WarataPenaNews -Â Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menyayangkan terjadinya kejadian pecahnya ban pesawat udara Dimonim Air PK-HVL, tipe a/c : C208B punya PT Marta Buana Kekal di Bandar Udara Mulia di Pucak Jaya, Papua, pada Sabtu (17/8/2019).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti mengatakan, insiden ini supaya jadi pelajaran penting buat para operator penerbangan untuk tingkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan pada pengguna layanan transportasi udara.
“saya menyarankan pada semua operator penerbangan untuk tingkatkan 3S + 1C (service, securty, service and compliance). Sebab hal tersebut yang paling utama,” tegas Polanan di Jakarta, Minggu (18/8/2019).
Berkaitan kejadian tergelincirnya pesawat Dimonim Air, Polana menambahkan, saat ini faksi Ditjen Hubud Kemenhub melalui Otoritas Bandar Udara Daerah X sedang melsayakan pengaturan dengan aparat keamanan.
Mengenai urutan insiden, pada saat 03.30 UTC / 12.30 WIT, pesawat bawa sekitar 9 penumpang, pada pukul 01:45 UTC, pesawat Demonim Air pada saat datang pesawat keluar dari runway 27 ke samping kiri landasan yg menyebabkan roda depan pesawat itu masuk dalam selokan sedalam 50 cm.
Waktu insiden pesawat keluar runway bisa disaksikan dari tower Lapangan terbang Mulia, setelah itu para petugas lapangan terbang (AVSEC dan PKP-PK) ke arah ke TKP untuk menolong evsayaasi penumpang dan pilot, semua dalam keadaan selamat saat di evsayaasi.
Saat kejadian, Lapangan terbang Mulia sudah sempat ditutup tetapi pada jam 15.20 WIT dibuka untuk penerbangan dari Nabire ke arah Mulia melalui Lapangan terbang Sugapa yg bawa teknisi dan perlengkapan untuk suport pertolongan evsayaasi pesawat.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2020 mendatang berencana untuk melsayakan renovasi Lapangan terbang Mutiara Sis Al-Jufrie di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Secara dana, perbaikan lapangan udara itu memakan biaya Rp 400 miliar yang berasal dari utang Asian Development Bank (ADB).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah sebelumnya sudah melsayakan proses perbaikan susunan di Lapangan terbang Mutiara Sis Al-Jufrie, dengan biaya sebesar Rp 30 miliar.
“Jadi susunan utama itu sudah diperbaiki secara baik. Kita sudah habiskan Rp 30 miliar untuk recovery terkait dengan susunan,” tutur ia di Lapangan terbang Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah, seperti diambil Minggu (11/8/2019).
Seterusnya, dia melanjutkan, Kemenhub sudah mendapatkan utang dana dari ADB sebesar Rp 400 miliar untuk melsayakan perbaikan lapangan terbang pada tahun depan.
Pencapaian dana itu separuhnya akan digunakan untuk menguatkan susunan lapangan udara hingga lebih tahan getaran gempa bumi.
“Nah itu diperlukan dana yang agak banyak. Kita akan alokasi untuk di sini Rp 200 miliar, dan di air side Rp 200 miliar,” jelas Menhub Budi.
Mengenai tersisa anggaran Rp 200 miliar dikatakannya akan dipergunakan untuk perpanjang landasan picu (runway) sampai 2.500 meter, hingga dapat tingkatkan nilai Pavement Classification Number (PCN) dari 50 jadi 80.
Ia selanjutnya membidik, semua proses perbaikan Lapangan terbang Mutiara Sis Al-Jufrie dapat dilsayakan cuma dalam tempo 1 tahun saja, atau selesai pada 2021. “(Sasaran usai?) Kurang lebih 1 tahun realisasinya, jadi tahun 2021 pertengahan usai,” ujarnya.(mus)
