WartaPenaNews, Afganistan – Afghanistan mulai menerbitkan lagi paspor untuk warga negaranya terhitung mulai Selasa, (5/10) . Untuk mengurus paspor. Mereka datang sehari setelah Taliban mengumumkan untuk mengaktifkan lagi layanan penerbitan dokumen perjalanan tersebut.
Kantor layanan paspor Afghanistan sempat ditangguhkan selama beberapa bulan sejak sebelum Taliban berkuasa. Fakta itu menyebabkan terhambatnya upaya ratusan ribu warga Afghanistan yang kemudian berusaha melarikan diri setelah negara jatuh ke tangan Taliban, 15 Agustus 2021.
Alam Gul Haqqani, penjabat Kepala Kantor Imigrasi Taliban, Selasa (5/10) di Kabul, mengatakan akan menerbitkan hingga 6.000 paspor per hari, seperti dilaporkan Washington Pos. Taliban juga siap merilis 25.000 lebih paspor baru yang sebelumnya telah diproses.
Ketika ribuan orang berbondong-bondong ke bagian layanan dokumen perjalanan di kantor imigrasi, petugas Taliban memukul mundur orang-orang guna menjaga ketertiban. Taliban berencana mengeluarkan paspor pada Sabtu (10/10) dan belum menerima permohonan atau pengajuan baru.
Paspor akan terus diterbitkan atas nama pemerintah sebelumnya, Republik Islam Afghanistan. Hal itu karena hingga saat ini tidak ada negara yang secara resmi mengakui Taliban sebagai Pemerintah Afghanistan yang sah. Taliban mengubah nama negara itu menjadi Emirat Islam.
Pembukaan kembali layanan paspor terjadi saat Taliban sedang berjuang untuk menata kembali negara yang kini menghadapi kekurangan sumber daya. Banyak warga Afghanistan berpendidikan tinggi juga telah melarikan diri setelah Taliban berkuasa, 15 Agustus lalu.
Dalam dua bulan terakhir, bagian layanan paspor Taliban telah menerima setidaknya 170.000 berkas permohonan baru. Seorang juru bicara Taliban sebelumnya mengatakan, warga Afghanistan berpendidikan tinggi dilarang meninggalkan negerinya.
Menurut juru bicara itu, mereka harus tetap tinggal karena sekarang â€waktunya bagi mereka bekerja bagi negaraâ€. Seorang pejabat Barat mengatakan, Taliban telah mengizinkan warga dengan visa yang sah untuk bebas meninggalkan Afghanistan.
â€Tidak ada batasan siapa saja yang dapat mengajukan pengurusan paspor,†kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban, Qari Saeed Khosti, dalam konferensi pers di Kabul.
Anggota Taliban berdiri di gerbang ketika orang-orang menunggu dokumen permohonan paspor setelah Taliban mengumumkan pembukaan kembali layanan pembuatan paspor, di luar kantor Imigrasi di Kabul, 6 Oktober 2021.
Khosti mendesak mantan pejabat pemerintah dan profesional untuk tetap bertahan dan bekerja karena negara telah berbuat banyak bagi mereka. Peran mereka dibutuhkan dalam membangun kembali Afghanistan.
Warga Afghanistan pemegang paspor sah, hingga kini juga menghadapi kesulitan meninggalkan negaranya. Afghanistan berada di urutan terakhir dalam Henley Passport Index 2021 berdasarkan jumlah tempat yang dapat dikunjungi pemegang paspor tanpa harus mendapatkan visa.
Afghanistan berada di tempat terbawah selama hampir 16 tahun terakhir. Terlebih setelah banyak kedutaan besar asing pindah ke luar negeri semenjak Taliban merebut kekuasaan pertengahan Agustus lalu.
Warga Kabul, Najia Aman, mengatakan bahwa dia sangat senang mendengar dibukanya kembali layanan penerbitan paspor. Dengan pembukaan layanan itu, seorang anggota keluarganya dapat pergi ke Pakistan untuk menjalani perawatan medis.
Duta Besar Pakistan untuk Afghanistan Mansoor Ahmad Khan mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa negaranya hanya dapat memproses visa dengan paspor yang sah. Adapun â€perpanjangan paspor adalah masalah Afghanistanâ€.
Anggota Taliban duduk di luar kantor pelayanan paspor setelah Taliban mengumumkan pembukaan kembali layanan pembuatan paspor di Kabul, 6 Oktober 2021.
Tidak jelas apakah warga Afghanistan di kota-kota lain di luar Kabul bisa dengan mudah mengajukan dokumen perjalanan kali ini. Banyak kantor imigrasi daerah rusak dalam pertempuran selama pengambilalihan oleh Taliban, kata seorang penduduk Provinsi Helmand, yang berbicara tanpa menyebut nama karena karena takut akan pembalasan.
â€Mungkin sekarang baru di Kabul saja orang bisa mendapatkan paspornya,†kata orang tersebut, mengisyaratkan pelayanan di kota lain belum dilakukan.
Khosti mengatakan, Taliban juga mengizinkan beberapa perempuan karyawan di Kementerian Dalam Negeri untuk kembali bekerja sehingga mereka dapat memproses dokumen yang diajukan oleh wanita yang mengajukan paspor.
Dia mencatat, bagaimanapun, pegawai perempuan akan datang ke kantor dengan melewati pintu masuk yang terpisah dari pegawai laki-laki. â€Tidak ada pegawai laki-lai yang berhak melakukan biometrik (cek) atau pekerjaan paspor lainnya pada seorang wanita,†tambah Haqqani.(mus)