WartaPenaNews, Jakarta – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Februari, menjadi momentum untuk mengurangi sampah, khususnya sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga yang terbilang cukup besar.
Bentuk Dukungan Indonesia Bebas Polusi Plastik 2040
Untuk mengurangi penggunaan plastik pada sebagian produknya, Unilever Indonesia kemudian menghadirkan inovasi Refill Station pertamanya di Saruga Pack-free Store, Bintaro.
Upaya ini untuk mendukung pemerintah Indonesia wujudkan ‘Indonesia Bebas Polusi Plastik di Tahun 2040’
Nurdiana Darus, Head of Corporate Affair & Sustainability Unilever Indonesia menyampaikan,”Sampah plastik masih menjadi masalah besar dunia, termasuk Indonesia. Unilever percaya, bahwa hal ini akan dapat diatasi, jika semua pihak saling bahu membahu dan berkolaborasi. Proyek ujicoba Refill Station yang hari ini, Selasa (25/2/2020), kami perkenalkan adalah bagian dari upaya kami, dalam memberikan pilihan kepada konsumen yang ingin menggunakan produk kami. Sekaligus mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai.”
Nomer 2 Terburuk Dari China
Riset McKinsey and Co bersama Ocean Conservancy menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar ke dua dunia, setelah China.
Baca Juga: Tak Hanya Advokat, Sekarang Jaksa dan Polisi Bisa Gunakan e-Litigasi
Laporan Bank Dunia 2019 memaparkan dari 3,2 juta ton sampah plastik yang dihasilkan Indonesia setiap tahunnya, 87 % dibuang ke laut.
Dari sisi regulasi, Indonesia telah memiliki beragam aturan untuk menjaga lingkungan hidup agar tetap asri. Diantaranya Undang-Undang No.18 / 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Undang-Undang No. 32 / 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Setiap jam, Indonesia bisa memproduksi 7.300 ton sampah setara dengan 175.000 ton per hari, atau mencapai 64 juta ton per tahun. Bila tidak ditangani, diprediksi 71,3 juta ton sampah akan menimbun Indonesia di tahun 2025!.
Sudah tentu, upaya untuk membebaskan Indonesia dari sampah plastik, pengimplementasiannya harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah, produsen plastik, pengusaha ritel dan konsumen.(bud)
