan pan, oles sedikit minyak. Masukkan adonan 1 sendok sayur kecil, sambil diratakan.
2. Masak matang, angkat.
Isi:
Masak sambil diaduk-aduk hingga gula larut. Angkat.
Penyelesaian:
1. Ambil selembar kulit, masukkan 1,5 sendok makan adonan isi.
2. Gulung, sajikan.
Untuk: 20 buah.
Menu: The Sultan Hotel and Residence
