27 April 2024 - 01:37 1:37

Putin Ancam Tempatkan Nuklir Taktis di Belarus

wartapenanews.com –   Pernyataan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin menarik perhatian dunia. Putin berencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Bagaimana kekuatan senjata ini? Apakah benar-benar memiliki efek dahsyat nuklir atau hanya gertak sambal saja?

Seperti diberitakan sebelumnya, Putin menyatakan akan mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarus sebagai respons atas pasokan senjata dari Barat ke Ukraina. Terakhir Putin berang dengan rencana Inggris mengirimkan depleted uranium ke Ukraina.

Putin, dalam sebuah wawancara yang dirilis menjelang siarannya di televisi pemerintah Rusia, Minggu (26/3/2023), memberikan rincian baru dari rencana yang pertama kali dia ajukan tahun lalu untuk menempatkan senjata Rusia di Belarus, sekutu dekatnya.

Dia mengatakan, 10 pesawat tempur Belarusia telah dipasang untuk membawa senjata nuklir Rusia, dan fasilitas penyimpanan hulu ledak akan siap pada 1 Juli. Putin mengklaim pengerahan senjata sudah mendapat persetujuan dari Presiden Belarus, Alexander Lukashenko.

“Amerika Serikat telah melakukan ini selama beberapa dekade,” kata Putin, bersikeras bahwa rencananya tidak berbeda dengan praktik penempatan senjata nuklir Amerika di negara-negara sekutu – sebuah pernyataan yang tentu saja ditolak oleh pejabat Barat.

Rusia telah menyimpan senjata nuklir taktisnya di depot khusus di wilayahnya, dan akan memindahkan sebagian gudang senjatanya ke fasilitas penyimpanan di Belarusia. Tindakan ini akan meningkatkan taruhan dalam konflik Ukraina dengan menempatkannya lebih dekat ke pesawat dan rudal Rusia yang sudah ditempatkan di sana.

Pejabat Barat mengutuk pernyataan Putin sebagai tidak bertanggung jawab. Namun, senjata yang rencananya akan dipindahkan Putin ke Belarus bukanlah senjata nuklir strategis maupun rudal balistik antarbenua, yang disebut-sebut bisa mengakhiri kehidupan di bumi. Mengutip CNN, senjata nuklir taktis berukuran lebih kecil, tetapi kuat dan dapat digunakan di medan perang.

Senjata nuklir taktis berbeda dengan senjata nuklir strategis yang menakutkan seperti yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki yang mengakhiri Perang Dunia Kedua. Senjata nuklir taktis memiliki hulu ledak nuklir kecil dan dengan sistem pengiriman yang dapat digunakan di medan perang atau untuk serangan terbatas.

Kekuatan senjata jenis ini, meskipun ada kata nuklir, namun kurang kuat dibandingkan senjata nuklir strategis. Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk menghancurkan target musuh di area tertentu tanpa menyebabkan kehancuran yang meluas dan minim efek radioaktif. Karena itu senjata nuklir taktis kadang-kadang disebut sebagai ‘nuklir kecil’.

Mengutip Britannica, Amerika Serikat mulai mengembangkan hulu ledak nuklir ringan pada 1950-an. Salah satu perangkat pertamanya adalah hulu ledak W-54, yang daya ledaknya bervariasi dari 0,1 hingga 1 kiloton (1 kiloton adalah gaya yang setara dengan 1.000 ton TNT). Sebagai perbandingan, bom atom yang dijatuhkan di Jepang pada Perang Dunia II menghasilkan 15 dan 21 kiloton.

W-54 adalah hulu ledak utama yang digunakan pada senapan recoilless nuklir Davy Crockett, peluncur hulu ledak portabel yang diawaki oleh seorang tentara. Davy Crockett dapat mengirimkan hulu ledak ke target hingga 2,5 mil jauhnya.

Di era 1960-an, Angkatan Laut dan Marinir AS berkolaborasi dalam pengembangan perangkat nuklir taktis yang disebut Munisi Pembongkar Atom Khusus (SADM). Proyek tersebut melibatkan dua orang awak untuk terjun payung dari pesawat yang membawa hulu ledak portabel mirip dengan W-54. Awak akan menempatkan senjata di pelabuhan atau target lain yang dapat dijangkau melalui laut. Mereka kemudian akan berenang ke kapal kecil yang menunggu di lepas pantai untuk menjemput mereka. Perangkat nuklir akan meledak setelah kru dengan aman keluar dari area ledakan.

Selama Perang Dingin, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet memproduksi dan mengerahkan puluhan ribu senjata nuklir taktis. Itu termasuk peluru artileri nuklir, rudal antipesawat nuklir, dan peluru antitank nuklir. Namun, tidak ada yang pernah digunakan dalam pertempuran.

Untuk menghancurkan target kecil, amunisi konvensional modern ternyata bisa sama efektifnya dengan senjata nuklir taktis ini. Satu-satunya keuntungan senjata nuklir dalam situasi taktis adalah bahwa satu hulu ledak dapat digunakan sebagai pengganti banyak bahan peledak konvensional. Selain itu, tidak satu pun dari negara adidaya yang mau mengambil risiko melancarkan perang nuklir habis-habisan dengan menggunakan senjata nuklir taktis. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
26 April 2024 - 18:53
Sharp Indonesia Umumkan Pemenang Program Sharp Lovers Day-Sharp Fiestapora

WARTAPENANEWS.COM –  Kampanye penjualan besutan Sharp Indonesia bertajuk Sharp Lovers Day – Fiestapora telah berakhir akhir Maret 2024 lalu. Sukses dilaksanakan sejak tujuh tahun silam, Sharp Lovers Day hadir guna

01
|
26 April 2024 - 12:10
Usai Dicekoki Ekstasi & Sabu, Remaja di Hotel Senopati Meregang Nyawa

WARTAPENANEWS.COM – Polisi menyebut remaja berusia 16 tahun yang tewas di salah satu hotel kawasan Senopati, Jakarta Selatan, sempat dicekoki beberapa jenis narkoba. "Baik korban yang meninggal atau pun hidup,

02
|
26 April 2024 - 11:12
Imbas Kebrutalan Israel, Begini Suasana Kota Hantu di Palestina

WARTAPENANEWS.COM – Belum ada tanda tanda kapan Israel akan menghentikan kekejaman yang mereka lakukan di tanah Palestina. Mereka tidak saja menghilangkan puluhan ribu nyawa, menghancurkan gedung, membatasi ibadah umat Islam

03