8 May 2024 - 07:47 7:47

Menuju Tatanan Baru Masyarakat Peduli dan Bijak Kelola Sampah Rumah Tangganya

WartaPenaNews, Jakarta  – Di Indonesia, timbunan sampah pada 2020 telah mencapai 67,8 juta ton per tahun, diperkirakan meningkat 5 % setiap tahunnya dari jumlah ini.

Pulau Jawa menghasilkan sampah plastik 88,17% yang diangkut ke TPA dan sisanya berserakan mengotori lingkungan. Pemerintah menargetkan angka pengurangan sampah hingga 30% pada tahun 2025, diiringi dengan dicanangkannya berbagai regulasi dan gerakan yang menegaskan pentingnya kolaborasi dari semua pihak, untuk ikut andil dalam mengurai permasalahan sampah.

Hal ini dipaparkan pada acara Webinar “Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia” yang diselenggarakan PT Unilever Indonesia, Tbk.

Erik Armundito, S.T.,M.T.,Ph.D, Perencana Madya pada Direktorat Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan, “Peran individu dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan target nasional penanggulangan sampah, termasuk sampah plastik.

5 hal agar terjadi peeubahan sosial dan perilaku masyarakat adalah:

1. Peraturan perundangan dan turunannya yang mengatur tentang pengelolaan dan pengolahan sampah hulu ke hilir.

2. Peningkatan pemahaman terhadap masyarakat dengan berbagai cara seperti sosialisasi, pendampingan, kampanye, pelatihan, hingga berkunjung ke sekolah-sekolah.

3. Tokoh Panutan
Mereka yang memiliki komitmen terhadap pengelolaan sampah seperti wakil rakyat, tokoh agama, tokoh masyarakat, public figure.

4. Penyediaan fasilitas-fasilitas pengelolaan sampah yang merata dan mudah diakses.

5. Penegakan hukum, ini menjadi hal terpenting dan merupakan gong dari kesemuanya.

Erik berharap agar pelaku usaha yang seluruh produknya menggunakan kemasan plastik, senantiasa mawas diri untuk memikirkan penggunaan kemasan alternatif yang ramah lingkungan.

Penting untuk mencari cara-cara kreatif guna mengedukasi masyarakat secara langsung diantaranya menghadirkan produk dalam kemasan curah/refill. Masyarakat yang berbelanja harus membawa sendiri wadahnya.

Selain upaya kreatif lainnya seperti mengolah kembali kemasan bekas menjadi produk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari, seperti payung, tas, tikar, dompet dlsbnya yang memperhatikan aspek estetika dari desain dan jahitan.

Unilever harus menjadi role model untuk memberikan pelatihan, konsultasi serta bersedia membeli hasil kreasi masyarakat tersebut. ”

Lifestyle Baru Bijak Mengelola Sampah

Dr. Yosefina Anggraini, S. Sos, M.Si., Antropolog dan Pengajar LPEM FEB UI menyampaikan, “Perilaku masyarakat terhadap sampah dapat dipahami melalui pendekatan matrealisme budaya dari Marvin Harris.

Untuk dapat membangun sebuah kebudayaan bijak sampah dibutuhkan tiga komponen yang saling berkaitan yaitu Infrastruktur, Suprastruktur dan Struktur yang berkaitan erat dengan industri.

“Di masa sekarang, industri merupakan kunci perekonomian masyarakat, namun juga menghasilkan sampah. Dalam komponen infrastruktur, industri menggunakan teknologi yang mendukung kelestarian ekologi dan populasi manusia. Suprastruktur mencakup beragam ide, gagasan, cara pandang ketika manusia harus hidup berdampingan dengan sampah.

Masyarakat dapat menentukan apakah sampah akan terus diposisikan sebagai lawan dan ancaman yang membahayakan, atau sebaliknya sampah dilihat sebagai sahabat karena memberikan manfaat.

Diperlukan dukungan dari struktur, yaitu organisasi untuk meregulasi dan menata pengelolaan sampah, menerapkan perilaku bijak sampah sebagai nilai budaya baru dalam keseharian.

Aspek sosiologi untuk bijak mengelola sampah plastik dapat dilakukan dengan banyak pendekatan, diantaranya regulatif dan insentif. Tapi harus didahului dengan membangun kultur bijak sampah plastik, yaitu kesadaran individual untuk mengubah persepsi mengenai sampah plastik, serta peran mereka untuk mengatasi masalah tersebut, “katanya.

Dr. Arie Sujito, S. Sos, M. Si., Sosiolog dan Pengajar FISIPOL Universitas Gadjah Mada menerangkan, “Kemampuan mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan menjadi penanda peradaban. Ini menjadi tantangan bersama.

Masyarakat harus mengubah persepsi mengenai lingkungan, bahwa lingkungan harus dijaga agar kualitas kehidupan tetap baik. Penting cara pandang baru, bahwa sampah plastik bukan hal yang menjijikkan, melainkan bagian dari keseharian. Jika dikelola dengan bijak dapat meningkatkan kualitas hidup.

Kebiasaan memilah, membersihkan lalu mendaur ulang menjadi produk, patut didukung pengusaha agar masyarakat kian bersemangat dan kreatif. Foto: Istimewa

Perilaku seseorang dalam ilmu psikologis dapat terlihat, jika tidak memiliki kepedulian terhadap sampah biasanya kurang memiliki empati, “ujarnya.

Tara de Thouars, BA, M. Psi., Psikolog Klinis menjelaskan, “Bertanggung jawab terhadap sampah adalah langkah kebaikan sederhana namun berdampak besar. Harus dimulai dari motivasi, sehingga apa yang dilakukan memiliki tujuan dan arti.

Perbuatan bijak dalam mengelola sampah akan berdampak positif bagi diri dan lingungan. Perlu didukung serta dipertahankan dengan self reward yang dapat menjadi dorongan bagi seseorang untuk mengubah perilakunya secara jangka panjang.” (bud)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
6 May 2024 - 12:17
Rafah Diserang Israel, 19 Warga Gaza Tewas

WARTAPENANEWS.COM – Israel menyerang Rafah di selatan Gaza pada Minggu (5/5). Aksi Israel adalah tindakan balas dendam atas serangan roket sayap militer Hamas yang menewaskan tiga tentara IDF. Menurut pejabat

01
|
6 May 2024 - 11:14
Pagi Tadi, Gunung Semeru Kembali Erupsi

WARTAPENANEWS.COM – Gunung Semeru yang terletak di Lumajang "batuk" pagi ini, Senin (6/5). Gunung tersebut memuntahkan kolom abu setinggi 700 meter dari atas puncaknya. "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari

02
|
6 May 2024 - 10:16
Ada Tumpahan Oli, Jalan Juanda Depok Macet Parah

WARTAPENANEWS.COM – Jalan Juanda dari arah Cisalak ke arah Margonda, Depok, macet parah tadi pagi, Senin (6/5) sekitar pukul 08.00 WIB. Ada tumpahan oli jalan dekat Pesona Square Mal. Pantauan

03