WartaPenaNews, Jakarta – Ditengah kepanikan kita menghadapi epidemi virus corona yang mengancam kelangsungan roda perekonomian,pemerintah jangan sampai lengah juga untuk mempersiapkan kebutuhan pokok pangan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2020. Secara khusus di provinsi DKI Jakarta dimana pasokan pangan hampir 98% di supply dari luar Jakarta baik lokal maupun
import.
Dalam situasi seperti ini pemerintah pusat dan provinsi DKI Jakarta harus cermat
melakukan perhitungan terlebih Jakarta merupakan barometer stabilisasi harga pokok
pangan.Daerah2 pemasok pokok pangan ke Jakarta seperti Jabar, Jateng, Jatim, Sumut dan
daerah lainnya pasti juga akan melakukan perhitungan yang sangat hati hati dengan
mengutamakan kebutuhan daerahnya,jika surplus baru akan di pasok ke Jakarta.
Dalam hal ini pemerintah pusat harus peka dan memberikan kebijakan khusus akan kebutuhan pokok
pangan di Jakarta dan sekitarnya menjelang bulan ramadhan dan Idul Fitri 2020.
Bulan ramadhan tinggal 1,5 bulan lagi,berbagai kebutuhan pokok pangan seperti ; beras,gula
pasir,minyak goreng,telur ayam.daging sapi,kerbau dan ayam,tepung,bawang merah dan
bawang putih,cabe,buah buahan sampai susu dan makanan olahan sudah harus dalam
kondisi mencukupi dan siap mensupply pasar. Diharapkan 10 hari sebelum memasuki bulan
ramadhan semua bahan pokok tersebut sudah pada posisi tersedia di gudang dan setiap saat
siap disupply kebutuhan pasar.
Hal ini untuk menjaga psikologi pasar bahwa stok berlimpah sehingga tidak menimbulkan gejolak harga dan mengantisipasi oknum yang ingin menimbun untuk mencari keuntungan berlebihan.Dari data yang diberikan oleh Bulog dan PT. Tjpinang Food Station bahwa khusus beras stok di Jakarta aman karena saat ini tersedia 323 ribu ton,artinya kalau beras tidak perlu dikawatirkan. Tapi pokok pangan tidak hannya beras bagaimana yang lain sudah kah dijamin sudah cukup,ini menjadi pertanyaan besar.
Baca Juga: Dr. Suhardi Somomoeljono., SH,. MH; Advokat Harus Mampu Bersaing di Pasar Global
Sebagai referensi bahwa penduduk Jakarta pada malam hari berjumlah lebih kurang 10juta
jiwa dan siang hari berjumlah 12,5 juta jiwa,kebutuhan pokok pangan dalam kondisi normal
dan menjelang ramadhan dan Idul Fitri sangat berbeda dan hari hari biasa. Berikut data
kebutuhan pokok pangan per hari di Jakarta yang kami himpun dari berbagai sumber sbb;
No. Jenis Pokok Pangan Kebutuhan per hari
1 Beras 1.895 Ton
2 Gula Pasir 188 Ton
3 Minyak Goreng 380 Ton
4 Telur Ayam 228 Ton
5 Daging Sapi/ Kerbau 165 Ton
6 Daging Ayam 1.000 Ton
7 Tepung 834 Ton
8 Bawang Merah 68 Ton
9 Bawang Putih 52 Ton
10 Cabai 243 Ton
11 Buah – Buahan 1.000 Ton
12 Sayur – Mayur 1.177 Ton
13 Ikan 566 Ton
Kebutuhan pokok pangan diatas adalah pada kondisi konsumsi normal,jika menjelang hari hari
besar keagamaan seperti bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini akan meningkat 200 hingga
300%, ini yang harus diwaspadai dan diantisipasi. Jika memang komoditi pokok pangan diatas
tidak dapat dipasok lokal maka jalan satu satunya adalah impor. Dalam hal ini Kementerian
Pertanian dan Perdagangan harus segera duduk bersama menyamakan angka untuk selanjutnya
membuat kebijakan. Jika harus impor harus segera memberikan izin agar barang/komoditi
tersebut sampai di tanah air tepat waktu. Dalam kondisi seperti ini,pasar sangat sensitif
termasuk masyarakat selaku konsumen. Jangan sampai harga bergejolak baru ada kebijakan
impor sudah sangat terlambat dan untuk memulihkan psikologi pasar butuh waktu dan biasanya
masyarakat kita tidak peduli dengan hal tersebut.
Kuota Khusus untuk DKI Jakarta
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Perdagangan sudah saatnya
memberikan kuota khusus kepada Pemprov DKI Jakarta akan berbagai kebutuhan pokok yang
harus di impor. Selama ini BUMD pemropv DKI Jakarta PT. Tjipinang Food Station yang
selalu gencar melakukan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga tidak pernah mendapat
keistimewaan atau fasilitas khusus disamakan dengan importir swasta,ini sangat
dilematis.Untuk menjamin ketersediaan berbagai kebutuhan pokok pangan menjelang bulan
ramadhan dan Idul Fitri tahun ini seperti ; gula,daging kerbau,bawang putih,tepung dll sudah
saatnya PT. Tjipinang Food Station mendapat kuota khusus dan izinnya sudah harus diberikan
segera agar proses impornya segera berjalan.
Dua minggu terakhir ini harga gula di Jakarta dan sekitarnya sudah mulai meranjak naik, ini semua karena pasokan sudah mulai tersendat,ini salah satu komoditi yang sudah harus mendapat perhatian.Kita tidak mau nantinya jika terjadi gejolak harga saling menyalahkan bahkan yang dituduh mulai dari importir sampai pedagang yang bermain. Pasar tidak pernah bohong,teori ekonominnya sangat sederhana, demand dan supply. Jika demand dan supply seimbang harga stabil akan tetapi jika tidak seimbang ya bergejolak.Hannya memang karakter para pejabat kita tidak mau disalahkan dan mengakui kesalahan atau kelalaian jika terjadi gejolak karena takut kehilangan jabatan.
Sebagai asosiasi pedagang pasar kita berharap agar tahun ini tidak terjadi gejolak harga pokok
pangan ditengah keseriusan kita melawan epidemi Convid 19,jangan lagi ditambah beban
masyarakat akan terjadinya gejolak harga pokok pangan. Presiden Joko Widodo agar
memonitor kinerja para Menteri yang terkait dengan permasalahan ketersediaann harga pokok
pangan. Presiden jangan ragu untuk melakukan evaluasi,jika pada kenyataannya tidak mampu
menjaga stabilisasi harga. Sesuai dengan janji pak Presiden saat membentuk kabinetnya butuh
menteri yang inovatif,produktif, pekerja keras cepat mengambil keputusan dan mengeksekusi
program. (*)