wartapenanews.com – Sebagai Dairian, Romy Mardiani mengaku baru hijrah menetap di Dairi 3 tahun belakangan mengikuti suami Dr. Eddy KA Berutu yang bertugas sebagai Bupati Dairi.
Dari kesibukan kota Jakarta yang sangat padat dan telah memberi warna hidupnya hingga setengah abad, kemudian beraktivitas di pelosok kota Kabupaten nan cantik, tentu hadir pergesekan. Dengan olah jiwa, Romy berhasil melabuhkan cinta ke kota ke dua dalam hidupnya.
Mengaku sangat bersyukur, masih diberi kesempatan untuk menikmati panorama indah Kota Dairi beserta produk alamnya, dari serangkaian atraksi pariwisata yang sangat mengagumkan. Tanggung jawabnya sebagai Ketua TP PKK dan Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi, ia turut andil memajukan industri pariwisata, seni dan budaya Dairi.
Dalam interaksinya bersama para perempuan hebat Tanah Dairi, Romy menorehkan pengalamannya tersebut ke dalam jurnal harian.
“Setiap hari, kala beraktivitas serta berinteraksi, saya seolah menemukan energi baru dari semangat juang perempuan Dairi.
Mereka pejuang sejati yang bercerita melintas zaman sambil merawat tradisi adiluhung, menjaga serta melestarikan budaya.
Kiprah perempuan yang dapat menikmati hidup dalam kesederhanaan, mampu membuat saya malu hati. Tiga tahun berada dalam circle perempuan Dairi, telah menggugah jiwa dan semangat saya untuk menjadi perempuan Indonesia yang memberi arti kepada sesama dan ibu pertiwi, diawali dengan keluarga inti terlebih dahulu.
Dari Jurnal Harian yang kemudian dibuat menjadi sebuah buku “my dear DAIRI” Kisah Penenun dan Petani Kopi, diharapkan mampu menginspirasi banyak kaum perempuan di kota besar serta generasi milenial, bahwa hidup sederhana dengan menjaga filosofi serta budaya, tentu akan lebih berarti dan memberi makna.
Sidek Situmorang, perempuan dari Desa Tolu merupakan role model perempuan Dairi yang inspiratif.
Kisah nyata petani kopi yang ditinggalkan suami begitu saja, serta harus kehilangan dua anak terkasihnya yang wafat mampu membuat banyak pembaca terharu.
Buku Kisah Inspiratif Perempuan Dairi oleh Romy Mariani Eddy Berutu. Foto : Wartapenanews.com
Berbekal semangat, serta nasihat agama, perempuan yang matanya nyaris buta ini kemudian bangkit. Ia satu dari ratusan perempuan petani kopi yang sukses menghantarkan citarasa sedap Kopi Sidikalang ke berbagai belahan dunia.
Perempuan hebat lainnya adalah Nurpina Sidjabat. Beliau adalah perempuan sepuh yang menjaga ulos Silalahi Silahisabungan lestari hingga kini.
Usia dan tangan rentanya tak mampu menghentikan semangat, untuk terus menenun benang kasih bagi keindahan dunia.
Ia meratapi umurnya yang cepat sekali menua, padahal semangat menenunnya masih membara.
Selama 54 tahun menenun, ia mengaku terharu manakala ulos polang-polang karyanya diberikan dan diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo, Presiden RI pertama yang datang ke Dairi.(mus)
