WartaPenaNews, Jakarta – Kenaikan harga minyak dunia sejak awal tahun lalu telah membuat produsen minyak dan gas melakukan penyesuaian harga terhadap bahan bakar minyak yang diproduksinya. Sejumlah produsen migas asing pun sudah menyesusuaikan harga tak terkecuali di Indonesia.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, di tengah situasi seperti sekarang ini, produsen migas dalam negeri Pertamina justru belum melakukan penyesuaian harga BBM. Padahal berdasarkan Kepmen ESDM No. 62 Tahun 2020 memungkinkan Pertamina untuk melakukan penyesuaian harga.
“Ini membuktikan bahwa Pertamina masih ingin membantu masyarakat di tengah pandemi Covid 19 dan situasi perekonomian yang belum tumbuh. Kemungkinan Pertamina masih akan bertahan hingga akhir bulan ini untuk tidak menaikkan harga BBM,†ujar Mamit ketika dimintai komentarnya, Senin (24/5/2021).
Sebelumnya Menteri ESDM telah menerbitkan regulasi melalui Permen ESDM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima atas Permen ESDM Nomor 34/2014. Pada aturan itu sebutkan bahwa badan usaha dibebaskan untuk menaikkan harga BBM nonsubsidi.
Dengan demikian kenaikan harga BBM non subsisi tidak lagi memerlukan izin pemerintah, tetapi hanya bersifat laporan.
Menurut Mamit, kenaikan harga minyak dunia berdampak terhadap harga BBM Pertamina. Apalagi sejumlah SPBU milik asing seperti Shell, BP, dan Vivo sudah menyesuaikan harga jual BBM-nya.
“Sementara Pertamina diperkirakan masih melakukan kajian kenaikan harga khususnya harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah,†sambungnya.
Dalam melakukan perhitungan harga BBM, Pertamina mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 187K /10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Kata Mamit, dengan tidak melakukan kenaikan harga BBM saat ini Pertamina menanggung beban yang cukup berat. “Mereka sudah teriak tapi mereka juga melihat kondisi saat ini,†tambah Mamit.
Perhitungan lainnya, Pertamina tidak ingin menimbulkan gejolak sosial jika harga BBM dinaikan. “Pertamina masih bertahan mencoba bertahan dengan kondisi yang ada. Sambil mengikuti perkembangan mata uang dunia dan harga minyak dunia,†pungkas Mamit. (rob)