WartaPenaNews, Jakarta – Saat ini muncul wacana layak atau tidak masa jabatan presiden diperpanjang jadu tiga periode.
Rocky Gerung menilai pihak yang mewacanakan ide penambahan masa jabatan presiden hingga tiga periode tidak memahami demokrasi.
“Soal konstitusional atau tidak, ini urusan DPR saja. Tinggal ganti satu frasa saja, selesai masalahnya,â€kata dia dalam webinar Political and Public Policy Studies (P3S) bertajuk “Jabatan Presiden 3 Periode : Konstitusi atau Inkonstitusional?, Kamis (11/3/2021).
Rocky menambahkan, ada tapinya, pertanyaan berikutnya yang tidak akan selesai jawabannya adalah ini demokratis atau tidak? Jadi pertanyaannya bukan konstitusional atau tidak. Tapi demokratis atau tidak.
“Kalau kita kembali ke asal kata konstitusi, seharusnya kekuasaan itu dibikin lebih pendek semaksimal mungkin. Karena power tends to corrupt. Sebetulnya demokrasi itu menghendaki ada sirkulasi elite. Itu intinya. Supaya bisa terjadi sirkulasi maka periode kekuasaan harus sependek mungkin. Periode kedua itu sebetulnya hanya bonus saja,â€.
Rocky menilai tiga periode masa jabatan presiden justru bertentangan dengan ide demokrasi. Memang aturannya bisa bisa direvisi di DPR. Tapi etikanya sudah hilang karena prinsipnya hanya untuk memperpanjang kekuasaan.
Secara gamblang, Rocky Gerung menyebut usulan tersebut dungu. “Dungu cara berpikir demokrasinya, dia enggak ngerti apa yang diusul,†ujarnya. (rob)
