27 April 2024 - 03:46 3:46

Kunjungi Semarang, Mensos Harapkan KPM bisa Sejahtera dengan Wirausaha

WartaPenaNews, Semarang – Kementerian Sosial terus berupaya menurunkan angka kemiskinan. Salah satu kota dengan angka kemiskinan terendah dari seluruh kota di Indonesia berada di Kota Semarang dengan persentase sebesar 3,98%.

Menurut Menteri Sosial (Mensos), Juliari P Batubara angka tersebut sudah jauh dari angka kemiskinan nasional yang persentasenya sebesar 9,22%.

Dalam kunjungan kerja Menteri Sosial bersama Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung dalam rangka Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako Tahun 2020 di elektronik warung gotong royong kelompok usaha bersama (e-warong KUBE) Mandiri Jaya di Kelurahan Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Mensos menyampaikan meskipun angka kemiskinan terbilang rendah, angka kemiskinan tersebut tetap harus ditekan.

Mensos Sosial berharap jika beliau berkunjung ke kota Semarang lagi, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sudah tidak menerima bantuan namun KPM harus sudah sejahtera.

Untuk dapat sejahtera dilakukan dengan strategi wirausaha bagi para KPM. Untuk KPM yang memiliki wirausaha bagus dan mampu dapat mengajukan pembiayaan melalui bank, program pemerintah, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar.

“Kementerian Sosial diberi tugas oleh Presiden untuk membantu yang sifatnya sementara bagi masyarakat prasejahtera tapi selain itu juga membantu atau berupaya untuk pemberdayaan supaya ekonomi para KPM lebih baik,” jelas Mensos.

Lebih lanjut Dirjen PFM dalam kunjungan tersebut menjelaskan tentang Program Sembako. Menurut beliau tidak mudah untuk menaikkan indeks jumlah bantuan dari Rp110ribu menjadi Rp150ribu karena harus menyesuaikan anggaran.

“Namun sudah menjadi komitmen Menteri untuk dijalankan sesuai dengan arahan Presiden bahwa indeks jumlah bantuan menjadi Rp150ribu setiap KPM per bulan,” jelas Dirjen PFM.

Berkaitan dengan hal tersebut Dirjen PFM melaporkan jumlah penerima manfaat Bantuan Pangan di Provinsi Jawa tengah sebanyak 4.183.935 yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. Untuk Kota Semarang sampai Tahun 2020 sebanyak 41.326 KPM senilai Rp. 6.198.900.000 (Enam Milyar Seratus Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan ratus Ribu Rupiah) per bulan atau Rp. 74.386.800.000,- (Tujuh puluh empat milyar tiga ratus delapan puluh enam juta delapan ratus ribu rupiah) selama 12 bulan.

Dalam kegiatan tersebut hadir 1000 KPM penerima bantuan sosial pangan program Sembako yang berasal dari Kecamatan Semarang Barat. Jumlah e-warong di kota Semarang sebanyak 255 terdiri dari 60 e-warong KUBE, 174 agen BNI 46 dan 21 RPK. Untuk kecamatan Semarang Barat terdapat 30 e-warong terdiri dari 5 e-warong KUBE, 24 agen BNI 46 dan 1 RPK. SDM Pendamping Bantuan Sosial Pangan kota Semarang sebanyak 18 orang yang terdiri dari Supervisor 1 orang, Korteks/Korda 1 orang dan Pendamping Sosial Bantuan Sosial Pangan Kecamatan 16 orang.

Selanjutnya dalam kegiatan tersebut, Dirjen PFM Bersama Menteri Sosial meninjau e-Warong KUBE Mandiri Jaya.

Dirjen PFM mengingatkan kepada pengelola e-Warong untuk bahan pangan lain berupa buah-buahan yang dijual di e-warong diupayakan agar menjual buah-buahan lokal.

“Jika yang dijual buah-buahan lokal keuntungan dari penjualan tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar,” jelas Dirjen PFM.

Baca Juga: AJI, IJTI, PWI dan LBH Pers Menilai Pemerintah Ingin Campur Tangan Lagi soal Pers

Selain itu, e-warong Mandiri Jaya juga menyediakan beras, telur, ikan lele, daging ayam, buah pir, tahu, tempe, kacang hijau dan sayuran yang nanti penyalurannya akan disaksikan oleh bapak Menteri Sosial.

Laba 2 Juta Setiap Bulan

Sejak 2017 lalu, Siti Sofiah bersama sembilan anggotanya mengelola E-Warong Kube Mandiri Jaya yang terletak di Jalan Pusponjolo Selatan 219 RT 02 RW 05, Bojongsalaman, Semarang Barat.

Kesibukan itu dijadikannya sebagai pekerjaan sampingan di balik profesi utamanya sebagai buruh cuci pakaian.

“Lumayan ada pemasukan tambahan,” ujarnya.

Usaha E-Warong Kube Mandiri Jaya miliknya bergerak di bidang toko kelontong dan sembako.

Ia merupakan mitra binaan BNI yang sudah menjadi agen 46 sebagai penyalur BPNT dengan kelolaan 300 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Modal awal yang diperolehnya seniali Rp 30 juta digunakan untuk membangun toko, membeli perelalatan dagang, serta kulakan produk.

Rata-rata penghasilan bersih yang didapat Rp 2 juta/bulan, kemudian dibagikan kepada semua anggota. Selain KPM, ia juga melayani konsumen umum dengan pembayaran tunai.

“Supaya jumlahnya lebih bernilai, jadi dibagikan satu tahun sekali. Setiap orang rata-rata mendapat Rp 1,5 juta/tahun,” ujarnya.

Untuk setiap kilogram sembako yang dijual, Siti Sofiah mengambil keuntungan Rp 1.000. Masing-masing anggota menjaga warung secara bergiliran.

Ia berharap E-Warong bisa berkembang, sehingga mampu mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sekarang.

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
26 April 2024 - 18:53
Sharp Indonesia Umumkan Pemenang Program Sharp Lovers Day-Sharp Fiestapora

WARTAPENANEWS.COM –  Kampanye penjualan besutan Sharp Indonesia bertajuk Sharp Lovers Day – Fiestapora telah berakhir akhir Maret 2024 lalu. Sukses dilaksanakan sejak tujuh tahun silam, Sharp Lovers Day hadir guna

01
|
26 April 2024 - 12:10
Usai Dicekoki Ekstasi & Sabu, Remaja di Hotel Senopati Meregang Nyawa

WARTAPENANEWS.COM – Polisi menyebut remaja berusia 16 tahun yang tewas di salah satu hotel kawasan Senopati, Jakarta Selatan, sempat dicekoki beberapa jenis narkoba. "Baik korban yang meninggal atau pun hidup,

02
|
26 April 2024 - 11:12
Imbas Kebrutalan Israel, Begini Suasana Kota Hantu di Palestina

WARTAPENANEWS.COM – Belum ada tanda tanda kapan Israel akan menghentikan kekejaman yang mereka lakukan di tanah Palestina. Mereka tidak saja menghilangkan puluhan ribu nyawa, menghancurkan gedung, membatasi ibadah umat Islam

03