wartapenanews.com -Â Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menyembunyikan bukti ribuan orang tewas di Mariupol. Tuduhan itu disampaikan Zelensky usai Rusia melarang masuk konvoi kemanusiaan ke Mariupol.
“Alasan mengapa kami tidak bisa masuk ke Mariupol dengan kargo kemanusiaan justru karena mereka takut … bahwa dunia akan melihat apa yang terjadi di sana,” kata Zelensky dikutip dari AFP, Kamis (7/4).
“Saya pikir ini adalah tragedi di sana, ini neraka, saya tahu itu bukan puluhan, tetapi ribuan orang, orang yang berbeda, yang terbunuh di sana dan ribuan lainnya terluka,” tambah Zelensky.
Meski begitu, Zelensky meyakini upaya Rusia untuk menyembunyikan bukti tersebut tidak akan berhasil. Ia mencontohkan yang terjadi di Bucha.
Di kota yang baru direbut kembali oleh Ukraina itu ditemukan banyak korban tewas. Ukraina menyebut korban merupakan warga sipil. Selain itu juga ada kuburan massal.
“Mereka tidak akan bisa menyembunyikan semua ini dan mengubur semua orang Ukraina yang meninggal dan terluka. Jumlahnya hanya seperti itu, ribuan orang, tidak mungkin disembunyikan,” kata Zelensky.
Konvoi Evakuasi Diblokir Rusia
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan sebuah konvoi evakuasi menuju kota terkepung Mariupol ditahan oleh pasukan Rusia. Konvoi itu diperintahkan untuk berbalik arah.
Konvoi tujuh bus yang didampingi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah ditahan pada hari Senin (4/4) di Mangush, sebuah kota yang dikuasai Rusia di sebelah barat Mariupol. Setelah proses negosiasi, tim tersebut dibebaskan dan diperintahkan untuk kembali ke Zaporizhzhia.
“Terlepas dari janji kepemimpinan mereka, pasukan pendudukan (Rusia) tidak mengizinkan siapa pun pergi ke Mariupol,” kata Vereshchuk dalam sebuah pernyataan di Telegram, dikutip dari CNN.
“Para penjajah memblokir jalan perwakilan Komite Palang Merah Internasional di Mangush. Mereka dibebaskan tadi malam setelah negosiasi dan dikirim ke Zaporizhzhia,” tambahnya. (mus)