WartaPenaNews, Jakarta – Banyak prajurit Angkatan Darat AS tak bisa menggunakan TikTok di ponsel punya pemerintah mengejar ketetapan untuk melarang penggunaan aplikasi itu.
Langkah titu dilakukan ditengah-tengah kecemasan kalau aplikasi video asal China itu bisa membahayakan keamanan nasional atau bisa digunakan untuk mengubah atau mengamati penduduk AS.
“Ini dianggap sebagai intimidasi dunia maya,” tutur juru bicara Angkatan Darat AS, Letnan Kolonel Robin Ochoa, dseperti dilansir The Verge.
Baik Angkatan Laut ataupun Departemen Pertahanan telah mengingatkan tentang penggunaan TikTok awal Desember 2019. Sebelumnya, Angkatan Laut mengingatkan anggotanya untuk tidak mengambil aplikasi itu, dan menghapusnya dari perangkat punya pemerintah jika sudah diinstal.
Departemen Pertahanan pula berikan pedoman terhadap karyawannya untuk waspada aplikasi yang didownload, memonitor ponsel pada teks-teks yang tidak biasa dan tidak disuruh, dan segera menghapusnya, dan meniadakan TikTok untuk menghindari paparan pada informasi pribadi.
TikTok ada dibawah pengawasan Komite Investasi Asing AS (CFIUS), setelah anggota parlemen mengucapkan pengumpulan bukti-bukti pada Oktober untuk melihat apa pemerintah China bisa kumpulkan data pengguna atau mengendalikan konten yang disalurkan.
Senator Tom Cotton (Partai Republik) dan senator Chuck Schumer (Partai Demokrat) mengatakan kalau TikTok berpotensi untuk digunakan dalam penentuan biasa dan untuk membungkam para pendemonstrasi Hong Kong.
Dalam sebuah pengakuan Oktober lalu, TikTok mengatakan tidak akan meniadakan konten sekalinya disuruh oleh Pemerintah China, dan tidak akan melakukannya di saat depan.
TikTok menambahkan kalau mereka menaruh data pengguna AS di AS (dengan cadangan di Singapura), sampai-sampai tidak harus penuhi hukum di China.
ByteDance, bertindak sebagai pemilik TikTok, pula menolak laporan yang menuturkan kalau perusahaan itu sedang menjajaki penjualan sahamnya di TikTok mengejar tekanan yang bertambah yang dijumpai di AS. (mus)
