10 May 2024 - 03:42 3:42

Masyarakat Diimbau Jangan Berkeliaran di Jalan, Covid-19 Bisa Tinggi

WartaPenaNews,  Jakarta – Angka kematian di Indonesia akibat COVID-19 semakin mengkhawatirkan. Tercatat, hingga Jumat 27 Maret 2020, jumlah pasien positif corona atau COVID-19 sudah mencapai 1046 kasus, 46 dinyatakan sembuh, dan jumlah yang meninggal menjadi 87 orang.

Indonesia pun disebut sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian tinggi dengan persentase mencapai 8 persen. Lalu, adakah cara untuk menekan angka kematian yang tinggi di Indonesia, akibat virus corona ini?

Dekan Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, turut menyoroti tentang hal ini. Menurutnya, untuk menekan tingkat kematian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama masyarakat yang masih bandel terhadap imbauan untuk tetap di rumah.

“Kita melihat Jakarta masih ramai, saya melihat di beberapa persimpangan masih banyak orang. Jakarta ini adalah episentrumnya COVID-19 Indonesia. Artinya, kalau masyarakat masih ada di jalan, kasus ini makin meningkat dan beban kerja rumah sakit, dokter-dokter bertambah berat,” ujarnya saat Konferensi Pers Daring #FKUIPeduliCovid19, Jumat 27 Maret 2020.

Menurut Ari, hal itu berakibat ketika ada kasus-kasus yang perlu penanganan khusus, dikarenakan rumah sakit sudah penuh, akhirnya pasien tidak dapat ditangani dengan baik. Hal itu perlu jadi perhatian.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Masyarakat Diminta Tunda Pulang Kampung

“Kemudian masih banyak orangtua yang positif, artinya dia tertular. Oleh karena itu diingatkan lagi, orangtua untuk di rumah saja, umur di atas 60 tahun karena mereka berisiko. Apalagi kalau mereka punya penyakit penyerta, seperti kencing manis, stroke, jantung, tolong ditekankan,” lanjut dia.

Selain itu, pengadaan ventilator juga tak kalah penting. Karena ketika pasien membutuhkan ventilator tapi kembali lagi rumah sakit penuh dan ventilator tidak ada, ini akan berujung pasien tidak tertangani dengan baik. Maka dari itu, dua poin itu harus diperhatikan pemerintah dan mesti ada perbaikan.

“Sekarang sudah ada Wisma Atlet, artinya untuk kasus-kasus ringan bisa ditangani. Paling tidak, mudah-mudahan ini bisa mengurangi beban rumah sakit rujukan. Tapi sekali lagi, ketika masyarakat masih ada di jalan, berapapun ruangan, fasilitas yang disediakan untuk pemerintah untuk kasus-kasus ringan, ini tidak akan cukup,” tutur Ari. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
9 May 2024 - 16:32
Helm Keramat Berusia 2.500 Tahun Ditemukan

WARTAPENANEWS.COM – Helm logam berusia 2.500 ditemukan di situs arkeologi Gomile, Kroasia. Meski ditaksir sudah berumur ribuan tahun, kondisi helm itu masih sangat bagus. Melansir Live Science, Kamis (9/5/2024), para

01
|
9 May 2024 - 16:15
Ilmuwan China Menciptakan Virus Mutan Ebola

WARTAPENANEWS.COM – Ilmuwan China telah merekayasa virus mengandung Ebola di laboratorium. Hasilnya, virus tersebut bisa menimbulkan gejala mengerikan saat menginfeksi dan membunuh hamster. Virus mutan Ebola ini diciptakan oleh para

02
|
9 May 2024 - 15:39
Usai Pesta Miras, Pemuda di Bogor Tusuk Emak-emak

WARTAPENANEWS.COM – Polisi telah menaikkan status hukum pemuda berinisial T yang melakukan penusukan kepada emak-emak di Kota Bogor. Kini, T sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka. "Sudah dinaikan menjadi tersangka," kata

03