WartaPenaNews, Jakarta – Lembaga Dakwak Islam Indonesia (LDII) menilai SDM Indonesia yang diperlukan adalah SDM yang berkemampuan mendayagunakan SDA berbasis daerah vulkanik yang termasuk di dalamnya material yang diperlukan untuk keperluan pengembangan teknologi digital. Selanjutnya, SDA tropis, dan SDA kelautan, pantai, dan pesisir.
“SDM yang berkemampuan mendayagunakan jenis-jenis SDA seperti itu yang perlu dikembangkan di Indonesia,†kata Ketua LDII Prasetyo Soenaryo saat jumpa pers di DPP LDII soal Peluang dan Tantangan 2020 : Menuju Indonesia Bermartabat di Jakarta, Senin (30/12/2019).
Dalam acara jumpa pers ini hadir Ketua DPP LDII lainnya yaitu Chriswanto Santoso dan Iskandar Siregar .
Persoalan Indonesia Abad XXI, lanjut dia, harus diselesaikan dengan cara-cara abad XXI. Misalnya dunia pertanian maka harus dikembangkan pertanian abad ke XXI. Begitula transportasi maka SDM perlu dikembangkan SDM berkemampuan teknologi mobil listrik.
Dalam pendidikan, LDII tellah mencanangkan program Tri Sukses yaitu mewujudkan generasi penerus yang alim faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri di semua pondok pesantren dan lembaga pendiddikan LDII.
Sementara itu di bidang energi, lanjut dia, LDII mendukung dan mendorong percepatan dalam mewujudkan energi terbarukan. Untuk itu, perlu konsistesi kebijakan dan kejelasan regulasi dalam pengembangan energi terbarukan.
Dalam bidang pangan, sambung dia, LDII mencatat isu yang perlu diselesaikan adalah masalah swasembada pangan. “Harapan ke depan tidak lagi mengimpor pangan dari luar negeri,†tambahnya.
LDII mendorong warganya untuk berinovasi dan kreatif mengupakan swasembada pangan. Selain itu LDII mendorong petani menggunakan teknologi tepat guna , manajemen pertanian dan penggunaan bibit unggul yang berkelanjutan.
LDII mendorong perlunya peningkatan kualitas SDM berciri ke Indonesiaan. Untuk itu, bahasa Indonesia memerlukan peningkataka penggunaaan, perawatan, dan pengembangan yang baik dan benar sejak dini sampai dewasa. Selanjutnya, untuk mengatasi persoalan miskin belajar atau learning poverty maka pendidikan harus diarahkan pada terbangunnya budaya dan semangat belajar seumur hidup atau long life learning.
“Setelah terbangun semangat belajar bersamaan itu harus dibangun kemampuan membaca. Dari test PISA diketahui kemampuan baca pelajar Indonesia perlu ditingkatkan serius, kemampuan membaca merupakan syarat untuk belajar apapun,†katanya. (cim)