WartaPenaNews, Jakarta – Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Anton Tabah Digdoyo mempertanyakan peryataan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang menyatakan TNI akan menghadapi pihak yang mencoba mengganggu jalanya Pemilu 2019 dan keutuhan NKRI.
Menurutnya, pihak yang ditengarai akan mengacaukan jalannya Pemilu sudah sejak lama muncul. Indikasi itu tergambar dengan mencuatkan berbagai isu, seperti jutaan DPT siluman, ribuan E-KTP yang tercecer, E-KTP ganda, WNA Cina yang bisa mendapatkan E-KTP, masuknya jutaan WNA Cina ke Indonesia hingga orang gila yang memiliki hak suara.
“Panglima harus bisa menjelaskan siapa yang akan kacaukan Pemilu. Maksudnya apa?. Ini bicara pada siapa?,” kata Anton ketika dimintai tanggapannya, Rabu (10/4/2019).
Kata Anton, seharusnya dari semua indikasi yang muncul dapat disikapi sejak dini oleh TNI. Bukan justru baru sekarang Panglima melontarkan peryataan.
Rakyat hanya ingin proses Pemilu bisa berjalan dengan benar, jujur, dan adil sesuai dengan aturan dan undang-undang. Bukan justru sebaliknya, ingin mengacaukan jalannya demokrasi lima tahunan.
Ia menambahkan, bahwa TNI harus pastikan para penyelenggara pemilu tak diperalat oleh petahana. Jika hak ini sampai terjadi, Anton menganggap tindakan ini berpotensi mengacaukan Pemilu.
Agar proses demokrasi bisa berjalan dengan aman, Anton bilang, seluruh jajaran TNI hingga ke daerah harus bersikap netral.
“TNI harus menjaga kedaulatan rakyat hak pilih rakyat jangan sampai dicurangi oleh siapapun, Presiden sekalipun,” tandas Anton mantan Jendral Polri yang telah delapan kali ikut tangani Pemilu.
Sebelumnya beredar rekaman video Panglima TNI Jenderal TNI Hadi Tjahyanto bersama paa jajarannya. Pada video yang viral itu Panglima menyatakan akan menghadapi pihak manapun yang mencoba mengacaukan Pemilu dan menganggu keutuhan NKRI.
Panglima juga menegaskan bahwa TNI bersama rakyat dan bersikap netral pada Pemilu yang akan dilaksanakan pada 17 April mendatang. (rob)