wartapenanews.com – Detik-detik menjelang hari raya Idul Adha, harga sapi di Kabupaten Gunungkidul melonjak drastis. Dalam 3 hari terakhir, harga sapi mengalami kenaikan yang cukup signifikan sekitar Rp 4 hingga Rp 7 juta.
Kepala Bagian Pasar Dinas Perdagangan Gunungkidul Wasana menuturkan, mendekati Idul Adha ini jumlah pengunjung dan transaksi di pasar hewan baik Siyonoharjo Playen ataupun Munggi Semanu mengalami kenaikan signifikan dibanding pasaran sebelumnya. Pihaknya memperkirakan ada kenaikan 70 persen dibanding pasaran sebelumnya.
“Di Pasar Hewan Siyono Harjo dan Munggi mengalami peningkatan luar biasa dibanding kemarin,”terangnya, Jumat (8/7/2022).
Menurutnya isu penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini sudah tidak terlihat dampaknya. Terlebih pemerintah sudah melakukan penanganan dengan baik sehingga PMK bisa terkendali penularannya tidak sebanyak daerah lain.
Kenaikan transaksi dan pengunjung sudah nampak sejak dua pasaran ini atau sejak 5 hari terakhir. Namun demikian, keramaian saat ini masih kalah jika dibanding dengan sebelum isu PMK menghantam peternakan dan jual beli hewan di Gunungkidul.
“PMK sudah melandai dan tidak ada hewan yang terindikasi lagi,” tambahnya.
Peningkatan pengunjung dan permintaan ini tentu juga mengakibatkan kenaikan harga jual hewan kurban. Ia mencontohkan untuk sapi yang sebelumnya di harga Rp 19 atau Rp 20 Juta kini dijual mulai dari Rp 24 hingga 26 juta. Namun sapi di atas Rp 20 Juta sudah mengalami kenaikan hingga Rp 7 jutaan.
Namun, lanjut Wasana, harga yang terjadi saat ini sebenarnya masih lebih rendah dibanding dengan harga sebelum isu PMK melanda. Dia mencatat ada selisih lebih rendah sekitar 2-3 persen dibanding ketika sebelum PMK.
“Sapi yang banyak dicari adalah jenis metal, benggolo dan Jawa. Tergantung dananya,” terang dia.
Wasana mengakui isu PMK memang berdampak pada penurunan transaksi dan harga hewan di Gunungkidul. Ia memperkirakan ada penurunan sekitar 30 persen jumlah transaksi kali ini dibanding dengan sebelum PMK. (mus)
