4 July 2025 - 02:46 2:46
Search

Mampu Atasi Keganasan Covid-19, China Pakai Teknologi Canggih

WartaPenaNews, Jakarta – Pembicaraan soal penanganan virus Corona di China tak terlepas dari pembicaraan soal teknologi canggih.

Robot diperbantukan mengantar makanan di rumah sakit, adanya kamera yang bisa mengenali wajah dan mengukur suhu tubuh, atau drone yang memaksa karantina dan penutupan wilayah.

Namun, bagaimana dengan teknologi tersembunyi mereka?

China memiliki sistem pengawasan canggih yang bisa melacak warga negara mereka, baik secara daring maupun luring. Dan, sistem ini terbukti sangat efektif selagi pandemi.

Jaringan pengawasan terhadap warga ini telah beberapa dekade dibangun oleh Partai Komunis China. Selama ini mereka selalu dikritik di seluruh dunia karena hal itu.

Namun ketika dunia sedang dicengkram oleh Covid-19, beberapa negara mencoba melihat model China sebagai jawaban.

Wuhan kendurkan `lockdown` saat dunia berperang lawan Covid-19
Bagaimana nasib studi mahasiswa Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan?
Virus corona: Dua jurnalis warga yang membagi foto dan situasi dramatis Kota Wuhan menghilang

Lalu Singapura, Israel, Iran, Taiwan dan Rusia mengadopsi sebagian atau keseluruhan metode yang dipakai China untuk memanfaatkan kekuatan data.

Lebih banyak lagi negara yang diperkirakan akan mengikuti.

Baca Juga: Corona Masuk Lapas, Kok Bisa?

Penduduk meninggalkan jejak data lewat KTP

Lalu bagaimana sistem pengawasan di China menghasilkan data dan apa kegunaannya saat-saat terjadinya pandemi?

Ini dimulai dari kartu tanda pengenal atau kartu identitas nasional. Warga membutuhkan kartu tanda pengenal nasional ini untuk melakukan segala sesuatunya di China.

Mulai dari membeli telepon genggam hingga menggunakan aplikasi tertentu, warga China akan meninggalkan jejak data yang bisa dilacak hingga ke KTP mereka.

Mengawasi penduduk melalui telepon genggam dengan penanda warna

Di wilayah yang diberlakukan penutupan, data lokasi telepon digunakan untuk mengawasi pergerakan manusia dan memaksakan jam malam.

Jika seorang pasien harus dikarantina, petunjuk lokasi geografis (geo location) di telepon mereka akan memberi peringatan kepada pemerintah seandainya orang ini keluar dari tempat karantinanya.

Lokasi data telepon juga digunakan untuk memetakan secara persis tempat-tempat yang dikunjungi seseorang selama dua minggu terakhir sebelum didiagnosa.

Gabungan dari analisa manusia dan analisa komputer bisa menentukan siapa saja yang mungkin terinfeksi oleh mereka.

Jika pasien ini naik kereta dan berpeluang menginfeksi orang, pesan teks akan dikirimkan melalui sebuah aplikasi yang digunakan banyak orang untuk memberi peringatan adanya risiko penularan.

Setiap orang diberi kode QR berwarna, tergantung risiko yang mereka miliki. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait